Performa Harga Saham INCO dan Prospeknya ke Depan

Uji Agung Santosa

02 Agustus 2023

Prospek dan kinerja saham INCO (Image: Bloomberg)
Prospek dan kinerja saham INCO (Image: Bloomberg)

Bagi kamu yang ingin berinvestasi jangka panjang dengan prospek cerah, tidak ada salahnya mempertimbangkan saham INCO, yaitu saham yang diterbitkan oleh PT Vale Indonesia Tbk. 

Emiten yang sebelumnya bernama PT International Nickel Indonesia Tbk. ini merupakan perusahaan investasi asing yang telah mendapatkan lisensi dari Pemerintah Indonesia untuk melakukan eksplorasi, penambangan, pengolahan, dan produksi nikel.

Perusahaan pertambangan dan nikel ini merupakan anak perusahaan Vale, yang menjadi salah satu produsen nikel ternama di dunia. INCO didirikan pada bulan Juli 1968 sebagai bagian dari kelompok perusahaan Vale Inco Limited dan memulai kegiatan operasionalnya secara komersial pada tahun 1978.

Harga Saham INCO

Harga saham INCO
Harga saham INCO

Harga saham INCO pada Jumat, 28 Juli 2023, ditutup hijau. Saat bursa menutup hari perdagangan, saham INCO persis di harga penutupan Rp6.825 per saham.

Dibandingkan dengan penutupan Kamis, 27 Juli 2023, harga saham Vale Indonesia naik 2,63% atau 175 poin dari Rp6.650. Saham dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp67,82 triliun ini dibuka stagnan di posisi Rp 6.650. 

Saham tersebut mencatatkan harga tertinggi Rp6.825 dan harga terendah Rp6.600 dalam sehari. Total frekuensi perdagangan saham tersebut adalah 2.488 kali dengan volume perdagangan 49.990 lot saham dan nilai transaksi Rp33,8 miliar.

Berapa Harga 1 Lot Saham INCO?

Dalam perdagangan saham, investor biasanya membeli saham dalam satuan lot untuk mempermudah transaksi dan meminimalkan biaya transaksi. Lot saham adalah satuan perdagangan saham yang digunakan di pasar saham. Setiap lot saham memiliki jumlah lembar saham yang ditentukan, bergantung pada aturan bursa efek di negara tempat saham tersebut diperdagangkan.

Di Indonesia, Bursa Efek Indonesia (BEI) menggunakan satuan lot saham sebanyak 100 lembar saham. Transaksi saham harus dilakukan dalam kelipatan lot tersebut dan tidak dapat dilakukan dalam jumlah kurang dari itu. Misalnya, 200 lembar saham, 300 lembar saham, dan seterusnya. Dengan demikian, harga 1 lot saham INCO akan bervariasi, bergantung pada harga saham pada periode tertentu.

Baca juga: Cek Kinerja dan Sejarah Harga Saham BBTN di Sini!

Untuk menghitung harga 1 lot saham INCO, kamu dapat menggunakan rumus berikut:

Harga 1 lot saham INCO = Harga saham per lembar × Jumlah lembar saham dalam 1 lot

Misalnya, harga saham INCO hari ini adalah Rp6.825, maka harga 1 lot saham INCO dapat dihitung sebagai berikut:

Harga 1 lot saham INCO = Rp6.825 × 100 = Rp682.500

Baca juga: Tertarik Investasi, Ini Harga 1 Lot Saham BCA Terbaru

Pergerakan Harga Saham INCO dari Tahun ke Tahun

Pergerakan saham INCO.
Pergerakan saham INCO.

Salah satu faktor yang menyebabkan lonjakan harga saham INCO adalah kenaikan harga nikel. Menariknya, keuntungan saham ini tidak hanya dinikmati oleh masyarakat, tetapi juga oleh Republik Indonesia (RI) yang memiliki 20% kepemilikan saham INCO atau setara 1,9 miliar lembar saham melalui PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum).

INCO pertama kali terdaftar di BEI pada 16 Mei 1990 dengan 49.681.694 lembar saham yang ditawarkan dengan harga Rp9.800 per lembar. Sejak itu, harga saham INCO telah mengalami peningkatan sebesar 340,32%, dan selama lima tahun terakhir, harga sahamnya meningkat sebesar 64,46%.

Pada awal 2022, harga saham INCO naik 74% dibandingkan enam bulan sebelumnya. Kenaikan ini dipicu oleh meningkatnya harga nikel di pasar global, yang memberikan sentimen positif pada saham-saham nikel lainnya.

Per 10 April 2023, data RTI menunjukkan harga saham INCO mengalami penurunan sebesar 9,51% secara tahunan (year to date/ytd). Meskipun demikian, harga saham INCO mengalami kenaikan tipis sebesar 25 poin atau 0,39%, berada di kisaran harga Rp6.400-Rp6.450 per saham, dan sempat mencapai harga tertinggi sebesar Rp6.475 per saham.

Kenaikan ini terjadi setelah dilakukannya transaksi crossing saham besar-besaran di pasar negosiasi senilai Rp12,72 triliun, dengan jumlah saham yang ditransaksikan sebanyak 19,9 juta lot saham. Transaksi crossing saham tersebut merupakan pemindahbukuan kepemilikan saham INCO dari Inalum ke PT Mineral Industri Indonesia (MIND ID).

Volume saham yang diperdagangkan mencapai 1,37 juta dengan nilai transaksi Rp8,86 miliar. Sementara itu, frekuensi perdagangan mencapai 867 kali dan kapitalisasi pasar mencapai Rp63,84 triliun. Sejak mengalami Rebound, harga saham INCO cenderung bergerak naik (uptrend).

Lantas, apakah kinerja keuangannya sejalan dengan sentimen positif dan kenaikan harganya?

