Pergerakan Harga Saham TINS dan Performanya

Uji Agung Santosa

02 Agustus 2023

Prospek dan kinerja saham TINS (123rf.com)
Prospek dan kinerja saham TINS (123rf.com)

PT Timah (Persero) Tbk. dengan kode saham TINS dikenal sebagai perusahaan penghasil logam timah terbesar di Indonesia dan juga dunia. 

Didirikan pada tanggal pada 17 April 1961, PT Timah adalah perusahaan pertambangan timah yang merupakan produsen dan pengekspor timah, serta memiliki usaha penambangan timah terpadu mulai dari eksplorasi, pertambangan, pengolahan sampai dengan pemasaran.  

 

Emiten sektor pertambangan dengan subsektor logam dan mineral lainnya ini juga memiliki usaha lainnya yaitu di bidang pertambangan batu bara dan eksplorasi aspal.

Meskipun TINS berperan penting terhadap pasar timah dunia, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan pada Juli 2023 bahwa TINS bukan lagi penghuni daftar konstituen indeks LQ45 usai melakukan evaluasi mayor. TINS terdepak dari daftar LQ45 bersama PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA).

Indeks LQ45 merupakan indeks yang mengukur kinerja harga dari 45 saham yang memiliki likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar serta didukung oleh fundamental perusahaan yang baik. 

Penerapan indeks anyar ini bakal berlaku efektif mulai Agustus 2023 hingga Januari 2024. Hal tersebut lantaran kinerja saham dan keuangan TINS cenderung menurun dalam beberapa tahun terakhir.

Baca juga: Cek Kinerja dan Sejarah Harga Saham BBTN di Sini!

Harga Saham TINS

Harga saham TINS hari ini, Jumat, 28 Juli 2023, ditutup memerah. Saat bursa menutup hari perdagangan, saham TINS persis di harga penutupan Rp945 per saham.

Dibandingkan dengan penutupan Kamis, 27 Juli 2023, harga saham Timah turun 0,53% atau 5 poin dari Rp950. Saham dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp7,04 triliun ini dibuka lebih tinggi dari harga penutupan sehari sebelumnya, tepatnya pada harga Rp950 per saham. Mencatatkan harga tertinggi Rp950 dan harga terendah Rp930 dalam sehari.

Berapa Harga 1 Lot Saham TINS?

Harga saham TINS
Harga saham TINS

Saham biasanya diperjualbelikan dalam satuan lot. Hal ini dilakukan untuk mempermudah transaksi dan meminimalisasi biaya transaksi. Lot saham adalah satuan perdagangan saham yang digunakan di pasar saham. Setiap lot saham memiliki jumlah lembar saham yang ditentukan, bergantung pada aturan bursa efek di negara masing-masing.

Di Indonesia, BEI menggunakan satuan lot saham sebanyak 100 lembar saham. Transaksi saham harus dilakukan dalam kelipatan lot tersebut dan tidak dapat dilakukan dalam jumlah kurang dari itu, misalnya 200 lembar saham, 300 lembar saham, dan seterusnya. Harga 1 lot saham HMSP akan bervariasi tergantung pada harga saham pada periode tertentu.

Untuk menghitung harga 1 lot saham TINS, kamu dapat menggunakan rumus berikut:

Harga 1 lot saham TINS = Harga saham per lembar × Jumlah lembar saham dalam 1 lot

Misalnya, harga saham TINS hari ini adalah Rp945, maka harga 1 lot saham TINS dapat dihitung sebagai berikut:

Harga 1 lot saham TINS = Rp945 × 100 = Rp94.500

Baca juga: Tertarik Investasi, Ini Harga 1 Lot Saham BCA Terbaru

Performa dan Pergerakan Harga Saham TINS dari Tahun ke Tahun

PT Timah melakukan penawaran umum perdana di pasar modal Indonesia dan internasional, serta mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta, Bursa Efek Surabaya, dan the London Stock Exchange pada tanggal 19 Oktober 1995.

TINS pertama kali melantai di BEI dengan harga IPO Rp2.900, dan total saham yang dijual ke publik mencapai 50,33 miliar lembar saham.Sejak saat itu, saham PT Timah dimiliki masyarakat dalam dan luar negeri sebanyak 35% saham, dan 65% sahamnya masih dimiliki oleh Negara Republik Indonesia.

Dalam 5 tahun terakhir pergerakan harga saham TINS terus berfluktuasi dan cenderung memperlihatkan tren negatif. Meski begitu, titik cerah tampaknya mulai terlihat pada 2023 seiring kembali stabilnya permintaan timah dunia.

Sepanjang 2018, kinerja TINS yang melesat telah mendorong kenaikan harga saham. Secara teknikal, candle saham TINS pada perdagangan di awal 2019 membentuk bullish candle dengan body yang sangat besar. Kondisi tersebut menggambarkan bahwa saham ini bergerak sangat positif.

