PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk dikenal dengan nama PP (Persero) Tbk atau PTPP didirikan pada 26 Agustus 1953. Perusahaan dengan kode saham PTPP ini bergerak di bidang jasa konstruksi, real estate (developer), properti dan investasi di bidang infrastruktur dan energi.
Nama PTPP secara resmi digunakan pada 1971 setelah sebelumnya menggunakan nama NV Pembangunan Perumahan pada 1953 dan PN Pembangunan Perumahan pada 1960.
Perusahaan ini fokus pada proyek-proyek pembangunan infrastruktur seperti jalan raya, jembatan, bendungan, gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, serta pengembangan proyek properti.
Sebagai salah satu perusahaan konstruksi dan pengembang properti terkemuka di Indonesia, layakkah saham ini dikoleksi? Yuk, simak pembahasannya lebih lanjut.
Baca juga: Deretan Saham Sektor Retail yang Bisa Dipilih Tahun 2023
Profil PTPP
Selama lebih dari enam dekade, PTPP menjadi pemain utama dalam bisnis konstruksi nasional dengan menyelesaikan berbagai proyek besar di seluruh Indonesia.
Sejak didirikan, PTPP mendapat kepercayaan membangun Perumahan Pejabat PT Semen Gresik Tbk., anak perusahaan BAPINDO di Gresik. Lalu, membangun proyek-proyek besar hasil rampasan perang dari Pemerintah Jepang yaitu Hotel Indonesia, Bali Beach Hotel, Ambarrukmo Palace Hotel, dan Samudera Beach Hotel.
Perusahaan ini juga dipercaya untuk mengerjakan berbagai proyek infrastruktur di Indonesia di antaranya mega proyek New Tanjung Priok, hingga menangani pembangunan 7 bandar udara sepanjang 2012. Selain di dalam negeri, PTPP juga telah menggarap proyek-proyek di luar negeri, seperti di Timor Leste, Qatar, Arab Saudi, dan Myanmar.
PT PP juga membentuk beberapa anak perusahaan dengan menggandeng mitra dari dalam dan luar negeri di antaranya PT PP-Taisei Indonesia Construction, PT Mitracipta Polasarana dan PT Citra Waspphutowa.
Baca juga: Kinerja Harga Saham DOID dan Prospeknya ke Depan
Harga Saham PTPP
PTPP memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK pada 29 Januari 2010, dan melakukan penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) secara resmi di bursa efek pada 9 Februari 2010. Sebanyak 21,46% saham atau 1.038.976.500 dari total 4.842.436.500 lembar saham ditawarkan kepada masyarakat dengan harga Rp560 per lembar dan nilai nominal Rp100 per saham.
Dalam trading saham, investor umumnya membeli saham dalam satuan lot. Hal ini dilakukan untuk mempermudah transaksi dan mengurangi biaya transaksi. Lot saham merupakan satuan transaksi yang digunakan di pasar saham. Setiap lot memiliki jumlah lembar saham yang ditentukan sesuai dengan aturan bursa efek di negara tempat saham tersebut diperdagangkan.
Di Indonesia, satuan lot saham yang dipatenkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah 100 lembar saham. Transaksi saham harus dilakukan dalam kelipatan lot tersebut dan tidak dapat dilakukan dalam jumlah kurang dari itu, misalnya 200 lembar saham, 300 lembar saham, dan seterusnya.
Dengan demikian, investor hanya akan dapat melakukan transaksi dengan satuan lot berisi 100 lembar saham atau kelipatannya. Harga 1 lot saham akan bervariasi tergantung pada harga saham pada periode tertentu.
Misalnya, harga saham PTPP hari ini, 5 Juli 2023, berada di kisaran Rp585 per lembarnya. Karena harga 1 lot saham PTPP setara dengan 100 lembar saham, maka harga 1 lot saham PTPP adalah Rp585 x 100 lembar, atau sebesar Rp58.500.
Harga saham tersebut termasuk kategori undervalued alias murah. Namun, apakah harga saham yang terbilang murah saat ini berpotensi lebih murah lagi atau tidak, perlu menilik dulu kinerja dan pergerakan harganya.
