Pemahaman mengenai rebound saham adalah kunci penting bagi investor yang ingin memanfaatkan peluang di tengah volatilitas pasar saham yang terus terjadi. Dengan mengetahui kapan waktu harga saham kembali menguat akan membuat keputusan investasi lebih cerdas dan efektif.
Ketika pandemi atau terjadi situasi ekonomi sulit, biasanya akan berdampak penurunan harga saham secara keseluruhan dan kerugian bagi banyak investor. Namun, penurunan harga saham juga bisa dianggap sebagai peluang oleh sebagian orang karena bisa melakukan rebound. Mengapa begitu?
Alasannya, penurunan harga saham dapat menyebabkan harga menjadi lebih murah atau di bawah nilai sebenarnya dari suatu saham. Ini memberikan kesempatan bagi investor untuk membeli saham dengan harga yang lebih rendah daripada nilai potensialnya di masa depan. Dengan demikian, investor kemudian dapat menunggu pasar mengalami rebound untuk mendapat keuntungan.
Baca juga: Manajemen Risiko dalam Investasi, Pengertian dan Penerapannya
Lantas, apa itu rebound dalam saham? Mari mengenal pengertian rebound saham, melihat secara detail proses dan cara kerjanya, mengulas cara menentukannya, dan mengenali tanda-tandanya.
Pengertian Rebound Saham
Rebound secara umum merujuk pada pergerakan harga atau nilai yang meningkat setelah mengalami penurunan sebelumnya. Dalam konteks pasar keuangan, rebound sering digunakan untuk menggambarkan situasi ketika harga aset atau saham yang sebelumnya turun tiba-tiba naik kembali.
Rebound saham adalah proses pergerakan harga yang umumnya terjadi setelah periode volatilitas pasar yang tinggi atau sentimen yang negatif. Namun, ada pula berbagai faktor pemicu rebound yang berasal dari sentimen positif.
Misalnya, rebound saham bisa menjadi tanda perubahan sentimen investor dari pesimis menjadi optimis, dan sering kali diikuti oleh peningkatan aktivitas perdagangan.
Dalam konteks pasar saham, rebound dapat terjadi setelah periode penurunan yang signifikan baik dalam kondisi bearish (penurunan harga secara umum) maupun kondisi bullish (kenaikan harga secara umum).
Misalnya, jika pasar sedang mengalami tren bearish dengan harga saham secara keseluruhan turun, rebound saham mengacu pada kenaikan harga yang terjadi setelah penurunan tersebut. Rebound saham juga dapat terjadi dalam kondisi bullish.
Misalnya, ketika terjadi koreksi harga atau penurunan sementara dalam tren naik yang kuat, rebound saham dapat merujuk pada kenaikan harga yang terjadi setelah penurunan tersebut.
Baca juga: Mengenal Falling Wedge Pattern dan Bedanya dengan Pola Rising Wedge
Dalam kedua situasi tersebut, baik dalam kondisi bearish atau bullish, istilah "rebound" menggambarkan peningkatan harga setelah penurunan, dan tidak secara khusus terkait dengan kondisi pasar tertentu.
Proses dan Cara Kerja Rebound Saham
Proses dan cara kerja rebound saham bisa bervariasi, tetapi umumnya melibatkan beberapa faktor dan dinamika pasar yang terbagi dalam beberapa tahapan. Berikut adalah gambaran umum tentang proses dan cara kerja rebound saham.
Baca juga: 6 Perusahaan Tambang Nikel Terbesar di Indonesia!
1. Penurunan Harga yang Signifikan
Rebound saham biasanya dimulai setelah harga saham mengalami penurunan yang tajam atau periode penurunan pasar yang signifikan. Penurunan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti sentimen pasar yang negatif, berita buruk tentang perusahaan atau industri, atau kondisi ekonomi yang memburuk.
2. Titik Terendah (Bottoming Out)
Setelah harga saham mencapai titik terendahnya, ada potensi untuk terjadinya rebound saham. Ini terjadi ketika harga saham tidak turun lebih jauh dan mungkin menunjukkan tanda-tanda stabilisasi. Beberapa investor bisa melihat kesempatan untuk membeli saham dengan harga yang lebih rendah di titik terendah ini.
3. Perubahan Sentimen Pasar
Rebound saham sering terkait dengan perubahan sentimen pasar. Jika sentimen pasar membaik, misalnya karena berita positif atau perkembangan ekonomi yang baik, investor dapat mulai memiliki pandangan yang lebih positif terhadap saham dan mempertimbangkan untuk membeli.
4. Permintaan dan Minat Investor yang Meningkat
Ketika harga saham mulai naik setelah periode penurunan, minat investor bisa saja meningkat. Investor yang melihat peluang keuntungan akan mulai membeli saham, yang menciptakan permintaan lebih tinggi dan juga mendorong harga menjadi lebih tinggi.
