Pengertian Saham, Jenis, dan Alasan Mengapa jadi Investasi Paling Populer

Uji Agung Santosa

04 September 2023

Pengertian saham, jenis, dan keuntungannya (123rf.com)
Pengertian saham, jenis, dan keuntungannya (123rf.com)

Belakangan ini saham menjadi istilah yang cukup populer, khususnya jika bicara mengenai bisnis, investasi, dan keuangan. Jika kamu mendengar seseorang memiliki saham atas perusahaan tertentu, artinya orang tersebut mempunyai hak atas pendapatan dan aset perusahaan. Dia juga punya hak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham atau RUPS.

 

Lalu, apa sebenarnya definisi saham? Secara singkat, saham adalah salah satu instrumen dalam pasar keuangan yang bisa dijadikan tanda penyertaan modal pada satu perusahaan atau perseroan terbatas. 

Saham bisa diartikan sebagai surat yang menjadi bukti bahwa seseorang mempunyai bagian modal dari satu perusahaan. Untuk informasi lebih lengkap mengenai saham dan seluk-beluknya, terutama bagi pemula, artikel di bawah ini akan mengulasnya secara lengkap. Simak bersama yuk!

Pengertian Saham

Saham disebut juga sebagai salah satu instrumen dalam berinvestasi karena dengan memiliki saham seseorang punya hak dari sebagian aset atau pendapatan perusahaan. Menurut KBBI, saham adalah hak milik individu terhadap perusahaan yang diperoleh dari penyerahan bagian modal. 

Sebagai bukti investasi, saham berwujud surat atau lembaran-lembaran kertas berisi pernyataan bahwa nama yang tercantum dalam surat tersebut adalah pemilik sah dari satu perusahaan dengan persentase sesuai banyaknya investasi yang ditanamkan. 

Memiliki lembaran saham atas nama dirinya, berarti individu atau badan tersebut dapat melakukan klaim atas satu perseroan terbuka. Oleh karena itu pemilik saham berhak mengikuti RUPS dan mendapat dividen sesuai nilai saham kepunyaannya. 

Cara Kerja Saham

Penerbitan saham adalah salah satu metode perusahaan untuk mendapatkan dana atau modal segar yang dapat digunakan dalam mengembangkan bisnis jangka panjang. Di Indonesia, saham umumnya dapat diperjualbelikan melalui pasar efek dengan harga berfluktuasi sesuai kondisi perusahaan dan ekonomi.

Lantas, bagaimana cara kerja saham? Cara kerja saham dimulai melalui pembelian saham oleh investor, baik individu atau satu badan tertentu yang dilakukan melalui pasar saham. Saham yang dapat dibeli berasal dari perusahaan-perusahaan yang sudah mendaftar ke pasar saham dan melakukan IPO atau Initial Public Offering, yang kemudian disebut dengan emiten.

Selain untuk mendapatkan dana dan modal segar, penerbitan lembar-lembar saham bertujuan agar perusahaan bisa melunasi utang, memperluas pasar dan meluncurkan produk baru. Dari sisi investor, saham bisa dipakai untuk berinvestasi, mengumpulkan uang demi kestabilan finansial. Maka dari itu sebelum berinvestasi perhatikan betul saham emiten yang akan kamu beli.

Baca juga: Harga Saham SIDO, Kinerja Keuangan, dan Prospek Bisnisnya

Sumber Keuntungan dalam Investasi Saham

Melakukan investasi melalui saham tentu saja berpotensi memberikan keuntungan, tapi darimana keuntungan itu berasal? Setidaknya terdapat dua sumber keuntungan investasi saham yang bisa didapatkan oleh para investor, yaitu:

1. Capital Gain

Capital gain adalah jumlah selisih dari harga beli dan harga jual saham. Keuntungan ini didapat jika harga saham yang dibeli lebih rendah daripada harga saat dijual. Misalnya, kamu membeli saham perusahaan A sebanyak 5 lot (500 lembar) dengan harga per lembarnya Rp9.000. Jadi, total uang yang kamu keluarkan untuk investasi berarti 500 lembar x Rp9.000. = Rp4.500.000. 

Setelah satu bulan, harga per lembar saham perusahaan A mengalami kenaikan menjadi Rp9.200. Jika kamu memutuskan menjual 5 lot saham kepunyaanmu, penghitungannya adalah 500 lembar x Rp9.200 = Rp4.600.000. Maka, keuntungan yang didapat sebesar Rp100.000. Keuntungan itulah yang disebut capital gain. 