Baca juga: Kian Menjanjikan, Berapa Harga Saham UNTR Saat Ini?
Kinerja dan Pergerakan Harga Saham PTPP
Pada awal Juli 2023, PTPP melakukan divestasi saham sebanyak 90.800 saham senilai Rp1,16 juta per saham. PTPP mengantongi hingga Rp105,92 miliar dari aksi tersebut.
Divestasi saham merujuk pada tindakan menjual atau mengurangi kepemilikan saham suatu perusahaan oleh entitas atau individu tertentu. Dalam konteks bisnis, divestasi saham sering dilakukan ketika perusahaan memutuskan untuk mengalihkan aset atau bisnis tertentu yang tidak lagi dianggap inti atau strategis.
PTPP sendiri melakukan divestasi sebagai pertimbangan untuk memperkuat arus kas guna menunjang kegiatan operasi dan bisnis, serta menghindari penambahan utang baru.
Pada 2022, PTPP berhasil mencetak kenaikan tipis laba bersih sebesar 2,1%, dari Rp 266 miliar menjadi Rp 271,7 miliar. Hal ini lantaran pendapatan meningkat 12,9% dari Rp18,92 triliun pada 2021 menjadi Rp16,76 triliun.
Rendahnya tingkat pertumbuhan kinerja keuangan PTPP dipengaruhi oleh pelemahan gross margin dan net margin perusahaan. Pun dipicu oleh penurunan keuntungan dari perusahaan patungan. Meski bertumbuh, pencapaian tersebut masih di bawah ekspektasi maupun konsensus analis.
Terlebih lagi, peningkatan laba tipis ini diiringi dengan peningkatan hutang. Total hutang PTPP pada tahun 2022 meningkat menjadi Rp42,7 triliun dibandingkan tahun 2021 sebesar Rp41,2 triliun.
Selain itu, meskipun harga saham PTPP terbilang undervalued alias murah, nyatanya harga tersebut masih dalam tren penurunan alias downtrend. Artinya, harga saham yang terbilang murah saat ini berpotensi lebih murah lagi.
Sejak Agustus 2016, pergerakan harga saham PTPP memang mengalami downtrend dalam major trend. Padahal, di tahun yang sama, harga saham PTPP sempat menduduki level tertinggi di Rp4.277. Setelahnya, harga saham cenderung turun dan beberapa kali mengalami fluktuasi.
Baca juga: Perkembangan Harga Saham BBNI dan Rekomendasinya
Lantas, Bagaimana Prospeknya?
Sektor konstruksi BUMN memiliki potensi baik dengan sentimen pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru. Pemerintah meningkatkan anggaran infrastruktur pada APBN 2023 sekitar 7% dari kontraksi sebesar minus 13% pada 2022.
Fokus pemerintah pada pemerataan infrastruktur dan pembangunan infrastruktur IKN, berpotensi mendorong perbaikan kinerja keuangan atau peningkatan kinerja keuangan dari emiten konstruksi dan semen.
Terlebih setelah divestasi, PTPP memproyeksikan pertumbuhan perolehan nilai kontrak baru yang akan berdampak positif terhadap pertumbuhan pendapatan dan laba bersih perusahaan.
Jadi, meskipun saat ini harga saham ptpp belum begitu menarik, setidaknya prospeknya ke depan masih membuat saham ini layak dikoleksi. Apalagi Saham PTPP memiliki likuiditas yang cukup tinggi di BEI dan sering diperdagangkan.
Namun, penting diingat bahwa performa saham perusahaan dapat berubah seiring dengan kondisi pasar dan industri konstruksi. Oleh karena itu, penting bagi investor untuk melakukan analisis dan riset yang cermat sebelum membuat keputusan investasi.
Jika kamu tertarik untuk membeli saham emiten Pembangunan Perumahan Tbk., pastikan kamu membelinya melalui aplikasi investasi tepercaya seperti BMoney. Selain bisa melakukan transaksi saham, kamu juga bisa berinvestasi reksa dana melalui aplikasi ini dengan modal mulai dari Rp10 ribu. Download aplikasinya di Play Store atau App Store.