5. Efek Domino
Ketika beberapa investor mulai membeli saham yang mengalami rebound, hal ini dapat menciptakan efek domino di pasar. Investor lain yang tidak ingin melewatkan peluang dapat ikut serta, dan hal ini dapat memperkuat pergerakan harga yang naik.
Baca juga: Pengertian, Fungsi, dan Cara Menghitung Earning per Share
6. Rebound Harga yang Signifikan
Jika proses di atas berlanjut, harga saham dapat mengalami kenaikan yang signifikan. Rebound saham terjadi ketika harga saham mengalami kenaikan yang cukup besar dalam periode waktu tertentu setelah penurunan sebelumnya.
Cara Menentukan Rebound Saham
Menentukan rebound dalam pasar saham melibatkan analisis yang cermat dan penggunaan beberapa pendekatan. Berikut dua cara umum untuk menentukan rebound.
1. Analisis Teknikal
Analisis teknikal melibatkan penggunaan grafik harga saham, indikator, dan pola harga untuk mengidentifikasi tanda-tanda rebound. Salah satunya membantu mengenali sinyal pembalikan harga. Beberapa indikator yang dapat digunakan meliputi candlestick, volume trading, moving average, support dan resistance, serta overbought dan oversold.
2. Analisis Fundamental
Analisis fundamental melibatkan penilaian kondisi dan kinerja perusahaan secara mendalam. Mengamati laporan keuangan, pertumbuhan pendapatan, laba bersih, rasio keuangan, dan faktor-faktor fundamental lainnya akan memberikan pemahaman tentang potensi perbaikan perusahaan dan industri secara keseluruhan. Jika ada tanda-tanda perbaikan fundamental yang kuat, ini dapat menunjukkan peluang untuk rebound saham.
Baca juga: Pahami Apa Itu Volatilitas dalam Investasi Saham
Tanda-Tanda Pasar akan Mengalami Rebound
Meski bukan jaminan pasti, ada beberapa tanda-tanda potensial yang dapat mengindikasikan bahwa pasar akan mengalami rebound, di antaranya sebagai berikut.
1. Pola Harga yang Menunjukkan Pembalikan
Dalam analisis teknikal, beberapa pola harga dapat mengisyaratkan adanya kemungkinan rebound. Misalnya, pola double bottom atau triple bottom di mana harga saham mencapai titik terendah dua atau tiga kali sebelum mengalami kenaikan dapat menjadi tanda-tanda potensial untuk rebound.
2. Volume Perdagangan yang Meningkat
Ketika harga saham mendekati titik terendah dan volume perdagangan meningkat secara signifikan, hal ini dapat menunjukkan adanya minat beli yang meningkat. Volume perdagangan yang tinggi menandakan adanya aktivitas perdagangan yang lebih besar dan dapat menjadi indikasi potensial untuk adanya rebound.
3. Divergensi Pada Indikator Teknikal
Ketika indikator teknikal menunjukkan divergensi positif dengan harga saham, yaitu ketika indikator menunjukkan pergerakan yang berlawanan dengan pergerakan harga saham, hal ini dapat mengindikasikan kemungkinan adanya rebound.
4. Perubahan Sentimen Pasar
Jika sentimen pasar berubah dari negatif menjadi lebih positif, hal ini dapat menjadi tanda potensial untuk rebound. Perubahan sentimen pasar dapat dipengaruhi oleh berita positif, keputusan kebijakan yang menguntungkan, atau perkembangan ekonomi yang positif.
Baca juga: Mengenal Shooting Star Candle dan Cara Memanfaatkan untuk Trading Saham
5. Berita atau Pengumuman Positif
Pengumuman perusahaan tentang hasil keuangan yang baik, proyeksi yang positif, merger atau akuisisi yang menguntungkan, atau inisiatif bisnis yang sukses dapat mempengaruhi sentimen pasar dan mengindikasikan adanya peluang rebound.
6. Perubahan Tren atau Koreksi Harga Sementara
Jika tren pasar secara keseluruhan adalah bullish dan harga saham mengalami koreksi harga sementara atau penurunan yang terbatas, ini bisa menjadi tanda potensial untuk rebound.
Pada akhirnya, menentukan rebound saham adalah tugas yang kompleks dan melibatkan risiko. Oleh karena itu, penting untuk melakukan analisis menyeluruh, menggunakan berbagai pendekatan, dan mempertimbangkan risiko yang terkait sebelum membuat keputusan investasi.
Untuk mendukung pemahaman terkait berbagai macam istilah dalam investasi dan trading, kamu bisa mengakses aplikasi investasi andal dan terpercaya BMoney. Melalui aplikasi ini, kamu bisa melakukan trading saham atau reksa dana secara praktis dengan modal mulai dari Rp10 ribu. Download aplikasinya di Play Store atau App Store.