Industri telekomunikasi di Indonesia terus berkembang pesat dengan berbagai perusahaan yang berlomba-lomba untuk memperluas jangkauan dan meningkatkan kualitas layanan mereka. Salah satu pemain utama di sektor ini adalah PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL), atau yang lebih dikenal sebagai Mitratel.
Dalam artikel ini, kita akan menganalisis performa keuangan Mitratel, strategi operasionalnya, serta prospek masa depannya, termasuk evaluasi harga saham MTEL dan analisa harga wajarnya. Jika Anda tertarik dengan peluang investasi di sektor telekomunikasi, simak ulasan lengkapnya di bawah ini.
Baca juga: Consumer Price Index: Pengertian, Manfaat, dan Pengaruh Pada Pasar Saham
Kinerja Keuangan PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL)
1. Pendapatan
Mitratel mencatatkan pendapatan sebesar Rp 8,59 triliun pada 2023, meningkat 11,2% dibandingkan tahun 2022 yang sebesar Rp 7,73 triliun. Bisnis penyewaan menara menjadi kontributor terbesar dengan kontribusi sebesar 83% atau Rp 7,14 triliun, tumbuh 12% (yoy). Selain itu, pendapatan dari segmen fiber optik mulai menunjukkan hasil dengan pemasukan pertama kali sebesar Rp 207 miliar.
2. Laba Bersih
Peningkatan total pendapatan berkontribusi pada kenaikan laba bersih sebesar 12,6% menjadi Rp 2,01 triliun dari sebelumnya Rp 1,79 triliun. Kenaikan ini didukung oleh pengelolaan biaya yang lebih efisien dengan beban operasional hanya naik 8,3% atau lebih rendah dari pertumbuhan pendapatan.
3. EBITDA
Laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) MTEL meningkat 12,7% menjadi Rp 6,92 triliun dengan margin EBITDA naik menjadi 80,5% dari 79,5% pada 2022. Pencapaian ini sejalan dengan proyeksi dan konsensus dari BRI Danareksa Sekuritas.
4. Strategi Operasional MTEL
MTEL telah memperkuat posisinya dengan strategi akuisisi menara, peningkatan kolokasi, pembangunan menara baru (build to suit), dan akuisisi fiber optik. Pada kuartal IV-2023, MTEL berhasil menambah 1.705 penyewa dan menambah 3.500 km jaringan serat optik.
Baca juga: Personal Consumption Expenditure (PCE): Pentingnya untuk Investor Saham
Analisa Saham MTEL
1. Target Harga
Analis dari BRI Danareksa Sekuritas memberikan rekomendasi beli saham MTEL dengan target harga Rp 960, yang 52% lebih tinggi dari harga saham MTEL pada 8 Maret 2024 sebesar Rp 630.
Sedangkan, Mirae Asset Sekuritas Indonesia menetapkan target harga saham MTEL sebesar Rp 940 menggunakan metode arus kas terdiskon (discounted cash flow/DCF) dengan weighted average cost of capital (WACC) sebesar 9,75% dan tingkat pertumbuhan terminal 1,5%.
2. Valuasi
Saham MTEL diperdagangkan dengan valuasi EV/EBITDA sebesar 12,3 kali. Ini memberikan keuntungan yang menarik, namun tetap bergantung pada kemampuan MTEL dalam mempertahankan posisi terdepan di sektor menara dan menjaga pendapatan yang kuat.
Analisa Fundamental MTEL
1. Posisi Dominan
Pada 2023, MTEL menjadi emiten menara telekomunikasi paling agresif dengan membangun total 682 menara dan mengakuisisi 1.995 menara. Total menara yang dimiliki MTEL mencapai 38.014, menjadikannya pemain dominan di sektor ini.
Baca juga: Memahami FOMC: Peran, Kebijakan, dan Dampaknya bagi Investor
2. Ekspansi Fiber Optik
Di bisnis fiber optik, MTEL memperluas jaringan sepanjang 15.880 km pada tahun 2023, sehingga totalnya mencapai 32.521 km. Pendapatan dari lini bisnis ini mencapai Rp 207 miliar atau 2,4% dari total pendapatan.
3. Strategi Ekspansi
MTEL terus memperluas portofolio asetnya, terutama di luar Jawa, sejalan dengan ekspansi operator seluler. Hal ini memungkinkan MTEL untuk mendukung operator dalam memperluas jangkauan dan meningkatkan kualitas koneksi di daerah rural.
