Di ranah investasi, tentu ada banyak istilah yang mungkin belum kita ketahui dan pahami sepenuhnya, salah satunya adalah redemption. Tahukah kamu redemption artinya apa?
Sejatinya, istilah ini seringkali muncul dalam situasi transaksi keuangan sehari-hari, tapi jarang juga disadari. Contoh yang paling umum yaitu ketika berbelanja di toko atau pusat perbelanjaan dengan menggunakan kartu kredit. Saat akan melakukan pembayaran, biasanya kasir akan menanyakan apakah kamu ingin menggunakan poin redeem atau tidak.
Ya, pembayaran dengan kartu kredit adalah contoh nyata penggunaan istilah redemption. Jadi, penasaran apa itu redemption dan artinya dalam investasi? Yuk, simak ulasannya berikut ini.
Baca juga: Rekomendasi dan Cara Memilih Kartu Kredit Terbaik untuk Pemula
Pengertian Redemption
Secara umum, redemption adalah proses atau tindakan mengambil kembali atau menebus sesuatu yang telah diperdagangkan, diinvestasikan, atau dibeli sebelumnya. Istilah ini sering digunakan dalam berbagai konteks, dan memiliki makna bervariasi sesuai konteksnya.
Misalnya, istilah redemption dalam penggunaan kartu kredit atau kartu member di pusat perbelanjaan, merujuk pada penggunaan poin atau hadiah yang terdapat dalam program loyalitas atau kartu kredit, untuk mendapatkan barang atau layanan secara gratis atau dengan diskon.
Jadi, tiap kali kamu berbelanja pakai kartu kredit, lalu kamu mendapat poin dari hasil belanjamu, maka poin itulah yang disebut poin redeem. Poin redeem ini bisa dikumpulkan sedikit demi sedikit hingga mencapai jumlah yang diinginkan. Nantinya, jika poin sudah mencukupi, kamu bisa menukarkan poin yang telah dikumpulkan tadi untuk menebus suatu produk atau layanan tertentu.
Namun, pengertian redemption dalam penggunaan kartu kredit seperti di atas sangat berbeda dengan pengertian redemption dalam konteks investasi dan keuangan.
Baca juga: Pahami Cara Kerja Reksa Dana Sebelum Berinvestasi
Arti Redemption dalam Dunia Investasi
Dalam investasi, redemption merujuk pada proses penarikan atau pengambilan kembali dana atau investasi yang telah diinvestasikan dalam suatu produk atau instrumen keuangan.
Secara sederhana, redemption artinya adalah ketika seorang investor memutuskan untuk mengambil kembali uang atau aset yang telah mereka investasikan dalam suatu reksa dana, obligasi, saham, atau produk investasi lainnya.
Proses redemption ini bisa melibatkan pembayaran biaya atau komisi tertentu, tergantung pada kebijakan dan struktur produk investasi yang digunakan. Misalnya, dalam konteks obligasi, redemption mengacu pada pembayaran kembali nilai nominal utang atau obligasi kepada pemegang obligasi pada saat jatuh tempo.
Redemption dalam Reksa Dana
Dalam konteks reksa dana, redemption mengacu pada proses ketika seorang investor memutuskan untuk menarik atau mengambil kembali investasi mereka dari reksa dana.
Ini berarti investor menjual kembali unit penyertaan yang dimilikinya kepada manajer investasi reksa dana, dan dalam pertukaran tersebut, investor akan menerima nilai tunai berdasarkan nilai aktiva bersih (Net Asset Value/NAB) per unit penyertaan pada saat redemption dilakukan.
Baca juga: Mengenal Net Asset Value (NAV) dan Arti Pentingnya dalam Investasi Reksa Dana
Dalam bahasa awam, redemption reksa dana ini hampir serupa dengan istilah pencairan atau penarikan dana. Proses redemption dalam reksa dana umumnya melibatkan beberapa langkah sebagai berikut.
- Investor mengajukan permintaan redemption ke manajer investasi reksa dana. Permintaan ini bisa diajukan melalui kantor cabang bank atau lembaga keuangan yang menawarkan reksa dana, atau melalui platform investasi online jika tersedia.
- Manajer investasi akan menghitung nilai tunai yang akan diterima oleh investor berdasarkan NAB per unit penyertaan pada hari tersebut.
