Kamu yang ingin berinvestasi saham di sektor transportasi bisa mempertimbangkan saham GIAA milik Garuda Indonesia yang baru saja didapuk sebagai 100 perusahaan terbesar Fortune tahun 2023.
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. atau maskapai Garuda merupakan maskapai penerbangan plat merah yang telah beroperasi sejak 26 Januari 1949. Pada Agustus 2023, perusahaan dengan kode saham GIAA ini menempati peringkat ke-33 dalam daftar perusahaan terbesar di Fortune Indonesia 100 tahun 2023 lantaran memiliki kinerja terbaik sepanjang tahun 2022.
GIAA bukan hanya memberikan jasa angkutan udara niaga yang mengoperasikan 202 armada pesawat untuk melayani penerbangan domestik hingga internasional, tapi juga memiliki unit bisnis kesehatan (Garuda Sentra Medika) dan kargo (Garuda Cargo) yang menggandeng mitra lain untuk mengirimkan barang ke Indonesia maupun luar negeri.
Sebagai perusahaan BUMN, Garuda mendapat sokongan investasi dari negara lebih dari 5% dari total asetnya. Garuda juga memiliki anak perusahaan lain seperti Citilink, Sriwijaya Air, GMF AeroAsia, dan lainnya.
Baca juga: Kinerja Saham NICL: Emiten Tambang dan Mineral Nikel
Kinerja Keuangan GIAA
Kinerja Garuda Indonesia setiap tahunnya tumbuh tipis dengan beberapa kali tercatat negatif. Penurunan ini disebabkan anjloknya pendapatan usaha Garuda dan dampak Pandemi COVID-19 yang terjadi 3 tahun silam. Pandemi menyebabkan kerugian besar mencapai US$1,07 miliar pada kuartal III-2020. Padahal, di kuartal yang sama tahun sebelumnya, Garuda mencetak laba bersih US$122,42 juta.
Rugi besar ini menyebabkan ekuitas GIAA menjadi negatif, dan membuat seluruh aset perseroan ditopang oleh utang. Meski begitu, Garuda mencatat pendapatan usaha sebesar U$2,1 miliar pada tahun 2022, tumbuh signifikan sekitar 57% dibanding tahun sebelumnya.
Dari sisi aset, aset total Garuda meningkat dari US$4,45 miliar pada akhir 2019 menjadi US$10,789 miliar pada akhir 2020, terutama karena aset tidak lancar meningkat. Liabilitas Garuda juga meningkat menjadi US$12,709 miliar pada 2020 dari US$3,884 miliar pada akhir 2019. Terjadi kenaikan pada liabilitas jangka panjang dan jangka pendek, yang disebabkan oleh sewa pembiayaan dan transaksi sewa lainnya.
Pada kuartal I-2023, Garuda masih mencatat rugi bersih sekitar US$110,13 juta, tetapi pendapatannya naik signifikan 72,2% menjadi US$602,99 juta dibanding tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Kenaikan ini terutama disebabkan oleh pendapatan dari penerbangan berjadwal yang meningkat 87%. Meskipun pendapatan meningkat, beban usaha juga naik sebesar 14,98%, termasuk beban bandara, tiket, penjualan, dan pelayanan penumpang.
Baca juga: Menilik Harga Saham SLIS, Produsen Sepeda Listrik Indonesia
Harga Saham GIAA Hari Ini
Harga saham GIAA hari ini, Senin, 14 Agustus 2023, mengalami peningkatan. Saat sesi perdagangan berakhir, saham GIAA ditutup hijau pada harga Rp65 per saham.
Dibandingkan dengan penutupan sebelumnya, harga saham maskapai Garuda naik 3,17% atau 2 poin dari Rp63. Saham dengan kapitalisasi pasar sebesar 5,76 triliun ini dibuka lebih rendah di posisi Rp63. Mencatatkan harga tertinggi Rp65 serta harga terendah Rp62 dalam sehari, dan telah berfluktuasi dengan pelemahan -70,72% sejak pertama melantai di bursa.
Pergerakan Harga Saham GIAA dari Tahun ke Tahun
Pada 11 Februari 2011, GIAA resmi tercatat sebagai salah satu emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan harga saham awal Rp620 per lembar. Mayoritas pemegang saham adalah Pemerintah RI (60,54%), diikuti oleh PT Trans Airways (25,8%), dan masyarakat (13,66%).
Sejak IPO, kinerja GIAA bergerak fluktuatif. Di atas Rp600 pada 2012-2013, lalu turun drastis. Meski sempat mencapai Rp650 pada awal 2019, tetapi kenaikannya tidak bertahan lama.