2. Dividen

Dividen adalah pendapatan perusahaan yang dibagi pada para pemegang saham secara regular. Keuntungan berinvestasi saham ini akan diperoleh jika kamu sebagai investor telah menyimpan saham dalam waktu cukup lama atau tidak dijualbelikan untuk memperoleh capital gain atau memiliki saham sebelum cumulative date atau cum date.

Cumulative date adalah istilah yang merujuk pada tanggal penentuan bagi para investor yang berhak mendapat dividen dari perusahaan. Pembagian dividen pada setiap perusahaan tidak selalu sama, apakah satu tahun sekali, satu tahun dua kali atau sesuai kebijakan perusahaan yang bergantung pada keuntungan perusahaan. Selain berupa uang tunai, dividen juga dapat dibagikan dalam bentuk kepemilikan saham.

Risiko Investasi Saham

Risiko investasi saham.
Risiko investasi saham.

Jangan terlalu terlena saat bicara tentang keuntungan, karena investasi saham juga berisiko mengalami kerugian. Sebelum mulai menginvestasikan uangmu pada lembar-lembar saham, ketahui lebih dulu potensi kerugian yang harus diwaspadai? Apa sajakah itu?

1. Capital Loss

Capital loss adalah kebalikan dari capital gain. Risiko kerugian ini terjadi ketika kamu menjual saham saat harga tengah turun atau lebih rendah daripada harga beli. Contohnya kamu membeli saham perusahaan A sebanyak 2 lot (200 lembar) dengan harga per lembar sahamnya Rp9.000. Berarti kamu membeli saham seharga Rp1.800.000. 

Beberapa bulan kemudian kamu menjual saham tersebut karena nilainya terus mengalami penurunan. Dengan kondisi itu, harga per lembar saham turun menjadi Rp7.000. per lembar, sehingga kamu menjualnya dengan harga Rp1.400.000. Artinya, kerugian atau capital loss yang kamu alami adalah sebesar Rp400.000.

2. Risiko Likuiditas

Risiko kerugian yang satu ini terjadi apabila perusahaan yang sahamnya kamu beli dinyatakan bangkrut oleh pengadilan. Pada kondisi seperti itu, para pemegang saham adalah prioritas terakhir setelah perusahaan dapat melunasi seluruh kewajibannya. 

Jika hasil penjualan kekayaan perusahaan masih tersisa, sisa itulah yang akan dibagikan secara proporsional pada para pemilik saham. Sebaliknya, jika tidak ada sisa, pemegang saham tentu tidak akan mendapatkan apa pun. 

Baca juga: Perusahaan yang Bagi Dividen Saham 4 kali Setahun

3. Delisting Saham

Delisting saham adalah istilah yang dipakai untuk menyebut aktivitas penghapusan saham dari sebuah emiten yang dilakukan oleh bursa efek. Risiko kerugian ini menjadi salah satu ancaman para investor karena bagaimanapun setiap perusahaan pasti punya masa. Jika sudah begitu, saham emiten tersebut tidak bisa dijualbelikan secara bebas di pasar saham.

Ada beberapa keadaan yang menyebabkan terjadinya penghapusan saham satu emiten tertentu, antara lain keuangan perusahaan yang sedang tidak sehat atau perusahaan telah melanggar aturan yang berlaku. Bursa efek dapat menghapus emiten satu perusahaan jika tidak memberikan laporan keuangan atau tidak memiliki kejelasan bisnis.

Jenis Saham

Setidaknya ada lima jenis saham yang harus diketahui para investor pemula agar mendapat pemahaman mengenai jenis investasi yang harus dipilih. Apa sajakah jenis saham yang dimaksud?

1. Blue Chip Stocks

Jenis saham ini paling banyak dipilih investor karena berasal dari perusahaan dengan kinerja keuangan yang baik serta reputasi yang juga baik. Umumnya, investor pemilik saham blue chip bisa mendapatkan dividen yang stabil karena kondisi keuangan yang baik itu tadi, sehingga rajin membagikan dividennya.

2. Income Stocks

Income Stocks merupakan jenis saham yang memberikan penawaran paling stabil lewat pembagian dividen dengan risiko lebih rendah. Penyebabnya karena kecenderungan perubahan harga dalam jangka waktu tertentu cukup rendah.

Baca juga: Daftar Saham Gocap Terbaru, Risiko dan Keuntungannya

3. Growth Stocks

Growth Stocks merupakan jenis saham yang diprediksi mengalami laju pertumbuhan lebih tinggi dari nilai rata-rata pasar. Jenis saham ini dibagi menjadi dua, yaitu saham well-known yang mirip dengan saham blue chip dan lesser known, yaitu saham yang kurang populer tetapi memiliki kinerja bagus.

