Prospek, Kinerja, dan Harga Saham PTBA yang Rutin Bagi Dividen

Uji Agung Santosa

23 Agustus 2023

Kinerja saham PTBA (image: ptba.co.id)
Kinerja saham PTBA (image: ptba.co.id)

Bagi kamu yang ingin berinvestasi saham BUMN di sektor pertambangan batu bara, tidak ada salahnya untuk mempertimbangkan saham PTBA milik PT Bukit Asam yang rutin bagi-bagi dividen.

PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) memiliki kegiatan usaha yang luas terkait batu bara mulai dari eksplorasi, pengolahan, perdagangan, pemeliharaan fasilitas, dan banyak lagi.  Perusahaan badan usaha milik negara (BUMN)  dengan kode saham PTBA ini didirikan pada 2 Maret 1981 dan mulai beroperasi sejak tahun 2007.

 

Harga Saham PTBA Hari Ini

Harga saham PTBA per tanggal 15 Agustus 2023 pada sesi perdagangan pertama dibuka di level Rp2.780. Naik 0,36% atau 10 poin pada penutupan sebelumnya yang ditutup menghijau. 

Saham dengan kapitalisasi pasar sebesar 32,14 triliun ini mencatatkan harga tertinggi Rp2.810 serta harga terendah Rp2.770 sehari sebelumnya, dan telah berfluktuasi dengan pertumbuhan 752.76% sejak pertama melantai di bursa. 

Baca juga: Menilik Harga Saham SLIS, Produsen Sepeda Listrik Indonesia 

Berapa Harga 1 Lot Saham PTBA?

Harga Saham PTBA
Harga Saham PTBA

Dalam perdagangan saham, investor biasanya membeli saham dalam satuan lot untuk alasan efisiensi dan meminimalkan biaya transaksi. Satuan lot sendiri merupakan satuan perdagangan standar di pasar saham yang jumlahnya bergantung pada aturan bursa efek di negara tempat saham diperjualbelikan.

Di Bursa Efek Indonesia (BEI), satu lot saham berisi 100 lembar. Transaksi saham harus dilakukan dalam kelipatan lot tersebut, misalnya 200 lembar saham, 300 lembar saham, dan seterusnya. Harga 1 lot saham PTBA akan bervariasi sesuai harga saham pada periode tertentu.

Rumus menghitung harga 1 lot saham PTBA adalah Harga saham per lembar × Jumlah lembar saham dalam 1 lot.

Jika harga saham PTBA hari ini adalah Rp2.780, maka harga 1 lot saham PTBA adalah Rp2.780 × 100 = Rp278.000.

Baca juga: Kinerja Saham NICL: Emiten Tambang dan Mineral Nikel 

Kinerja Keuangan dan Pergerakan Harga Saham PTBA 

PTBA menunjukkan pertumbuhan konsisten selama 5 tahun (2016-2020) dengan keuntungan meningkat dari tahun ke tahun. Dilihat dari berbagai rasio keuangannya, PTBA juga termasuk perusahaan yang sehat.

Hingga saat ini, PTBA tergolong saham dengan kinerja istimewa di sektornya. Secara valuasi, PER dan PBV PTBA relatif lebih murah dibandingkan emiten pertambangan lainnya.

Sepanjang 2020, laba bersih PTBA mencapai Rp2,4 triliun, turun 41,16% secara tahunan (year on year/YoY). Pendapatan PTBA juga turun 20,4% menjadi Rp17,3 triliun dan aset perusahaan turun 7,8% menjadi Rp24,1 triliun. Meski menurun, perolehan laba tersebut bisa dibilang cukup baik di tengah pemberlakuan lockdown semasa pandemi COVID-19.

Selepas pandemi, PTBA sukses mencatatkan sejarah tertinggi untuk kinerja keuangan dan operasional perusahaan pada 2022. Laba bersih naik 159% menjadi Rp12,6 triliun (YoY), dengan peningkatan pendapatan 146% menjadi Rp42,6 triliun dan total aset tumbuh 126% menjadi Rp45,4 triliun di akhir 2022.

Hal ini lantaran total produksi batu bara PTBA meningkat 24% menjadi 37,1 juta ton dan penjualan batu bara tumbuh 12% menjadi 31,6 juta ton di tahun 2022.

Lalu, di kuartal I/2023, pendapatan PTBA naik 21,3%, tetapi laba bersihnya turun 49% menjadi Rp1,2 triliun karena harga jual rata-rata (average selling price/ASP) turun 9% dan seluruh beban meningkat.