Pada Januari 2020, saham Garuda mulai masuk zona merah. Harga saham turun menjadi Rp496 dari Rp498 di akhir 2019. Selepas itu, nilai saham GIAA tak kunjung membaik. Masalah internal seperti korupsi dan kendala keuangan, serta dampak COVID-19, memengaruhi kinerja perusahaan.
Pandemi juga memicu larangan penerbangan komersial oleh Kemenhub yang memengaruhi pendapatan dari penumpang. Padahal, 80 persen total pendapatan GIAA bergantung pada penumpang. Akhirnya untuk menangani situasi tersebut, beberapa strategi dilakukan demi menjaga arus kas.
Hasilnya fluktuatif, tetapi berhasil mengatasi sejumlah tantangan. Dalam 3 tahun terakhir, harga saham GIAA tertinggi berada di level Rp478 dan terendah berada di level Rp50.
Pada 3 Januari 2023, saham GIAA naik 9,8% menjadi Rp224/saham, mencapai batas auto reject atas (ARA) setelah suspensi saham dicabut oleh BEI. Saham GIAA diketahui disuspensi sejak 18 Juni 2021 karena penundaan pembayaran kupon sukuk global.
Namun, pada 20 Mei 2023, saham GIAA turun 5,56% menjadi Rp51/saham, menyentuh batas auto reject bawah, dan pada 22 Mei harga saham terendah Rp50/lembar. Kemudian, dalam beberapa hari, saham GIAA melonjak 8,77% menjadi Rp62/saham pada 24 Mei, dan Rp68/lembar pada 25 Mei.
Lonjakan ini disebabkan oleh pemulihan aktivitas ekonomi setelah dicabutnya aturan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) pada awal 2023, yang meningkatkan lalu lintas transportasi udara.
Baca juga: Kinerja Harga Saham BELI dan Potensi Bisnisnya ke Depan
Berapa Harga 1 Lot Saham GIAA?
Dalam perdagangan saham, investor biasanya membeli saham dalam satuan lot untuk efisiensi dan meminimalkan biaya. Lot saham adalah satuan perdagangan standar di pasar saham , dan jumlahnya tergantung aturan bursa efek di negara tersebut.
Di Bursa Efek Indonesia (BEI), satu lot saham berisi 100 lembar. Transaksi saham harus dilakukan dalam kelipatan lot tersebut, misalnya 200 lembar saham, 300 lembar saham, dan seterusnya. Harga 1 lot saham GIAA akan bervariasi sesuai harga saham pada periode tertentu.
Rumus menghitung harga 1 lot saham GIAA adalah Harga saham per lembar × Jumlah lembar saham dalam 1 lot.
Jika harga saham GIAA hari ini adalah Rp65, maka harga 1 lot saham GIAA adalah Rp65 × 100 = Rp6.500.
Baca juga: Kinerja Saham TOBA: Emiten Batubara, Kelapa Sawit, dan Kendaraan Listrik
Prospek Bisnis GIAA
Meskipun saham GIAA menjadi satu-satunya saham BUMN yang pernah menyentuh level gocap, tetapi pertumbuhan pendapatan pada kuartal I-2023 memberikan outlook positif di sepanjang tahun 2023. Garuda Indonesia juga tetap beroperasi dan menerapkan langkah-langkah penguatan bisnis, walau masih terdampak pandemi.
Dua langkah penting adalah cairnya obligasi wajib konversi senilai Rp1 triliun dan putus kontrak dini pesawat Bombardier CRJ-1000 NG. Selain itu, pemerintah memiliki peran penting dalam mendukung Garuda Indonesia karena perusahaan ini memainkan peran krusial dalam konektivitas nasional.
GIAA juga memiliki prospek bisnis jangka panjang yang menjanjikan, terutama dengan visi pemerintah memperkuat industri pariwisata dan menggabungkannya ke dalam holding pariwisata. Apalagi perjalanan udara masih menjadi alternatif utama untuk menjangkau wilayah-wilayah yang jauh, meskipun perjalanan internasional dikurangi.
Melihat prospek tersebut, sejumlah analis menyarankan pelaku pasar yang sudah mengoleksi saham GIAA untuk dapat hold terlebih dahulu. Sementara untuk investor baru disarankan wait and see hingga kinerja perseroan berdampak kepada nilai saham. Pasalnya, kinerja perseroan bisa dikatakan semakin membaik jika nilai sahamnya bisa menembus level 67.
Demikian ulasan mengenai pergerakan harga saham GIAA, kinerja keuangannya, dan harga 1 lot saham GIAA. Kamu yang tertarik berinvestasi saham Garuda Indonesia bisa melakukan transaksi saham dan reksa dana melalui aplikasi BMoney yang andal dan tepercaya karena sudah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Tertarik untuk mencoba? Download aplikasinya di Play Store atau App Store.