- Nilai tunai tersebut akan dibayarkan kepada investor sesuai dengan metode pembayaran yang telah ditentukan, biasanya dalam bentuk transfer bank atau cek.
Kendati demikian, tiap jenis reksa dana bisa memiliki periode penyelesaian (settlement period) yang boleh jadi berbeda-beda tergantung peraturan yang berlaku. Reksa dana tertentu juga mungkin memiliki biaya redemption atau batasan lain yang harus diperhatikan sebelum melakukan proses penarikan.
Oleh sebab itu, sebelum melakukan redemption dalam reksa dana, disarankan untuk membaca prospektus reksa dana dan memahami semua rincian terkait biaya, prosedur, dan persyaratan yang berlaku. Biasanya, reksa dana banyak dipilih oleh investor pemula lantaran menawarkan risiko investasi yang rendah dan biaya investasi yang terjangkau.
Bagi investor yang ingin menyimpan dananya di reksa dana untuk tujuan finansial jangka panjang, maka reksa dana saham merupakan opsi terbaik. Sebaliknya, bagi investor pemula yang menginginkan tujuan finansial jangka pendek dan menengah, lebih disarankan untuk menempatkan dananya di reksa dana pasar uang dan pendapatan tetap.
Baca juga: Jangan Sampai Merugi! Ini 5 Kesalahan Investasi Reksa Dana yang Wajib Dihindari
Kapan Waktu Terbaik Melakukan Redemption?
Investasi dalam reksa dana memberikan keleluasaan untuk menarik dana kapan saja dan di mana saja. Namun, kesalahan umum yang sering dilakukan oleh investor pemula adalah mengambil dana investasi pada waktu yang kurang tepat. Akibatnya, manfaat dan keuntungan dari investasi tidak dapat dinikmati sepenuhnya karena dana diambil terlalu cepat.
Berikut ini momen yang tepat untuk menarik dana guna memaksimalkan hasil investasi.
1. Kebutuhan Uang Mendesak
Pengeluaran tak terduga pasti muncul ketika ada kebutuhan mendesak. Jika memiliki cadangan uang tunai yang memadai, mungkin kamu tidak perlu mencairkan dana dari investasi.
Namun, situasinya berbeda jika kamu kehabisan uang tunai. Untuk mempermudah, kamu dapat menarik dana investasi reksa dana dengan cepat melalui platform investasi online. Lazimnya, proses pencairan reksa dana memerlukan waktu hingga 7 hari kerja karena melibatkan kebijakan dan proses dari Manajer Investasi.
2. Penurunan Nilai Investasi Reksa Dana
Keputusan untuk menjual reksa dana juga dapat diambil ketika nilai investasi terus menurun. Kamu boleh saja memutuskan untuk menjual reksa dana dan mengalihkan dana ke instrumen investasi lain yang lebih potensial dan menguntungkan, seperti saham atau jenis reksa dana yang berbeda.
Namun, sebelum melakukan penjualan, sebaiknya lakukan analisis mendalam tentang faktor-faktor yang memengaruhi penurunan nilai reksa dana milikmu.
Baca juga: Daftar Pertanyaan tentang Reksa Dana yang Penting Diketahui Pemula
3. Rebalancing Portofolio
Jika kinerja reksa dana tidak sesuai dengan harapan atau telah mencapai tujuan tertentu, kamu bisa mempertimbangkan untuk menjualnya dan mengalihkan dana ke instrumen investasi lain yang lebih sesuai dengan target.
Misalnya, jika kamu mengalokasikan 80% aset pada saham dan 20% pada obligasi, tetapi kini alokasi tersebut berubah menjadi 90% saham dan 10% obligasi, kamu bisa menjual sebagian saham untuk mengembalikan proporsi portofolio ke kondisi semula.
Lalu, jika tujuanmu adalah untuk penggunaan konsumtif, seperti membeli rumah atau kendaraan pribadi, pastikan memperhitungkan pajak dan biaya redemption yang dapat memengaruhi nilai investasi.
Memahami konsep redemption artinya akan membantumu mengambil keputusan finansial yang lebih bijaksana terkait investasi. Untuk mengetahui bagaimana profil risikomu dan jenis reksa dana apa yang cocok untukmu, mulailah berinvestasi melalui aplikasi BMoney. Download aplikasinya sekarang di Play Store atau App Store.