6 Perusahaan Tambang Nikel Terbesar di Indonesia!

Uji Agung Santosa

23 Agustus 2023

IMIP menjadi salah satu perusahaan nikel terbesar di Indonesia (imip.co.id)
IMIP menjadi salah satu perusahaan nikel terbesar di Indonesia (imip.co.id)

Nikel merupakan salah satu komoditas tambang yang sangat menjanjikan. Berdasarkan perkiraan International Energy Agency, permintaan nikel di pasar global semakin meningkat seiring munculnya tren energi baru terbarukan atau EBT.

IEA memprediksi bahwa permintaan nikel untuk kebutuhan teknologi energi bersih akan berkembang hingga 20 kali lipat dari 2020 hingga 2040.

 

Tak heran jika harga nikel di pasar global memperlihatkan kenaikan yang memberi dampak positif bagi harga patokan mineral atau HPM nikel di Indonesia.

Dengan tren positif ini, harga nikel di bursa perdagangan LME atau London Metal Exchange menunjukkan kenaikan. 

Kabar ini tentu membawa angin sejuk bagi perusahaan nikel di negeri ini. Lalu apa saja perusahaan nikel terbesar di Indonesia? 

Perusahaan Nikel Terbesar di Indonesia

Ilustrasi pertambangan nikel (123rf.com)
Ilustrasi pertambangan nikel (123rf.com)

Indonesia merupakan negara yang mempunyai cadangan nikel terbesar di dunia. Data tahun 2022 menunjukkan bahwa cadangan nikel di negara ini mencapai 21 juta metrik ton. Angka tersebut bukan sesuatu yang mengejutkan karena tiga penghasil nikel terbesar di dunia semuanya berada di Indonesia.

Baca juga: Inilah Daftar Saham Nikel Indonesia Tahun 2023

Sebesar 90% cadangan nikel di Indonesia berada di Sulawesi Tenggara, Selatan, Utara, dan Tengah serta Maluku Utara. Semakin penasaran dengan perusahaan tambang nikel terbesar di sini? Berikut enam produsen nikel terbesar di Indonesia!

1. PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP)

PT Indonesia Morowali Industrial Park berdiri sejak 2013 di Sulawesi Tengah, tepatnya di Blok Bahodopi. Perusahaan ini merupakan produsen nikel, carbon steel dan stainless steel. Industri pendukung IMIP meliputi produksi coal power plant, silicon, kapur, chrome, kokas, bandara hingga pelabuhan.

Kawasan industri IMIP merupakan kawasan kerjasama antara Indonesia dan Tiongkok; Indonesia diwakili oleh BintangDelapan Group, sedangkan Tiongkok diwakili oleh Tsingshan Steel Group.

Tsingshan Steel Group merupakan perusahaan bidang pengolahan nikel terbesar di dunia. Sebagai yang terbesar, perusahaan ini telah menguasai teknologi pengolahan yang maju serta modern.

Sebelum bergabung dengan PT Indonesia Morowali Industrial Park, Tsingshan telah memiliki 3 unit produksi nikel pig iron berkapasitas 2 juta ton dan stainless steel sebesar 3,4 juta ton. Kerjasama mereka membangun smelter feronikel pertama, PT Sulawesi Mining Investment, di Morowali, berkapasitas 300 ribu ton setiap tahunnya.

Prestasi IMIP sebagai perusahaan nikel terbesar di Indonesia tak perlu diragukan. Sejak 2018 lalu IMIP bahkan telah menguasai separuh produksi nikel olahan di negeri ini. Dengan hasil itu, IMIP menjadi perusahaan pengolahan nikel terbesar se-Asia Tenggara yang sebelumnya diduduki oleh PT Vale Indonesia. Pada 2021 lalu, perusahaan tambang nikel terbesar di Indonesia ini telah menguasai 50% produksi hilir nikel.

Saham IMIP dipegang oleh beberapa perusahaan, yang terbesar adalah Shanghai Decent Investment Group sebesar 49,69%. Posisi kedua pemegang saham dipegang oleh PT Bintang Delapan Investama dengan besar 25,31%. Memiliki 25% lebih saham IMIP, Bintang Delapan Group mengeluarkan modal dasar sebanyak US$40 juta. Lanjut di posisi pemegang saham ketiga adalah PT Sulawesi Mining Investment dengan total 25%.

Kesuksesan yang diraih PT Indonesia Morowali Industrial Park atau IMIP memberi dampak positif bagi perekonomian daerah. Investasi di kawasan industri nikel tersebut meningkatkan pendapatan asli daerah yang signifikan. Perekonomian Kabupaten Morowali bahkan mendapat dana bagi hasil tahun 2022 hingga Rp600 miliar.

2. PT Vale Indonesia

Sebelum digeser oleh PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), PT Vale Indonesia Tbk. atau PTVI (INCO) adalah juaranya di pertambangan nikel. Perusahaan ini sekaligus menjadi yang produsen nikel pertama di Indonesia karena sudah berdiri sejak 25 Juli 1968. INCO beroperasi di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Tengah, tepatnya di Blok Sorowako.

Bukan hanya di Blok Sorowako karena PT Vale Indonesia juga punya beberapa wilayah tambang, yaitu Blok Sua Sua di Kabupaten Kolaka Utara, Blok Pomalaa di Kolaka dan Kolaka Timur, serta Blok Bahodopi di Morowali dan Luwu Timur. Bersama Zhejiang Huayou Cobalt Co., Ltd, perusahaan ini bekerjasama dalam megaproyek groundbreaking pada November 2022.