Menariknya, setelah mengumumkan rencana pembagian dividen tahun buku 2022 pada 16 Juni 2023, harga saham PTBA naik tajam 11,85% sejak perdagangan dibuka. Dalam waktu 14 menit, terjadi 16.421 kali transaksi saham PTBA dengan volume 107,14 juta lembar dan total nilai transaksi Rp426,3 miliar.

Namun, saham PTBA langsung merosot setelah melewati periode cum date yang telah berlangsung pada 23 Juni lalu. Cum date adalah hari terakhir bagi investor  agar bisa mendapatkan dividen. Investor yang membeli saham setelah tanggal tersebut tidak berhak atas dividen kinerja tahun buku 2022. 

Setelah melewati cum date, saham PTBA langsung mencapai batas auto rejection bawah (ARB) selama 2 hari berturut-turut. Pada 26 Juni anjlok 14,86%, dan di hari berikutnya turun lagi hingga 14,92%. Akibatnya, banyak investor terjebak dalam situasi tanpa dividen setelah mencapai masa ex-date.

Meskipun kinerja saham PTBA masih mencetak return negatif untuk periode berjalan 2023, tetapi nyatanya saham ini masih menjadi incaran sejumlah investor institusi asing kakap. Salah satunya perusahaan manajemen aset terbesar di dunia, BlackRock Inc.

Baca  juga: Kinerja Saham TOBA: Emiten Batubara, Kelapa Sawit, dan Kendaraan Listrik

Pembagian Dividen Saham PTBA

Pembagian Dividen Saham PTBA
Pembagian Dividen Saham PTBA

Seiring pertumbuhan kinerja operasionalnya, PT Bukit Asam menjadi salah satu emiten yang masuk ke indeks High Dividend 20 lantaran rutin membagikan dividen tinggi kepada investor, mencapai lebih dari 10% yield. Pembagian dividen rutin mencerminkan kesehatan perusahaan dan menjadi daya tarik bagi investor jangka panjang. 

Rasio dividen PTBA terhadap  laba bersih (dividend payout ratio/DPR) berfluktuasi antara 30%-75% dan terus meningkat sejak 2016-2020. Pada April 2021, PTBA membagikan dividen sebesar Rp835 miliar atau 35% dari laba bersih tahun 2020.

Pada 2023, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PTBA menyetujui dividen Rp12,6 triliun atau 100% laba bersih tahun 2022, dengan setiap pemegang saham berhak menerima hingga Rp1.094 per lembar saham.

Dividen dengan besaran jumbo ini meningkat hampir 60% dibanding dividen tahun 2022 sebesar Rp7,9 triliun. Peningkatan ini berkat kinerja finansial yang kuat akibat booming komoditas tahun lalu. 

Meski seluruh laba dibagikan sebagai dividen, tetapi kas perusahaan masih mumpuni dan bakal tetap konsisten melakukan rencana ekspansi. Terutama di bidang pengembangan energi baru terbarukan dan menambah peningkatan kapasitas. 

Baca juga: Kinerja Harga Saham BELI dan Potensi Bisnisnya ke Depan 

Prospek Saham PTBA

Prospek Saham PTBA (ptba.co.id)
Prospek Saham PTBA (ptba.co.id)

Meskipun sempat menyentuh ARB dua kali berturut-turut, sejumlah analisis menilai wajar apabila saham yang membagikan dividen akan mengalami penurunan. pembagian dividen hanya akan menjadi sentimen jangka pendek bagi saham emiten batu bara. 

Selain itu, ada beberapa tantangan yang mungkin dihadapi oleh PTBA di 2023. Di antaranya normalisasi harga batu bara, kondisi geopolitik, dan fluktuasi pasar. Pun faktor lainnya seperti naiknya biaya jasa angkutan, jasa penambangan, bahan bakar, dan royalti yang berpotensi membuat harga pokok penjualan naik.

Kendati demikian, emiten batu bara yang mendiversifikasi usahanya ke energi hijau, termasuk PTBA, tentu memiliki prospek yang positif dalam jangka panjang. Apalagi mengingat harga saham PTBA masih undervalue

Demikian ulasan mengenai pergerakan harga saham PTBA, kinerja keuangannya, prospek, dan harga 1 lot saham PTBA. Kamu yang ingin berinvestasi di saham ini bisa melakukan transaksi saham dan reksa dana di aplikasi investasi BMoney. Selain sudah terdaftar dan diawasi OJK, BMoney juga mempermudah kamu untuk berinvestasi dengan modal minimum Rp10 ribu saja. Yuk, download aplikasinya di Play Store atau App Store.

Artikel menarik lainnya

reksadana_hero_image

Selalu update bareng komunitas investor BMoney!