4. Harga Saham 1 Lot MTEL
Per 8 Maret 2024, harga saham MTEL adalah Rp 630 per lembar. Dengan 1 lot saham terdiri dari 100 lembar, maka harga 1 lot saham MTEL adalah Rp 63.000.
Analisis Risiko
1. Regulasi dan Kebijakan Pemerintah
Perubahan kebijakan pemerintah atau regulasi industri telekomunikasi dapat mempengaruhi bisnis MTEL.
Regulasi yang ketat terkait dengan penggunaan frekuensi, hak kepemilikan infrastruktur, dan persyaratan lisensi dapat berdampak signifikan pada operasional dan biaya perusahaan.
Baca juga: Kenali 4 Profil Risiko Investasi, Apa Tipe Kamu?
2. Kompetisi
MTEL menghadapi persaingan ketat dari perusahaan menara telekomunikasi lainnya seperti Tower Bersama dan Sarana Menara Nusantara. Kemampuan MTEL untuk mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasarnya sangat tergantung pada keunggulan layanan, efisiensi operasional, dan kecepatan dalam merespons kebutuhan pasar.
3. Risiko Operasional
Risiko operasional seperti gangguan teknis pada menara dan jaringan fiber optik, serta bencana alam yang dapat merusak infrastruktur, merupakan tantangan yang harus dihadapi MTEL. Mitigasi risiko ini melibatkan investasi dalam pemeliharaan dan peningkatan kualitas infrastruktur secara berkelanjutan.
Prospek Masa Depan
1. Inovasi Teknologi
MTEL berencana untuk mengadopsi teknologi baru seperti jaringan 5G dan layanan internet of things (IoT) untuk memperkuat posisinya di pasar. Inovasi ini diharapkan dapat membuka peluang pendapatan baru dan meningkatkan nilai tambah bagi pelanggan.
2. Ekspansi Pasar
MTEL memiliki rencana ekspansi ke pasar internasional, terutama di negara-negara berkembang yang membutuhkan infrastruktur telekomunikasi. Ekspansi ini dapat memberikan diversifikasi pendapatan dan mengurangi ketergantungan pada pasar domestik.
Baca juga: Mengenal Reksa Dana TRIM Kapital Plus yang Berikan Return 13% Setahun
3. Kinerja Historis
Untuk memahami pertumbuhan MTEL secara lebih mendalam, berikut adalah perbandingan kinerja keuangan MTEL dalam beberapa tahun terakhir:
Tahun | Pendapatan (Rp triliun) | Laba Bersih (Rp triliun) | EBITDA (Rp triliun) |
2021 | 7,00 | 1,60 | 6,20 |
2022 | 7,73 | 1,79 | 6,14 |
2023 | 8,59 | 2,01 | 6,92 |
Data IPO MTEL
IPO Date | 22 November 2021 |
Saham Penawaran | 22.920.512.000 |
Saham Pendiri | 60.021.928.044 |
Total Saham Terdaftar | 82.942.440.044 |
Persentase | 27,63% |
Harga Penawaran | 800 (IDR) |
Dana Terkumpul | 18.336.409.600.000 (IDR) |
Biro Administrasi Efek | PT. Datindo Entrycom |
Papan Pencatatan | Main |
PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) menunjukkan kinerja yang kuat dengan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih dua digit di tahun 2023. Dengan strategi ekspansi yang agresif dan manajemen biaya yang efisien, MTEL diproyeksikan untuk terus tumbuh dan mempertahankan posisinya sebagai pemain dominan di industri menara telekomunikasi.
Baca juga: 10 Mata Uang Tertinggi di Dunia Terbaru, Berikut Ini Daftarnya!
Untuk Anda yang tertarik berinvestasi di sektor telekomunikasi, saham MTEL bisa menjadi pilihan menarik. Namun, penting untuk melakukan analisa mendalam dan mempertimbangkan risiko yang ada. Untuk memudahkan investasi Anda, gunakan aplikasi BMoney.
BMoney supported by CGS International Sekuritas Indonesia adalah aplikasi investasi reksa dana dan saham terpercaya dan aman, yang memudahkan Anda untuk berinvestasi dengan lebih bijak dan terarah. Unduh BMoney sekarang dan mulai perjalanan investasi Anda dengan lebih percaya diri!