Pasca merger dan berganti nama, harga saham BRIS terus melesat dan menunjukkan tren positif. Saham BRIS merupakan emiten Bank Syariah Indonesia (BSI), yang kini menjadi Bank Syariah terbesar di Tanah Air.
BSI beroperasi dalam sektor perbankan syariah dengan prinsip-prinsip syariah sebagai landasan kegiatannya.
Ditambah fundamental yang kuat, saham milik PT Bank Syariah Indonesia Tbk dengan kode saham BRIS ini semakin diminati untuk transaksi jangka pendek maupun investasi jangka panjang.
Bank syariah BSI didirikan pada tanggal 1 Februari 2021 melalui merger tiga bank syariah milik pemerintah, yaitu Bank Rakyat Indonesia Syariah, Bank Syariah Mandiri, dan BNI Syariah.
Sebelum merger, perseroan ini awalnya didirikan dengan nama PT Bank Jasa Arta pada tanggal 3 April 1969. Kemudian, perusahaan tersebut mengalami beberapa perubahan nama menjadi PT Bank Syariah BRI dan pada tahun 2009 berganti nama lagi menjadi PT Bank BRIsyariah.
Bagi kamu yang tertarik menjadikan saham BRIS sebagai koleksi portofolio saham, ada baiknya mengetahui lebih dulu terkait harga saham BSI dan pergerakan harga sahamnya dari tahun ke tahun.
Harga 1 Lot Saham BSI (BRIS)
Sebelum membeli saham BRIS, penting untuk memahami konsep 1 lot terlebih dahulu. Dalam perdagangan saham, investor biasanya membeli saham dalam satuan lot untuk memudahkan transaksi dan mengurangi biaya transaksi. Lot saham adalah satuan perdagangan saham yang digunakan di pasar saham. Setiap lot saham memiliki jumlah lembar saham yang ditentukan sesuai dengan aturan bursa efek di negara tempat saham diperdagangkan.
Di pasar modal Indonesia, 1 lot setara dengan 100 lembar saham. Jumlah lembar saham dalam satu lot ini diatur oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Jadi, 1 lot saham BRIS berarti 100 lembar saham BRIS. Oleh karena itu, harga 1 lot saham BRIS akan bergantung pada harga saham BSI pada periode tertentu.
Untuk mengetahui harga saham BSI, kamu dapat mengeceknya di google dengan kata kunci “harga saham BRIS” atau “harga saham BSI”. Sekarang mari kita hitung, berapa modal yang dibutuhkan untuk membeli 1 lot saham BRIS.
Pada perdagangan hari Senin, 5 Juni 2023, harga BRIS ditutup pada level Rp1.735 per saham, mengalami kenaikan sebesar 0,29 persen dari penutupan sebelumnya sebesar Rp1.730 per saham.
Baca juga: Pergerakan dan Cara Beli Harga Saham BBRI 1 Lot
Dengan demikian, harga 1 lot saham BRIS pada 5 Juni 2023 adalah 1.735 x 100 lembar, atau sebesar Rp173.500. Dalam transaksi, kamu perlu mengalikan harga per saham dengan jumlah lembar saham dalam 1 lot untuk menghitung modal yang dibutuhkan.
Jika ditelisik menyeluruh, harga saham BRIS menunjukkan tren positif. Harga BRIS naik 16,84 persen secara tahunan. Melihat lima tahun ke belakang, BRIS bahkan telah tumbuh 184,43 persen.
Pada kuartal pertama tahun 2023, dibandingkan tahun sebelumnya, pendapatan BRIS mengalami pertumbuhan sebesar 19,47 persen hingga mencapai 4,29 triliun, dengan net income (Pendapatan Bersih) alias keuntungan mencapai 1,46 triliun atau meningkat sebesar 47,65 persen. Sementara itu, BRIS mencatat rasio net profit margin sebesar 33,95 persen, naik sebanyak 23,59 persen secara tahunan. BRIS juga termasuk salah satu emiten dengan kapitalisasi pasar yang besar, yakni Rp70,65 triliun.
Baca juga: Tertarik Investasi, Ini Harga 1 Lot Saham BCA Terbaru
Pergerakan Harga Saham BRIS dari Tahun ke Tahun
Saham BRIS, yang kala itu dimiliki Bank BRI Syariah Tbk melakukan penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) pada tanggal 9 Mei 2018 sebesar 2.623.350.600 saham kepada investor domestik dan asing, dengan nilai nominal Rp500 per saham.
BRIS memiliki pemegang saham utama, yaitu PT Bank Mandiri Tbk dengan porsi 51,2 persen, PT Bank Negara Indonesia Tbk sebesar 25,0 persen, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk 17,4 persen, DPLK BRI Saham Syariah 2 persen, dan publik 4,4 persen.
