PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. dengan kode saham CPIN merupakan perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis dan peternakan di Indonesia. Emiten perusahaan unggas atau poultry ini berkembang cukup pesat sejak didirikan pada tahun 1972. CPIN telah menjadi salah satu pemain utama di industri pangan nasional, pun salah satu emiten terbesar di pasar modal Indonesia.
Bisnis utama CPIN meliputi pakan ternak, pembibitan dan budidaya ayam ras serta pengolahannya, produksi dan distribusi bahan pangan, serta perdagangan produk-produk pertanian. Perusahaan juga memiliki sejumlah merek makanan olahan kesohor seperti Fiesta dan Champ. Selain itu, CPIN juga memiliki beberapa bisnis terkait seperti distribusi logistik dan perkebunan kelapa sawit.
Bisnis perseroan didukung oleh jaringan usaha yang terintegrasi dari hulu ke hilir, dengan ribuan hektar lahan pertanian dan peternakan, serta ratusan kantor cabang dan pusat distribusi yang tersebar di seluruh Indonesia. Jaringan distribusinya juga meluas ke negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Filipina.
Dalam menjalankan produksi dan manajemen bisnisnya, CPIN telah mengadopsi teknologi modern, serta memiliki sertifikasi halal dan ISO untuk menjamin kualitas produk.
Baca juga: Pengertian Saham, Jenis, dan Alasan Mengapa jadi Investasi Paling Populer
Pergerakan Harga Saham CPIN
Saham CPIN pertama kali melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 18 Maret 1991 melalui Initial Public Offering (IPO) dengan total saham sebanyak 7.500.000 lembar seharga Rp5.100 per lembar saham.
Mayoritas saham, sekitar 55,53% atau setara dengan 91.063.854.410 lembar saham, dimiliki oleh PT Charoen Pokphand Indonesia, sedangkan sisanya, sekitar 44,47% atau 7.291.614.590 lembar saham, dimiliki oleh publik. Saat ini, kapitalisasi pasar saham CPIN mencapai 81,5 triliun.
Baca juga: Apa Itu Wallet Crypto? Berikut Pengertian, Tipe, dan Contohnya
Sepanjang 2022, saham CPIN mengalami fluktuasi signifikan di pasar modal. Namun, perusahaan berhasil mencatatkan kinerja keuangan positif dengan peningkatan pendapatan dan laba bersih dibandingkan tahun sebelumnya.
Di 3 bulan pertama 2023, harga saham CPIN stagnan karena sentimen makroekonomi yang belum mendukung. Program pemotongan ayam (culling) yang belum dilanjutkan menyebabkan suplai ayam berlebih sehingga terjadi penurunan harga. Selain itu, harga ayam juga cenderung turun sekitar 10%.sejak awal tahun.
Memasuki April 2023, saham CPIN merosot 3,21% ke posisi harga Rp4.830/unit. Bahkan, saham CPIN menjadi salah satu penahan laju penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 2,72 poin. Koreksi ini disebabkan oleh kinerja keuangan perusahaan yang kurang memuaskan pada tahun 2022 akibat penurunan laba bersih.
Namun, pada Mei 2023, saham CPIN akhirnya mulai memperlihatkan pemulihan setelah berbulan-bulan dalam tren turun. Saham ini menguat 5,27% menjadi Rp4.990 setelah mendapatkan kembali izin Singapore Food Agency (SFA) untuk mengekspor ayam hidup ke Singapura.
Harga saham CPIN hari ini, Jumat, 8 September 2023, ditutup memerah pada harga Rp4.910 per saham, turun 2,29% dari penutupan sebelumnya.
CPIN Mencatatkan harga tertinggi Rp6.275 serta harga terendah Rp4.330 dalam 52 minggu, dan menunjukkan penurunan 1,6% dalam 5 tahun terakhir. Meski begitu, saham ini telah berfluktuasi dengan penguatan mencapai 4.878,63 poin sejak pertama melantai di bursa.
Baca juga: Ini Daftar 10 Saham dengan Dividen Terbesar Tahun 2023
Kinerja Keuangan Charoen Pokphand Indonesia (CPIN)
CPIN termasuk emiten yang rutin membagikan dividen setiap tahunnya kepada para pemilik saham, dengan laba yang terus meningkat. Pembagian dividen secara rutin ini menggambarkan kinerja keuangan yang baik bagi saham CPIN.
Padahal pada 2020, CPIN merupakan satu dari banyaknya perusahaan yang terdampak pandemi. Rasio keuangannya mengalami penurunan, sedangkan pendapatan dan laba bersihnya merosot tajam. Meskipun sejumlah beban perusahaan berhasil ditekan, penurunan ini dapat dianggap wajar karena dampak pandemi yang melanda semua bisnis.
