Menilik Kinerja, Pergerakan Harga, dan Prospek Saham KAEF

Uji Agung Santosa

14 September 2023

Kinerja dan prospek saham KAEF (Kimiafarma.co.id)
Kinerja dan prospek saham KAEF (Kimiafarma.co.id)

Kimia Farma dengan kode saham KAEF berdiri sejak zaman Hindia Belanda tahun 1817. Setelah beberapa pergantian nama, KAEF terakhir mengubah namanya menjadi PT Kimia Farma Tbk., pada 28 Februari 2020. 

 

Saat ini, Kimia Farma memiliki sejumlah anak perusahaan dan sebagian produknya telah dipasarkan di berbagai negara. Seluruh fasilitas produksi Kimia Farma yang tersebar di 6 kota di Indonesia telah memperoleh sertifikasi di tingkat nasional maupun internasional. 

Mulai dari Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB), Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik (CPKB), ISO 9001:2015, ISO 14001:2015, serta sertifikasi Halal dari lembaga independen di dalam dan luar negeri.

Emiten BUMN farmasi ini memiliki beragam produk, mencakup obat generik, obat bebas (OTC), produk herbal, produk etikal dan kosmetik, dan banyak lagi. Selain itu, Kimia Farma bergerak dalam bisnis ritel farmasi melalui apotek, klinik kesehatan, dan laboratorium diagnostik di seluruh Indonesia, dengan lebih dari 1.232 jaringan apotek.

Baca juga: Pengertian Saham, Jenis, dan Alasan Mengapa jadi Investasi Paling Populer 

Pergerakan Harga Saham KAEF

Pergerakan Harga Saham KAEF (TradingView)
Pergerakan Harga Saham KAEF (TradingView)

Kimia Farma pertama melantai di bursa pada Juli 2001 dengan harga penawaran IPO Rp200. Pada awal pandemi 2020, harga saham KAEF sempat menurun drastis mencapai Rp580 per lembar. Namun, pada 21 Juli 2020, kenaikan harga saham KAEF sudah melesat 133% hanya dalam periode singkat 13 hari perdagangan. Kenaikan ini terjadi sejalan dengan spekulasi tentang kedatangan vaksin Covid-19 di Indonesia.

Per 12 Januari 2021, ketika Covid-19 mulai menyebar di Indonesia, harga saham KAEF melonjak tajam. Peningkatannya mencapai 1.103% dibandingkan awal pandemi, mencapai rekor tertinggi (all-time high/ATH) di level Rp6.975 per lembar saham. Kala itu, saham sektor farmasi yang kemudian diikuti oleh saham emiten rumah sakit (RS), menjadi favorit di pasar saham Indonesia karena pertumbuhan luar biasa di sektor kesehatan.

Namun, seiring meredanya pandemi Covid-19, saham KAEF kembali melanjutkan downtrend. Pelemahan kinerja keuangan KAEF yang mulai terlihat sejak tahun 2022 turut menekan harga saham. 

Sejak mencapai ATH, harga saham KAEF turun sekitar 90% menjadi Rp720 per lembar pada 30 Mei 2023. Sepanjang Januari hingga Mei 2023, harga sahamnya anjlok 33,64% lantaran dipicu aksi penjualan asing terhadap saham KAEF yang mencapai Rp2,95 miliar. 

Dengan kinerja keuangan yang kurang memuaskan, valuasi saham KAEF dianggap mahal alias overvalued. Price-to-earnings ratio (PER) nya pun mencapai 3.112,2 kali. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata industri yang hanya 19,66 kali, pun saham-saham sektor lain yang memiliki fundamental lebih baik seperti KLBF dengan PER sebesar 29,44 kali dan SIDO sebesar 19,98 kali.

Meski begitu, rasio price-to-book value (PBV) KAEF hanya sebesar 0,59 kali, atau di bawah beberapa saham sejenisnya. Lalu, sepanjang bulan Agustus harga saham KLBF turun sebesar 4,60% dan per 1 September 2023, harga saham KLBF berada di level Rp830 per saham. 

Saat ini, Kamis, 7 September 2023, saham KAEF berada di posisi Rp835, turun 64.62% dalam 5 tahun terakhir, dan naik 542.31% sejak pertama melantai di bursa.

Baca juga: Ini Daftar 10 Saham dengan Dividen Terbesar Tahun 2023 

Pembagian Dividen dan Kinerja Keuangan Kimia Farma

Pembagian Dividen Saham KAEF (Ilustrasi 123rf.com)
Pembagian Dividen Saham KAEF (Ilustrasi 123rf.com)

Dalam 6 tahun terakhir, KAEF secara rutin membagikan dividen tunai kepada pemegang saham dengan rincian Rp9,63 per saham pada 2017, Rp17,66 per saham pada 2018, Rp14.98 per saham pada 2019, dan Rp1.270,351 per saham pada 2021 untuk 40% laba tahun 2020 sebesar Rp7,06 miliar dari total Rp17,63 miliar. 

Terbaru, KAEF membagikan dividen tunai sebesar Rp90,68 miliar atau sekitar Rp16,33 per saham pada 2022, dari 30% laba bersih KAEF untuk tahun buku 2021.

