Ada banyak istilah dalam dunia investasi yang perlu kamu kenali jika mulai berminat untuk menjadi investor. Salah satunya adalah return, yang secara sederhana bermakna keuntungan atau kerugian yang diterima investor dari investasi yang dilakukannya.
Return tidak selalu terkait dengan keuntungan karena menurut Investopedia, return merupakan uang yang didapatkan atau hilang karena aktivitas investasi selama periode waktu tertentu. Agar lebih jelas, simak uraian berikut ini yuk!
Definisi Return
Return adalah keuntungan atau risiko yang diperoleh investor yang bisa dinyatakan dalam mata uang atau persentase selama jangka waktu tertentu. Beberapa pihak menilai return sebagai salah satu faktor yang mendorong interaksi para investor.
Selain itu, return juga bisa diartikan sebagai imbalan pada para investor yang telah berani menanggung risiko dari investasinya. Sesuai definisi return yang dijelaskan sedikit di atas, istilah ini tidak selalu berarti keuntungan atau sesuatu yang positif karena return bisa juga mengacu ke arah negatif. Artinya, modal yang kamu investasikan bisa tidak kembali alias merugi.
Baca juga: Arti ROI atau Return on Investment dan Cara Menghitungnya
Mengacu pada hal tersebut, return bisa berwujud dalam bentuk perubahan harga aset, harga investasi, atau proyek. Return ke arah positif mewakili keuntungan, sementara return ke arah negatif menandai kerugian. Imbal hasil ini kerap dihitung selama satu tahun untuk tujuan perbandingan; dan return punya peran sebagai pengukur keuntungan atau kerugian selama kamu berinvestasi.
Ketahuilah bahwa dalam berinvestasi, ada prinsip “High Risk, High Return” yang artinya ketika risiko investasi semakin tinggi, potensi pengembalian yang akan didapatkan oleh investor juga akan naik. Contohnya, saat berinvestasi reksa dana; return merupakan hasil kerja reksa dana yang dikelola oleh MI atau Manajer Investasi berdasarkan nilai modal investasi, yang diperbarui setiap hari kerja.
Setiap hari pula hasilnya bisa saja berubah dan perubahannya sendiri terjadi karena beberapa faktor. Faktor yang dimaksud antara lain IHSG, harga saham NAB yang dipengaruhi harga pasar BEI, atau kondisi ekonomi luar dan dalam negeri.
Komponen Return Investasi
Dalam dunia investasi, diketahui bahwa return memiliki dua komponen utama, yaitu yield dan gain. Keduanya punya definisi berbeda dan untuk lebih lengkapnya simak uraian berikut ini!
1. Yield
Istilah Yield atau imbal hasil mengacu pada pendapatan yang diperoleh dari produk investasi dalam jangka waktu tertentu. Besaran yield dinyatakan dalam bentuk persentase dari jumlah investasi yang dilakukan. Yield terdiri atas bunga dan dividen:
- Bunga merupakan imbal hasil yang diberikan pada investor yang berinvestasi terhadap rekening tabungan dan obligasi. Besaran bunga yang diterima atau ditetapkan biasanya telah diatur sejak awal, sehingga para investor dapat mengetahui besaran bunga yang akan mereka terima.
- Dividen, merupakan imbal hasil yang diberikan pada investor yang berinvestasi terhadap saham sebagai bentuk laba atau keuntungan yang dihasilkan perusahaan atau emiten. Jumlah dividen yang diberikan bergantung kinerja perusahaan itu sendiri dan jenis saham yang dimiliki oleh investor.
2. Capital Gain
Capital gain atau keuntungan modal adalah return yang didapat investor ketika menjual produk investasi miliknya dengan harga lebih tinggi dari modal awal. Namun, jika harga jual produk investasimu lebih rendah daripada modal yang dikeluarkan di awal, kamu sebagai investor mengalami kerugian modal atau capital loss.
Baca juga: Strategi Barbel: Strategi Menyeimbangkan Portofolio Investasi
Jenis-jenis Return Investasi Saham
Setidaknya ada dua jenis return dalam investasi, yaitu return realisasi dan return ekspektasi. Untuk lebih lengkapnya simak uraian berikut ini!
1. Return Realisasi (Realized Return)
Return realisasi merujuk pada pengembalian atau imbal hasil yang telah terjadi. Return realisasi dapat menjadi dasar penentu dari return dan risiko yang akan dialami di masa mendatang. Jenis return ini dihitung berdasarkan data pengembalian historis.
Return realisasi menjadi penting karena dapat digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan serta menjadi tolok ukur dalam mengukur return ekspektasi di masa yang akan datang.
Baca juga: Ini Cara Menghitung Return Saham untuk Perkirakan Keuntungan
Return realisasi merupakan imbal hasil yang sudah didapatkan oleh investor. Jenis return ini merujuk pada keuntungan atau kerugian yang didapatkan investor atas aktivitas investasi yang dilakukan. Return realisasi bisa dijadikan dasar dalam menentukan return ekspektasi dan risiko yang mungkin dapat terjadi di kemudian hari.
2. Return Ekspektasi
Return ekspektasi merupakan timbal balik yang diharapkan akan diraih investor pada waktu mendatang. Berbeda dengan return realisasi, return ekspektasi adalah imbal hasil yang belum diterima investor, bahwa tingkat pengembalian yang akan diperoleh mengacu pada kinerja perusahaan atau emiten terkait di masa mendatang.