Jika menilik riwayat kinerja BRIS selama lima tahun sejak 2016-2021, ketika perseroan masih bernama BRI Syariah, secara garis besar kinerjanya cukup baik. Terjadi peningkatan kinerja yang signifikan terutama sejak tahun 2019-2020, baik dari himpunan dana pihak ketiga, penyaluran pembiayaan, laba bersih, hingga total aset.
Sepanjang 2020, pergerakan harga saham BRIS tercatat meroket hingga 579 persen dengan laba bersih tumbuh sebesar 235,14 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini membuktikan, meski industri perbankan terdampak pandemi Covid-19, tetapi BSI berhasil mengatasi tantangan tersebut.
Mengawali tahun, tepatnya 2 Januari 2020, harga per lembar saham BRIS berada di angka Rp 331. Saham BRIS pada bulan pertama 2020 terus mengalami penurunan, dan mencapai titik terendah pada 24 Maret di level Rp135 per saham. Namun, secara perlahan saham BRIS mulai menguat meskipun masih mengalami fluktuasi. Pada 3 Juni, harga saham BSI naik menjadi Rp317, dan pada 7 Juli mencapai Rp451.
Harga BRIS kembali naik pesat pada 4 September menjadi Rp894 per saham, tetapi kemudian turun menjadi Rp726 pada 24 September 2020.
Baca juga: Kinerja dan Harga Saham GGRM, Apakah Bagus untuk Investasi?
Pada tahun 2021, harga saham BSI mencapai level tertinggi yaitu Rp3.882 per lembar di tanggal 13 Januari. Hal ini dipengaruhi oleh aksi korporasi merger. Meskipun mengalami tren penurunan dengan kisaran harga antara 1.200 hingga 1.400 per saham, BRIS berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp3 triliun dari total pendapatan sebesar Rp17,8 triliun sepanjang tahun 2021.
Pada kuartal pertama tahun 2022, BSI mencatatkan laba bersih sebesar Rp987,68 miliar, mengalami peningkatan sebesar 33,18 persen dibandingkan tahun sebelumnya (YoY).
Hingga akhir Maret 2022, BSI berhasil menyalurkan pembiayaan sebesar Rp177,51 triliun, tumbuh sebesar 11,59 persen secara YoY. Dari segi earning per share (EPS), terjadi peningkatan sebesar 33,3 persen pada periode kuartal pertama 2022, yaitu dari Rp18 menjadi Rp24 per saham dibandingkan dengan EPS kuartal pertama 2021. Kenaikan EPS sebesar 33 persen dan prospek cerah di industri perbankan syariah seharusnya menjadi faktor yang menguntungkan bagi BRIS.
Namun, sayangnya kinerja saham BRIS di bursa masih belum mencerminkan hal tersebut. Pada 2022, harga saham BSI mengalami penurunan sekitar 11 persen. Kendati demikian, hal ini juga memberikan peluang besar bagi investor yang berorientasi pada pertumbuhan dan investasi jangka panjang karena dapat memperoleh saham bank syariah terbesar di Indonesia dengan harga yang undervalued jika menggunakan peg ratio.
Baca juga: Cara Menghitung Harga Wajar Saham yang Perlu Diketahui Investor Pemula
Prospek dan Kinerja Saham BRIS
Sebagai bank syariah terbesar di Indonesia, BSI memiliki prospek bisnis yang luas. Terlebih lagi, dengan industri perbankan yang semakin fokus pada digitalisasi, kehadiran BRIS memberikan alternatif bagi masyarakat yang menginginkan layanan perbankan sesuai prinsip syariah.
Pada akhir 2022, saham BRIS menguat setelah berhasil mengumpulkan dana melalui rights issue, dengan jumlah pemesanan saham baru yang melebihi kapasitas (oversubscribed) sebesar 1,4 kali.
Kelebihan pemesanan tersebut mencerminkan antusiasme dan kepercayaan investor terhadap prospek BSI, yang berdampak pada penguatan harga saham BRIS. Selain itu, laporan keuangan BRIS pada tahun 2022 menunjukkan kinerja yang kuat dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Terbukti, di kuartal pertama 2023, pergerakan saham BRIS terpantau masih mencatatkan penguatan 5,43 persen setelah terjadi 91.125 kali transaksi.
Baca juga:
Nah, bagi kamu yang masih tergolong investor pemula dan tertarik ingin membeli saham BRIS, coba beli dulu dalam jumlah kecil, lalu tambah kepemilikan saham jika kinerja perseroan semakin baik.
Untuk membeli sekaligus memantau kinerja BRIS atau saham perbankan lainnya dengan mudah dan aman, jangan lupa gunakan aplikasi investasi BMoney supported by CGS International Sekuritas Indonesia. Selain itu kamu juga bisa melihat produk investasi lainnya seperti reksa dana. Segera unduh aplikasinya di Play Store atau App Store.