Baca juga: Kinerja Saham NICL: Emiten Tambang dan Mineral Nikel

Pada tahun yang sama, PT Vale Indonesia Tbk. mencatat angka volume produksi sebesar 60.090 MT. Bukan hanya itu karena di awal tahun 2022, kinerja emiten INCO mengalami kenaikan. INCO mencatat pendapatan sebesar Rp8,3 triliun, naik sebesar 38% dari tahun 2021.

Akhir semester i-2023, PT Vale Indonesia Tbk. membukukan kenaikan laba bersih sebesar 12 persen dibandingkan periode yang sama di tahun lalu; menjadi US$168,5 juta.  Begitu pun dengan kenaikan pendapatan menjadi US$659 Juta, naik 17% dibandingkan tahun lalu pada periode yang sama.

3. PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM)

Perusahaan nikel terbesar di Indonesia berikutnya adalah PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM). Perusahaan ANTM tidak hanya fokus pada produsen nikel, tetapi juga mengeksplorasi, mengolah, melakukan pemurnian, dan pemasaran dari mulai bijih, feronikel, emas, bauksit, perak, batubara dan logam mulia lainnya.

ANTM terkenal pula sebagai emiten produsen emas yang terdiversifikasi dan terintegrasi. Tahun 2022 lalu, ANTM berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp3,82 triliun, naik 105% persen dari tahun 2021.

Kenaikan ini diikuti pula oleh catatan penjualan tahun 2022 yang mencapai Rp45,93 triliun, naik 19% dibanding tahun 2021. Hingga kuartal I tahun 2023, perusahaan ini kembali mencatatkan kenaikan laba berjalan perusahaan yang mencapai Rp1,66 triliun, lebih besar 13% dari periode yang sama di tahun lalu, yaitu Rp1,47 triliun.

4. PT Ifishdeco Tbk. (IFSH)

Ifishdeco.
Ifishdeco.

PT Ifishdeco Tbk. termasuk sebagai salah satu perusahaan nikel terbesar di Indonesia yang bergerak di bidang pertambangan bijih mentah nikel. Selain itu perusahaan yang terdaftar di pasar bursa dengan kode IFSH ini juga fokus pada pengembangan, eksplorasi dan penjualan nikel. Berbasis di Sulawesi Tenggara, IFSK mencatatkan penjualan bersih di tahun 2021 yang cukup besar, yaitu Rp906,25 miliar dan laba bersih mencapai Rp159,07 miliar.

Angka laba bersih yang didapat perusahaan mengalami kenaikan di tahun 2022 menjadi Rp199,18 miliar. Pada awal tahun 2023, Ifishdeco mencatatkan laba bersih yang kurang memuaskan, yaitu Rp20,4 miliar, turun dari periode yang sama di tahun lalu yang berhasil mendapatkan laba bersih sebanyak Rp36,6 miliar.

5. PT Resource Alam Indonesia Tbk. (KKGI)

PT Resource Alam Indonesia Tbk. adalah salah satu perusahaan tambang nikel terbesar di Indonesia yang jadi incaran para investor. Di tahun 2023, perusahaan ini mulai melakukan ekspansi produksi nikel di beberapa kawasan di Sulawesi Tenggara dengan target produksi 600 ribu ton.

Pada kuartal I-2023, PT Resource Alam Indonesia Tbk. (KKGI) mencatatkan kinerja luar biasa dengan berhasil menggandakan top line dan bottom line. Dalam waktu tiga bulan, perusahaan ini bisa meraih pendapatan sebanyak US$ 85,50 juta atau jika dirupiahkan menjadi Rp1,2 triliun. Besarnya pendapatan ini meroket sebesar 104,4% dibandingkan periode yang sama di tahun lalu.

6. PT Makmur Lestari Primatama (MLP)

PT Makmur Lestari Primatama (MLP) bergerak dibidang pertambangan mineral, khususnya pertambangan bijih nikel. Tahun 2007, satu tahun setelah didirikan, PT Makmur Lestari Primatama memperoleh kuasa pertambangan Eksplorasi dari Bupati Konawe, Sulawesi Tenggara. Lokasi tambang salah satu perusahaan nikel terbesar di Indonesia ini berada di Langgikima, Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara.

Baca juga: Kinerja Saham TOBA: Emiten Batubara, Kelapa Sawit, dan Kendaraan Listrik

Secara geologi, Konawe Utara punya kandungan nikel yang berkualitas. Ore nikel yang ditambang di Site PT Makmur Lestari Primatama memiliki kadar antara 1,5% - >2,00% Ni. Selain kadar Ni, kandungan zat besi (Fe) juga bervariasi mulai dari 15% - 30%.

Enam perusahaan nikel terbesar di Indonesia di atas tidak diurutkan berdasarkan peringkat. Hanya dari enam perusahaan tersebut terlihat bahwa wilayah penghasil nikel terbesar di Indonesia tersebar di Pulau Sulawesi, terutama Sulawesi Tenggara.

 

Menengok prospek usaha nikel Indonesia dan global yang menunjukkan iklim positif, tidak ada salahnya jika kamu berinvestasi pada sektor ini. Masih ragu? Kamu bisa meminta bantuan pada aplikasi BMoney yang siap membantumu berinvestasi dan bertransaksi saham ataupun reksa dana. Unduh sekarang juga melalui App Store atau Play Store!

Artikel menarik lainnya

reksadana_hero_image

Selalu update bareng komunitas investor BMoney!