Saham Bukalapak (BUKA) menjadi salah satu saham incaran para investor pada saat IPO. Namun, harga saham BUKA hari ini mengalami penurunan signifikan dibandingkan dengan saat pertama kali melantai di bursa saham pada tahun 2021 lalu.
Namun begitu menariknya, kinerja keuangan emiten BUKA mulai memperlihatkan pertumbuhan yang positif pada tahun 2022. Lalu, masihkah saham tersebut layak dipertimbangkan pada tahun ini? Simak penjelasan berikut.
Mengenal Saham BUKA
PT Bukalapak atau bukalapak.com merupakan perusahaan yang bergerak di bidang e-commerce yang didirikan oleh Achmad Zaky bersama rekan-rekannya, Fajrin Rasyid dan Nugroho Herucahyono. Saat ini, perusahaan tersebut menjadi salah satu perusahaan besar yang ada di Indonesia.
Sama seperti e-commerce pada umumnya, PT Bukalapak menjadi platform jual beli online yang memudahkan penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi online secara praktis, aman, dan nyaman.
Selain menyediakan platform jual beli, Bukalapak juga menawarkan layanan tambahan lain dalam program Mitra Bukalapak pada 2017 yang memudahkan mitra untuk melakukan pembayaran tagihan atau top up pulsa.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, PT Bukalapak merupakan perusahaan yang bergerak di bidang usaha berupa portal web dan platform digital bertujuan komersial dengan unit kegiatan utama di bidang e-commerce, teknologi, dan platform online maupun offline.
Pada Juli 2021, PT Bukalapak mengajukan diri ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan berhasil memperoleh pernyataan efektif dari OJK. Selang sebulan, perusahaan tersebut resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham BUKA.
Penawaran umum perdana saham BUKA diluncurkan sebanyak 25.765.504.800 saham baru dengan harga saham BUKA Rp50 per lembarnya dan harga penawarannya adalah Rp850 per lembar saham.
Pada 18 Januari 2023, Waran Terstruktur (WT) emiten BUKA secara resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) berbarengan dengan emiten lain yang berada di bawah naungan PT Bukalapak.com Tbk, yaitu TINS.WT BUKADRCV3A.
Harga penerbitan WT tersebut adalah Rp7 per unit dengan implementasi investasi Rp300 per unit yang dikeluarkan sebanyak 1,5 miliar unit. Dengan performa tersebut, tidak heran jika WT underlying BUKA memiliki jumlah peminat yang banyak.
Baca juga: Kembali Menggeliat, Begini Kinerja Saham BUMI Terkini
Kinerja Keuangan Saham BUKA
Memasuki kuartal ketiga pada tahun 2022, kinerja Bukalapak dengan kode saham BUKA masih memperlihatkan kinerja yang positif dengan laba bersih yang tercatat di periode tersebut mencapai Rp3,61 triliun. Nilai tersebut naik sebesar 421 persen dari kerugian bersih sebesar Rp1,21 triliun secara tahunan atau year on year.
Peningkatan laba operasional di kuartal tersebut disebabkan oleh laba nilai investasi marked-to-marked dari PT Allo Bank Indonesia Tbk. Dengan TPV selama kuartal ketiga yang tumbuh sebesar 32 persen menjadi Rp41,3 triliun, saham BUKA hari ini terus menunjukkan pertumbuhan yang positif.
Sayangnya, harga saham BUKA berbanding terbalik dengan kinerjanya yang semakin baik. Harga saham emiten tersebut masih terbilang lemah karena berada di kisaran Rp260 per Januari 2023 lalu. Meski begitu, saham tersebut dianggap masih layak dipertimbangkan oleh investor yang ingin berinvestasi jangka panjang. Hal ini karena kinerja perusahaan yang makin baik berpotensi memberikan performa yang baik pula di masa depan.
Sejak pertengahan Mei 2022, pergerakan harga saham BUKA cenderung fluktuatif di level Rp270 sampai Rp300 per unitnya. Kenaikan harga saham BUKA hari ini terjadi setelah PT Kreatif Media Karya (KMK) menambah kepemilikan sahamnya di perusahaan tersebut per Juni 2022.