4. Speculative Stocks

Jenis saham speculative stocks cocok untuk investor yang berani mengambil risiko tinggi untuk mendapatkan imbal hasil yang agresif. Saham jenis ini punya potensi menghasilkan keuntungan yang tinggi, tetapi tidak memberikan keuntungan yang konsisten karena pergerakan sahamnya cenderung naik turun dan sulit diprediksi.

5. Counter Cyclical Stocks

Jenis saham terakhir yaitu Counter Cyclical Stocks adalah saham yang cenderung stabil bahkan ketika kondisi ekonomi sedang mengalami fluktuasi karena saham ini tidak terpengaruh dengan kondisi bisnis dan ekonomi. Counter Cyclical Stocks cocok untuk investasi jangka panjang.

Faktor yang Memengaruhi Harga Saham

Harga saham yang bisa naik dan turun tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Nah! Faktor apa sajakah yang membawa pengaruh pada harga saham?

1. Aktivitas Perusahaan

Kondisi perusahaan yang baik tentu mendatangkan keuntungan, yang akan membuat investor tertarik untuk membeli saham mereka dalam jumlah banyak. Alhasil permintaan atas saham perusahaan juga meningkat, yang berdampak pada naiknya harga saham. 

Selain tentang kinerja keuangan perusahaan, aktivitas lain di perusahaan yang bisa memengaruhi harga saham antara lain peluncuran produk atau jasa baru, pergantian petinggi perusahaan, perubahan manajemen, dan reputasi perusahaan.

Baca juga: Pengertian Inflasi, Penyebab, Prediksi Terkini, dan Cara Mengatasinya

2. Inflasi

Faktor selanjutnya yang dapat memengaruhi harga saham adalah inflasi. Semakin tinggi inflasi, daya beli konsumen semakin menurun. Biaya operasional juga akan meningkat karena naiknya harga bahan baku. Hasilnya, investor akan beramai-ramai menjual saham karena kondisi keuangan perusahaan terlihat memprihatinkan. Semakin banyak saham perusahaan dijual, harga saham tersebut pun akan jatuh.

3. Suku Bunga

Harga saham ternyata dipengaruhi juga oleh suku bunga karena dapat memengaruhi jumlah utang perusahaan. Suku bunga pinjaman milik perusahaan yang semakin tinggi, akan membuat profit yang diperoleh perusahaan semakin terancam. 

4. Kondisi Geopolitik

Kondisi geopolitik yang tidak stabil ternyata dapat memengaruhi harga saham. Perang atau konflik antarnegara bisa memberikan efek buruk untuk kondisi keuangan. Para investor sudah pasti akan memilih menyelamatkan investasinya, asetnya, uangnya, sebelum krisis lebih parah. Kondisi geopolitik semacam ini bisa menyebabkan inflasi pada satu negara.

Perbedaan Trading Saham dan Investasi Saham

Perbedaan Investasi Saham Dan Trading Saham
Perbedaan Investasi Saham Dan Trading Saham

Trading dan investasi saham sama-sama bertujuan untuk menghasilkan keuntungan, tapi dua aktivitas ini punya perbedaan, yaitu:

1. Strategi

Perbedaan antara trading saham dan investasi saham terletak pada frekuensi jual beli saham yang dilakukan. Para trader umumnya membeli atau menjual saham dalam waktu singkat, dari hitungan jam sampai minggu. Sementara itu, investor membeli saham dan menahannya selama beberapa waktu untuk meraup keuntungan maksimal dari pembagian dividen, bukan capital gain semata.

2. Fokus

Perbedaan lainnya antara trader dan investor terletak pada fokusnya. Para trader umumnya fokus pada arah harga saham yang berubah-ubah, sedangkan investor fokus pada prospek jangka panjang satu perusahaan. Dengan fokus yang berbeda ini, trader terlihat mengincar keuntungan jangka pendek, sementara investor berusaha mendapatkan keuntungan jangka panjang.

Berinvestasi pada saham adalah salah satu cara untuk mendapatkan keuntungan. Namun selain untung, ada juga faktor risiko kerugian yang perlu diketahui. Oleh karena itu informasi mengenai saham dalam artikel ini semoga bisa memberi pemahaman lain mengenai investasi saham. 

Kalau masih bingung dan butuh bantuan dalam berinvestasi, gunakan aplikasi BMoney yang sudah bisa kamu unduh melalui App Store dan Play Store. Aplikasi BMoney memberikan bantuan dalam berinvestasi dan paling penting sudah terdaftar di OJK sehingga tidak perlu kamu khawatirkan keamanannya. 

Tunggu apa lagi? Download aplikasinya sekarang juga!

Artikel menarik lainnya

reksadana_hero_image

Selalu update bareng komunitas investor BMoney!