Sepanjang 2022, CPIN mencatat penurunan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk anjlok 19,03% menjadi hanya Rp2,94 triliun dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp3,63 triliun.
Meskipun begitu, penjualan CPIN meningkat sebesar 9,9% menjadi Rp56,86 triliun dibanding tahun 2021 sebesar Rp51,69 triliun. Peningkatan penjualan ini didorong oleh segmen ayam pedaging yang naik 18,82% dan penjualan ayam olahan yang meningkat 20,57% secara tahunan. Namun, segmen pakan ternak, yang merupakan penyumbang pendapatan terbesar kedua, justru turun sebesar 4,46% menjadi Rp13,62 triliun.
Meskipun terjadi peningkatan penjualan, laba bersih CPIN turun 19,13% dari Rp3,62 triliun pada 2021 menjadi Rp2,92 triliun pada 2022. Penurunan disebabkan oleh meningkatnya beban penjualan. CPIN juga mencatatkan rugi atas perubahan nilai wajar aset biologis sebesar Rp281,8 miliar.
Kendati demikian, di akhir 2022, CPIN masih memiliki kas dan setara kas senilai Rp1,69 triliun. Total aset perusahaan juga mengalami kenaikan menjadi Rp39,84 triliun.
Membaiknya kinerja CPIN semakin terlihat memasuki 2023. Pada Q2-2023, laba bersih mencapai Rp 1,13 triliun, mengalami kenaikan sebesar 372% dibandingkan dengan periode sebelumnya. Pada periode yang sama, pendapatan CPIN juga meningkat 12% secara kuartalan dan 14% secara tahunan menjadi Rp16,3 triliun. Pertumbuhan pendapatan ini sejalan dengan peningkatan harga jual. Selain itu, Gross Profit Margin (GPM) CPIN pada Q2-2023 juga meningkat menjadi 16,3%, dari 10,1% pada Q1-2023.
Baca juga: Ini Deretan Saham Rokok di Indonesia, Tertarik Investasi?
Prospek Saham CPIN
Prospek saham CPIN terbilang positif dari sejumlah aspek, meski ada batasan pertumbuhan harga dalam beberapa kondisi ekonomi tertentu.
Analis Mirae Asset Sekuritas, Andreas Saragih, dalam risetnya mengungkapkan bahwa pemain terintegrasi di industri perunggasan seperti CPIN, mengandalkan pendapatan dari segmen pakan dan ayam pedaging, yang telah berkontribusi lebih dari 60% terhadap total pendapatan perusahaan dalam lima tahun terakhir.
Meski begitu, laba operasional dalam tiga tahun terakhir lebih dipengaruhi oleh segmen pakan, dengan kontribusi lebih dari 50%. Alhasil, kemampuan perusahaan untuk mentransfer kenaikan biaya input kepada pembeli dalam segmen ini memungkinkan margin laba usaha yang relatif stabil.
Kinerja positif yang terlihat pada kuartal II-2023 diperkirakan akan berlanjut hingga semester II-2023. Faktor pendukungnya meliputi stabilnya harga DOC (Day Old Chick) dan ayam broiler, serta peningkatan konsumsi.
Meskipun ada kinerja positif, ruang pertumbuhan harga DOC dan broiler di semester II-2023 diperkirakan akan terbatas. Hal ini terutama disebabkan oleh lemahnya daya beli di segmen pendapatan menengah ke bawah dan pengaruh pemilu, yang mempertimbangkan stabilitas harga pangan.
Sementara itu, proyeksi peningkatan volume penjualan selama semester II-2023 akan didorong oleh meningkatnya aktivitas seperti acara pernikahan dan kampanye. Di sisi lain, analis telah menurunkan peringkat sektor poultry dari overweight menjadi netral, tetapi CPIN tetap menjadi pilihan utama lantaran dianggap lebih siap menghadapi fluktuasi harga yang signifikan.
Dengan demikian, investasi dalam saham CPIN perlu memperhitungkan risiko yang terkait dengan fluktuasi harga dan kondisi pasar.
Baca juga: Marak Isu Rangka eSAF Motor Honda Karatan, Bagaimana Prospek Saham ASII?
Yuk, Berinvestasi di BMoney!
Bagi kamu yang tertarik membeli saham CPIN, jangan lupa berinvestasi menggunakan aplikasi BMoney yang andal, aman, dan terpercaya. Hanya dengan modal Rp10 ribu, kamu sudah bisa memiliki saham yang kamu inginkan.
Selain saham, ada pula pilihan investasi lainnya seperti reksa dana yang cocok bagi pemula atau kamu yang ingin melakukan diversifikasi portofolio. Segera download aplikasinya secara gratis melalui Play Store atau App Store.