Sebagai sayap bisnis digital emiten PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK), KMK juga menjadi pemegang saham pengendali dengan kepemilikan saham BUKA sebanyak 23,93 persen.
Mengacu pada keterbukaan informasi yang ada, KMK tercatat melakukan pembelian sebanyak 724.302.254 saham BUKA di harga Rp317 per unit. Secara keseluruhan, perusahaan tersebut melakukan transaksi dengan nominal Rp229,6 miliar atau setara dengan tambahan sebanyak 0,7 persen dari total saham outstanding.
Pasca pembelian saham tersebut, KMK menjadi pemegang saham pengendali yang memiliki 25.385.649.537 saham BUKA atau setara dengan 24,63 persen dengan status kepemilikan saham langsung.
Baca juga: Tertarik Investasi, Ini Harga Saham BCA Per 1 Lot Terbaru
Rekomendasi Saham BUKA
Salah satu isu hangat yang sempat muncul di sektor teknologi informasi adalah pemutusan hubungan kerja yang dilakukan di sebagian besar perusahaan rintisan (startup).
Berdasarkan riset Mirae Asset Sekuritas, terdapat lebih dari 50 perusahaan teknologi global yang melakukan PHK terhadap karyawannya. Dari angka tersebut, total karyawan yang terdampak PHK mencapai 16.096 orang atau sebesar 12 persen. Tidak tanggung-tanggung, perusahaan besar seperti PayPal, Netflix, Picsart, Robinhood, dan Peloton juga tidak luput dari fenomena tersebut.
Menariknya, di tengah fenomena PHK yang terjadi, hal sebaliknya justru dilakukan oleh Bukalapak yang malah menambah jumlah karyawan sebanyak 86 orang dari 2.236 menjadi 2.322 orang.
Emiten saham BUKA tersebut juga melakukan aksi korporasi berupa penawaran perdana saham (IPO) dan mendapatkan suntikan dana segar dari investor sehingga mampu memperluas skala bisnisnya dan menjadikan harga saham BUKA hari ini layak diperhitungkan.
Baca juga: Perlu Dikoleksi! Ini Daftar Saham yang Bagi Dividen 2 Kali Setahun
Prospek Saham BUKA
Bukalapak masuk menjadi salah satu saham teknologi. Dampak yang diberikannya cukup besar lantaran marketplace seperti Bukalapak masih menjadi bagian dari alternatif yang dipergunakan masyarakat saat ini sehingga akan sulit jika emiten teknologi tersebut berhenti beroperasi.
Untuk meningkatkan kinerjanya, Bukalapak fokus beroperasi di bidangnya sembari meningkatkan yield dari surat berharganya. Dalam hal fundamental, Bukalapak masih memiliki jumlah cash yang cukup banyak, yakni Rp17,1 triliun per September 2022. Dengan begitu, emiten BUKA tersebut belum perlu mencari pendanaan dari sumber lain.
Riset yang dilakukan RHB Sekuritas pada Desember 2022 menunjukkan bahwa BUKA akan fokus pada traffic online ke offline (O2O) agar lebih hemat biaya karena merupakan specialty platform yang memiliki margin tinggi dan cenderung tidak terlalu kompetitif. Inilah yang membuat saham BUKA hari ini dianggap mampu meningkatkan margin kontribusinya terhadap TPV.
Melihat performanya yang terus meningkat, saham BUKA diprediksi akan makin membaik tahun ini dan berpotensi menjadi saham yang diincar banyak investor. Kamu yang ingin memantau pergerakan harga saham BUKA hari ini bisa melihatnya secara real-time melalui berbagai platform.
Salah satu platform investasi yang bisa kamu gunakan untuk melihat harga saham BUKA adalah BMoney. Platform persembahan Bukalapak dan Ashmore ini memungkinkan investor untuk berinvestasi hanya dengan modal minimum Rp10 ribu.
Selain itu, kamu yang sudah melakukan registrasi di aplikasi tersebut juga bisa melakukan trading atau transaksi reksa dana dan saham secara mudah. Tertarik untuk mencobanya? Download aplikasinya sekarang di Play Store atau App Store.