Sementara itu, pendapatan bersih dan laba bersih KAEF mengalami fluktuasi sejak 2015. Pendapatan bersih meningkat signifikan dari tahun 2015-2019 dengan pertumbuhan rata-rata 18%, tetapi terjadi penurunan pada paruh pertama tahun 2020. Laba bersih juga mengalami fluktuasi, dengan penurunan signifikan pada tahun 2019 karena beban bunga bank meningkat 119% sehingga merugi Rp12,72 miliar.   

Di kuartal pertama 2020, laba bersih KAEF tumbuh 57% menjadi Rp26,2 miliar dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Kemudian turun 34% di kuartal I/2021 menjadi Rp17,3 miliar, dan terus menurun di kuartal I/2022 sebesar 66,5% menjadi Rp5,8 miliar. 

Pertumbuhan laba bersih pada kuartal I/2020 dan dampak pandemi Covid-19 membuat saham KAEF menarik bagi investor sehingga harganya mencapai rekor tertinggi. Namun, ketika laba bersih di kuartal I/2021 dan kuartal I/2022 mengalami penurunan, harga saham KAEF juga mengikuti tren penurunan dan terus mengalami downtrend karena kinerja keuangan yang lemah. Sepanjang 2022, saham Kimia Farma mencatat penurunan pendapatan sebesar 25,29% menjadi Rp9,6 triliun.

Meski merugi, ekuitas perusahaan terus mengalami peningkatan. Pada 2020, total ekuitas mencapai Rp7,10 triliun, naik menjadi Rp7,23 triliun tahun 2021, dan mencapai Rp9,34 triliun pada 2022.

Di kuartal pertama 2023, laba bersih KAEF kembali mengalami penurunan signifikan sebesar 93,3% secara yoy. Meskipun pendapatan tumbuh tipis sebesar 1,91% menjadi Rp2,3 triliun, beban usaha juga naik sebesar 15,68% menjadi Rp830,2 miliar. Salah satu penyebab penurunan laba bersih adalah kewajiban untuk membagikan laba bersih kepada Indonesia Investment Authority (INA) dan Silk Road Fund (SRF) yang memiliki 40% saham di KAEF setelah rights issue sebesar Rp333,23 miliar.

Baca juga: Ini Deretan Saham Rokok di Indonesia, Tertarik Investasi? 

Prospek Saham KAEF

Produk Kosmetik Kimia Farma (KAEF)
Produk Kosmetik Kimia Farma (KAEF)

Manajemen KAEF sedang berupaya meningkatkan kinerja dan layanan kesehatannya guna memulihkan harga saham yang sempat mengalami koreksi. Selain itu, Kimia Farma mengincar pertumbuhan kinerja sebesar 13-15% dan berencana melakukan ekspansi dengan menargetkan penambahan apotek baru sebanyak 100 unit pada 2023 melalui anak usahanya, PT Kimia Farma Apotek (KFA).

Secara menyeluruh, industri farmasi Indonesia diproyeksikan bakal mengalami pertumbuhan stabil sepanjang 2023. Pertumbuhan ini akan didorong oleh meningkatnya permintaan pelayanan kesehatan, pertumbuhan populasi, dan peningkatan kelas menengah dengan pendapatan lebih tinggi.

Selain itu, kondisi makro ekonomi yang membaik setelah normalisasi pandemi Covid-19 berpotensi mendukung kinerja perusahaan farmasi, seiring peningkatan anggaran kesehatan dan pertumbuhan asuransi kesehatan nasional. Anggaran kesehatan telah meningkat menjadi Rp169,8 triliun pada 2023, naik 30,2% dibandingkan tahun sebelumnya, sedangkan jumlah peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) mencapai 86,1% dari total populasi Indonesia.

Regulasi pemerintah yang mendukung peningkatan produk dalam negeri dalam pengadaan barang pemerintah juga memberikan keuntungan bagi industri farmasi. Di tahun 2023, sekitar 17,9% dari total pendapatan obat bebas (OTC) akan berasal dari penjualan online. Kendati demikian, investor perlu berhati-hati dalam memilih perusahaan farmasi yang mampu mengambil manfaat dari peluang ini.

Dalam hal saham KAEF, investor harus bersabar dan menunggu perbaikan kinerja keuangan perusahaan, termasuk pertumbuhan pendapatan (top line) dan laba bersih (bottom line), sebelum membuat keputusan investasi yang lebih baik.

Baca juga: Marak Isu Rangka eSAF Motor Honda Karatan, Bagaimana Prospek Saham ASII? 

Yuk, Berinvestasi di BMoney

Bagi kamu yang tertarik berinvestasi saham KAEF milik Kimia Farma atau saham farmasi lainnya, jangan lupa menggunakan aplikasi andal dan terpercaya BMoney. Hanya dengan modal investasi mulai dari Rp10 ribu kamu sudah bisa memiliki saham pilihanmu. 

Selain itu, berinvestasi di BMoney juga aman lantaran dikelola profesional dan sudah diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Tunggu apa lagi, segera unduh aplikasinya di Play Store atau App Store secara gratis.

 

Artikel menarik lainnya

reksadana_hero_image

Selalu update bareng komunitas investor BMoney!