Bagi kamu yang baru akan memulai berinvestasi di dunia saham pasti tak asing dengan pertanyaan berapa harga saham BCA atau berapa harga 1 lot saham BCA.
Baca juga: Wajib Tahu! Begini Cara Menghitung Dividen untuk Investor Pemula
Saham milik PT Bank Central Asia Tbk dengan kode saham BBCA ini memang dikenal andal menghadapi berbagai gejolak pasar sehingga kerap dikoleksi para investor terutama untuk investasi jangka panjang.
Jadi, mau tahu seperti apa tren harga 1 lot BBCA sejak awal diluncurkan dan bagaimana rincian keuntungannya? Berikut ulasan lengkap terkait harga saham BBCA.
Harga 1 Lot Saham BCA (BBCA)
Lot saham adalah satuan perdagangan saham yang digunakan di pasar saham. Setiap lot memiliki jumlah lembar saham yang ditentukan bursa efek di negara tempat saham tersebut.
Di Indonesia, satuan lot saham yang digunakan di BEI dalah 100 lembar saham. Tidak bisa ditransaksikan kurang dari ketetapan tersebut, dan hanya berlaku kelipatannya.
Oleh karena itu, harga 1 lot saham BCA akan tergantung pada harga saham BCA di periode tertentu.
Pada awal Septermber 2024, harga saham BBCA adalah Rp 10.150 per lembar. Artinya, mengingat 1 lot setara dengan 100 lembar saham, maka harga 1 lot saham BBCA adalah 10.150 x 100 lembar, atau sebesar Rp 1.015.000.
Baca juga: Right Issue adalah: Pengertian, Nilai dan Periode, serta Keuntungannya
Jumlah tersebut terbilang murah untuk jenis saham blue chip. Hal ini karena saham BCA pernah melakukan stock split beberapa kali sehingga harganya semakin terjangkau.
Performa Saham BBCA Semester 1 2024
Selama beberapa tahun ke belakang, saham BBCA telah membuktikan performa terbaiknya dengan memberikan return optimal bagi para peminatnya.
Hal ini tak mengherankan lantaran BBCA merupakan jenis saham unggulan atau disebut juga blue chip, yang merujuk pada saham terbitan perusahaan besar dengan kinerja keuangan dan fundamental mumpuni.
Berdasarkan laporan perusahaan, laba bersih di kuartal kedua tahun 2024 mencapai Rp14 triliun, mengalami peningkatan sebesar 8,7% dibandingkan kuartal sebelumnya (QoQ) dan naik 10,6% dibandingkan tahun sebelumnya (YoY).
Selama Semester 1 tahun 2024, BCA telah berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp26,9 triliun, yang berarti naik 11% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023.
Namun, di sisi lain, kenaikan kredit bermasalah (NPL) menjadi 2,2% bisa menjadi sinyal bahwa peningkatan penyaluran kredit mulai memberikan sedikit tekanan terhadap kualitas pinjaman yang disalurkan oleh BBCA.
Baca juga: Perlu Dikoleksi! Ini Daftar Saham yang Bagi Dividen 2 Kali Setahun
Stock Split BBCA
Stock split adalah kegiatan perusahaan untuk memperbanyak jumlah lembar saham yang beredar dengan cara membagi setiap lembar saham menjadi beberapa lembar saham baru yang nilai nominalnya lebih kecil.
Tujuan dari stock split umumnya untuk membuat harga saham perusahaan menjadi lebih terjangkau bagi investor.
Dengan memperbanyak jumlah lembar saham yang beredar, perusahaan juga dapat meningkatkan likuiditas sahamnya dan membuatnya lebih mudah diperdagangkan di pasar saham.
Misalnya, jika perusahaan melakukan stock split 2:1, artinya setiap lembar saham yang ada akan dibagi menjadi dua lembar saham baru.
Dengan demikian, jumlah lembar saham yang beredar akan bertambah dua kali lipat, sedangkan nilai nominal per lembar saham akan menjadi setengah dari nilai nominal sebelumnya.
BBCA sendiri telah melakukan stock split beberapa kali sejak menjadi perusahaan publik di BEI, yakni sebagai berikut:
- Stock split 1:2 pada Mei 2001 dari Rp1.750 menjadi Rp875
- Stock split 1:2 pada Juni 2004 dari Rp3.550 menjadi Rp1.775
- Stock split 1:2 pada Januari 2008 dari Rp7.100 menjadi Rp3.550
- Stock split 1:5 pada Oktober 2021 dari Rp36.600 menjadi Rp7.320
Baca juga: Top Down Analysis: Pengertian, Tahapan, dan Kelebihannya
Pergerakan Harga Saham BCA dari Tahun ke Tahun
Saham BCA telah terdaftar dan diperdagangkan di BEI sejak tanggal 17 Desember 1989. Kala itu, BCA mengadakan penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO) dengan harga penawaran Rp 250 per lembar saham.