Faktor yang Memengaruhi Return Investasi
Return dalam investasi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut punya keterkaitan langsung dengan performa aset atau kinerja perusahaan tempat investor menanamkan modalnya. Apa sajakah faktor yang dimaksud?
1. Suku Bunga
Suku bunga yang meningkat akan membuat nilai investasi dari return yang didapat di masa mendatang menurun. Situasi seperti ini dapat menurunkan harga saham di pasar bursa.
2. Inflasi
Tingginya angka inflasi dapat meningkatkan jumlah modal atau dana awal yang dibutuhkan dalam berinvestasi karena harga berbagai kebutuhan yang naik.
Baca juga: Waran Terstruktur: Pengertian, Keuntungan, dan Cara Membeli
3. Nilai Tukar
Faktor selanjutnya yang bisa memengaruhi return adalah nilai tukar mata uang, yang merujuk pada melemah atau menguatnya nilai mata uang satu negara dengan mata uang asing. Jika nilai satu mata uang semakin kuat, return investasi yang diperoleh juga bisa semakin besar dan sebaliknya.
4. Risiko Likuiditas
Dalam perdagangan saham, risiko likuiditas terkait dengan pasar sekunder, sehingga aset investasi yang punya likuiditas tinggi ketika dibeli atau dijual, prosesnya dilakukan secara cepat tanpa perubahan harga.
5. Risiko Pasar
Faktor lainnya adalah keadaan pasar modal; jika kondisi pasar modal tengah tinggi, return yang diperoleh juga tinggi, sementara ketika kondisi pasar modal mengalami penurunan, return yang diperoleh juga menurun.
Sebagai investor, menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi return penting dilakukan karena dapat memberikan gambaran tentang return ekspektasi yang bisa diperoleh. Dengan begitu, investor bisa memaksimalkan capital gain dan terhindar dari capital loss.
Cara Menghitung Return Saham dan Contohnya
Nilai return yang tinggi, memperlihatkan baiknya performa dari investasi yang kamu lakukan. Untuk menghitung return, terdapat rumus yang bisa kamu pakai.
(Harga Sekarang-Harga Beli) x jumlah unit yang kamu miliki.
Baca juga: Tips Aman Balik Modal Investasi dan Perhitungan Keuntungannya
1. Contoh A
Kamu memiliki 200 unit reksa dana dengan harga masing-masing Rp220.000. Ketika nanti harga unit reksa danamu naik menjadi Rp250.000, maka hasilnya adalah:
(Rp250.000 – Rp220.000) x 200 = Rp6.000.000
Lalu, bagaimana jika harga 200 unit reksa danamu turun menjadi Rp200.000? Dengan rumus penghitungan yang sama, return yang kamu peroleh sebesar:
(Rp200.000 – Rp220.000) x 100 = - Rp2.000.000
2. Contoh B
Pada contoh kedua, return sedang berada dalam posisi loss atau kehilangan. Saat berada dalam posisi ini, tidak perlu buru-buru menarik dana karena kemungkinan harga akan kembali naik dalam waktu dekat. Selama tidak mencairkan saham milikmu, angka negatif itu tidak akan berdampak.
Mengetahui cara menghitung return, jenis return dan faktor-faktor yang berpengaruh, kamu sebagai investor punya gambaran untuk mulai berinvestasi. Walau begitu, kehati-hatian jelas perlu karena akan ada saja investasi bodong yang mengintai para investor baru.
Risiko Investasi
Return dan risiko terkait erat karena penilaian terhadap satu investasi merupakan hasil kompromi antara keduanya. Return dan risiko memiliki keterkaitan positif, maksudnya semakin besar risiko, return yang harus dikompensasikan akan semakin besar. Ketahui pula bahwa membandingkan tingkat pengembalian atau return dan tingkat risiko harus menjadi dasar pada setiap investasi.
Baca juga: Daftar 6 Perusahaan Nikel Terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara
Ada beberapa sumber risiko yang berpengaruh terhadap tingkat return investasi, yaitu:
- Risiko Suku Bunga
- Risiko Pasar
- Risiko Inflasi
- Risiko Bisnis
- Risiko Finansial
- Risiko Likuiditas
- Risiko Nilai Tukar
- Risiko Negara
Seorang investor tentu harus berusaha menghindari risiko investasi dan maksimal mendapatkan return, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah diversifikasi. Melakukan diversifikasi artinya kamu menanamkan modal pada beberapa instrumen investasi yang berbeda.
Bagaimanapun return adalah bagian tidak terpisahkan dari investasi, entah hasilnya negatif atau positif semua bergantung pada beberapa faktor. Bagi investor pemula, faktor-faktor tersebut mungkin terlalu membingungkan sehingga tak ada salahnya untuk meminta bantuan dari aplikasi-aplikasi investasi yang saat ini tersedia, salah satunya BMoney.
BMoney merupakan aplikasi investasi yang siap membantu mengelola portofolio secara aman karena sudah terdaftar di OJK. Kamu bisa investasi saham, reksa dana atau emas kapan pun tanpa ribet. Tunggu apa lagi segera unduh di App Store dan Play Store!
Sumber: investopedia