Baca juga: Daftar Saham BUMN dengan Kinerja Terbaik Tahun 2023

Riwayat Kinerja Keuangan INCO

PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) mencatatkan pertumbuhan kinerja positif sepanjang kuartal I tahun 2021. Berdasarkan laporan kinerja yang disampaikan perusahaan, kenaikan kinerja terjadi baik dari sisi Bottom up maupun Bottom line perusahaan.

Jika ditelusuri, pertumbuhan INCO sejak 2017-2020 sangat signifikan, terlebih di pos laba bersih. CAGR perusahaan sebesar 43%. Tingginya CAGR juga terlihat di pendapatan sebesar 8,6% dan total aset 3,8%.

Sejak 2017, PT Vale Indonesia Tbk. memang konsisten mencetak laba bersih. Pada 2021, laba bersih yang ditorehkan Rp2,3 triliun dari total pendapatan Rp 13,6 T, jauh lebih tinggi ketimbang tahun-tahun sebelumnya.

Pertumbuhan laba bersih, pendapatan, dan total aset merupakan cerminan bahwa INCO adalah perusahaan berkinerja baik. Lalu, jumlah kapitalisasi pasar INCO per Mei 2022 mencapai Rp 75,76 triliun dan menurun menjadi Rp67,82 triliun per Juli 2023. Meski begitu, INCO tetap diperhitungkan sebagai emiten dengan performa yang cukup baik.

Sepanjang semester I 2023, Vale Indonesia kembali membukukan pertumbuhan positif baik dari sisi pendapatan maupun laba. Pendapatan INCO sebesar USD 658,97 juta atau sekitar Rp 9,93 triliun, naik 16,73% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD 564,54 juta.

Dari segi dividen, sejauh ini INCO memang tercatat baru tiga kali membagikan dividen ke investornya. Yakni dengan nominal US$25 juta pada 2013 dan dividen sebesar US$100 juta pada 2014. Lalu, baru pada tahun 2021 INCO kembali membagikan dividen senilai Rp468,98 miliar untuk tahun buku 2020. Jumlah ini setara dengan 40% laba bersih 2020.

Keputusan membagikan dividen  diambil perusahaan karena beberapa tahun sebelumnya harga nikel sempat merosot dan menyebabkan rugi. Selain itu, INCO masih fokus untuk melakukan ekspansi bisnisnya.

Baca juga: Kinerja Harga Saham BYAN, Sejarah, dan Profil Bisnisnya

Prospek Bisnis INCO

Prospek Bisnis INCO
Prospek Bisnis INCO

Sejumlah analis sepakat bahwa harga saham INCO memiliki prospek positif seiring fundamental perseroan yang cenderung stabil. Sentimen yang mendukung INCO yakni kenaikan permintaan mobil listrik yang dapat meningkatkan permintaan produk Vale Indonesia. Di sisi lain, sentimen divestasi saham dinilai tidak terlalu mempengaruhi pergerakan harga saham INCO maupun operasional perseroan.

Nikel merupakan logam industri yang memiliki permintaan tinggi, terutama untuk industri stainless steel. Beberapa publikasi memprediksi bahwa produksi stainless steel global akan terus meningkat hingga 16% pada tahun 2025, sehingga permintaan nikel juga akan terus tumbuh.

Permintaan nikel untuk industri lainnya juga diperkirakan akan mengalami pertumbuhan sekitar 5% setiap tahunnya. Dari sekitar 750 kilo ton pada tahun 2019, diprediksi akan meningkat menjadi 980 kilo ton pada tahun 2025 dan 2,11 juta ton pada tahun 2040.

Peningkatan permintaan yang signifikan ini terutama disebabkan oleh perkiraan konsumsi nikel dalam baterai Li-ion untuk kendaraan listrik (EV) dan penyimpanan energi (ES). Selama periode tersebut, pangsa permintaan nikel global untuk keperluan EV/ES diproyeksikan meningkat dari 4% pada tahun 2018 menjadi 31% pada tahun 2040.

Meskipun sempat terpengaruh oleh pandemi COVID-19 dan mengalami penurunan pada kuartal pertama tahun 2020, permintaan dan harga nikel dunia mulai pulih pada awal kuartal kedua 2020. Pemulihan ini dipicu oleh kembalinya pertumbuhan ekonomi di Tiongkok setelah periode lockdown.

Peningkatan permintaan nikel tidak terlepas dari dimulainya kembali proyek-proyek infrastruktur dan pengembangan teknologi di Tiongkok, termasuk dalam industri mobil listrik, yang sebelumnya sempat tertunda dan dihentikan.

Dengan terus tumbuhnya permintaan nikel di pasar global, ini menjadi peluang bagi PT Vale untuk mengembangkan usahanya di masa depan. Perusahaan terus mendorong ekspansi bisnis melalui pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian nikel.

Namun, prospek usaha PT Vale di masa mendatang juga harus mempertimbangkan volatilitas harga nikel di pasar global, serta kemampuan untuk mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi biaya produksi. Salah satu di antaranya adalah optimasi pemakaian bahan bakar yang telah menyumbang sekitar 30% dari biaya produksi dalam beberapa tahun terakhir.

Demikian ulasan mengenai pergerakan harga saham INCO, kinerja keuangannya, dan harga 1 lot saham INCO yang perlu diketahui. Bagi kamu yang tertarik berinvestasi saham Vale, coba gunakan aplikasi BMoney yang andal dan tepercaya untuk dapat melakukan transaksi saham dan reksa dana dengan modal mulai dari Rp10 ribu. Segera download aplikasinya di Play Store atau App Store.

 

Artikel menarik lainnya

reksadana_hero_image

Selalu update bareng komunitas investor BMoney!