Baca juga: CAGR adalah: Rumus, Pengertian, Jenis, & Kelebihannya
Seiring waktu, BCA dikenal sebagai salah satu saham yang stabil dan konsisten di BEI. Meskipun harganya berfluktuasi, BCA memperlihatkan pertumbuhan yang pesat selama dua dekade terakhir. Berikut beberapa tren pergerakan harga saham BCA dari tahun ke tahun:
- 2000-2009: Pada tahun 2000, harga saham BBCA berada di kisaran Rp1.400 per lembar saham. Walaupun sempat mengalami naik turun, di awal tahun 2009, harga saham BCA kembali mengalami kenaikan dan berada di kisaran Rp 3.000-4.000 per lembar saham.
- 2010-2015: Meski tampak melempem, harga saham BBCA relatif naik dengan stabil, berkisar antara Rp4.000-15.000 per lembar saham. Pada 2015, harga per lembar saham mencapai kisaran Rp13.000.
- 2016-2017: Di tahun ini, harga saham BBCA mengalami kenaikan yang signifikan seiring dengan kinerja keuangan perusahaan yang baik. Pada 2017, harga saham BCA melesat hingga mencapai kisaran Rp15.000-Rp23.000 per lembar saham.
- 2018-2019: Harga saham BBCA cenderung menurun di awal tahun 2018 dan naik kembali di akhir tahun 2019. Pada akhir tahun 2019, harga saham BBCA mencapai kisaran level tertinggi Rp 33.000 per lembar saham.
- 2020-2021: Harga saham BBCA mengalami penurunan tajam di awal tahun 2020 saat terjadi market crash akibat pandemi Covid-19 dari Rp6.875 ke Rp4.735 per 1 lot saham BCA, tapi berhasil pulih di akhir tahun 2020 dan terus meningkat di 2021. Per Oktober 2021, harga saham BBCA yang mulanya Rp36.600 kemudian terpecah menjadi Rp 7.320 per saham.
- 2023: per April 2023, harga BBCA mencapai level Rp9.100 per lembar dengan kapitalisasi pasar melebihi Rp1 miliar. Lalu, pada awal Mei 2023, harga saham BBCA per lembar kembali naik di kisaran Rp 46.000.
Baca juga: Cari Tahu Apa Itu Notasi Saham dan Jenis-Jenisnya
Return BCA yang Diperoleh Investor Lama
Jadi, berapa perkiraan keuntungan yang akan diperoleh para investor lama jika mulai berinvestasi sejak dulu?
Untuk menghitung keuntungan yang didapat ketika telah menjadi investor saham BCA sejak dulu, perlu diperhatikan beberapa hal seperti jumlah saham yang dimiliki, harga beli pada saat itu, dan apakah investor tersebut melakukan penjualan saham atau tidak.
Jika dirinci, persentase kenaikan harga saham BBCA sejak tahun 2006 hingga setidaknya tahun 2022 adalah sebesar 1936,80%, dan terus meningkat tiap tahunnya.
Jika dihitung sejak tahun 2000-2022, maka keuntungan dari kenaikan harga saham yang bisa diperoleh investor yang memiliki 2 lot adalah sekitar Rp299 juta. Ini belum termasuk keuntungan bagi dividen sebesar Rp11,56 juta.
Terkait cara menghitungnya, jika seseorang membeli 1 lot saham BCA (yaitu 100 lembar saham) pada tahun 2000 seharga sekitar Rp1.400 per lembar saham, maka total investasinya adalah sekitar Rp 140.000.
Nah, karena ketentuan satuan lot pada tahun 2000-an adalah 1 lot setara dengan 500 lembar saham, maka 2 lot menjadi 1.000 saham.
Artinya, ada Rp1,4 juta yang bisa digunakan sebagai modal untuk 2 lot. Lalu, karena BCA melakukan stocksplit sebanyak 4 kali, maka jumlah BBCA menjadi 40 ribu per lembar.
Demikian ulasan mengenai harga saham BCA dan seperti apa tren 1 lot saham BCA sejak awal diluncurkan. Bagi kamu yang tertarik membeli saham BCA, jangan lupa untuk melakukan diversifikasi agar portofolio tumbuh stabil.
Baca juga: Mengenal Arti Scalping dalam Transaksi Saham
Untuk memudahkanmu berinvestasi, coba gunakan aplikasi BMoney supported by CGS International Sekuritas Indonesia yang andal dan tepercaya sekaligus memberimu kenyamanan dan keamanan.
Lewat BMoney, kamu tidak hanya bisa memulai investasi saham dan reksa dana hanya dengan modal mulai dari Rp10 ribu, tapi juga bisa melakukan transaksi kedua instrumen investasi tersebut dengan mudah.