Pada  kuartal I 2019, TINS mampu menghasilkan kenaikan penjualan lebih dari dua kali lipat atau 108,21% secara tahunan (year-to-date) menjadi Rp4,24 triliun dari Rp2,04 triliun di semester I-2018. 

Pada kuartal kedua 2019, TINS juga membukukan kinerja yang cukup cemerlang. Hingga akhir Juli 2019, TINS membukukan volume ekspor timah mencapai 39,64 ribu ton atau naik 188,36% secara tahunan, dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya, yaitu sebesar 13,75 ribu ton.

Baca juga: Pergerakan dan Cara Beli Harga Saham BBRI 1 Lot

Tak heran pada September 2019, PT Timah menjadi salah satu sektor yang sahamnya meroket 2,84% di level Rp1.085 per saham.

Penguatan tersebut mengakhiri kejatuhan saham-saham sektor yang terjadi beberapa hari sebelumnya, setelah asing dan lokal merealisasikan keuntungan yang sesaat. Kala itu, asing pun mulai mengakumulasi lagi di saham TINS, yaitu sebesar Rp278 juta.

Sepanjang 2019, TINS bahkan menjadi satu-satunya smelter (pabrik pemurnian) yang mengekspor timah nasional, karena perusahaan tersebut telah memenuhi syarat Competent Person Indonesia (CPI).

Namun, sepanjang 2020 di masa pandemi Covid-19, pendapatan perusahaan terkontraksi 21,33% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp 15,21 triliun, berkurang dari Rp 19,34 triliun di akhir periode yang sama tahun sebelumnya.

Di akhir 2020, TINS membukukan kerugian senilai Rp 340,59 miliar, meskipun kerugian ini sudah berkurang 44% dibanding dengan kerugian perusahaan di akhir Desember 2019 yang mencapai Rp 611,28 miliar. Nilai kerugian per sahamnya pun ikut berkurang menjadi Rp 46 dari sebelumnya sebesar Rp 82.

Alhasil, pada Maret 2021, saham TINS tercatat anjlok 5,64% di level Rp 1.925/saham. Nilai transaksi mencapai Rp 210 miliar dengan volume perdagangan 108 juta saham. Sejak Februari 2021, saham TINS telah merosot 8,17% dengan kapitalisasi pasar kala itu Rp14,34 triliun.

Pada Desember 2022, harga saham TINS berada di angka Rp1.225 per lembar saham. Angka ini, termasuk harga rendah jika dibandingkan riwayat harga selama 2022, yang level tertingginya menyentuh angka Rp2.070.

Penurunan ini berbanding lurus dengan kinerja keuangannya.  Pada 2022, Pendapatan TINS tercatat hanya sebesar Rp 12,5 triliun, turun 14,29 persen dibandingkan pendapatan tahun 2021 yang mencapai Rp 14,61 triliun.

Baca juga: Daftar Saham BUMN dengan Kinerja Terbaik Tahun 2023

Pada kuartal I 2023, laba bersih TINS mengalami penurunan yang signifikan, yakni mencapai 91,6% secara year-on-year (yoy), menjadi sebesar Rp50,278 miliar dari periode sebelumnya yang mencatat Rp601,46 miliar.

Sepanjang bulan Mei 2023, saham TINS tergolong likuid di pasar dengan rata-rata total transaksi mencapai Rp6,01 miliar per hari, dan volume perdagangan mencapai 609.094 lot.

Meski begitu, sejak awal tahun hingga tanggal 15 Mei 2023, harga saham TINS mengalami penurunan sebesar 15,52% menjadi Rp980 per lembar sahamnya.

Penurunan itu terus berlanjut hingga akhir Juni 2023. Padahal, di awal Juni saham TINS sempat naik ke harga Rp980 per lembar saham, tetapi gagal kembali di atas Rp1.000. Di pekan kedua Juni, TINS juga mengakumulasikan penguatan sebesar 5,38 persen sehingga dikonfirmasi memasuki tren bullish.

Namun, di akhir Juni,  saham Timah justru merosot ke level Rp870-885 per lembar. Meskipun di sisi lain, harga tersebut dianggap menguat lantaran berhasil rebound dan menjadi area support terkuatnya. Terhitung sejak rebound yang terjadi sebelumnya, maka harga saham TINS telah menguat sebesar 12,52 persen dari harga Rp870 ke harga Rp980.

Membaiknya performa TINS lantaran permintaan logam timah di pasar dunia semakin pulih sehingga akan berdampak terhadap kenaikan harga timah dunia. Pada pekan kedua Juli 2023, Saham emiten TINS dibuka hijau ke level Rp975 atau naik 2,09 persen dari semula Rp960 per saham. TINS telah memperdagangkan sebanyak 10,49 juta saham dengan nilai transaksi sebesar Rp10,21 miliar.

Pembagian Dividen

Kinerja dan pembagian dividen saham TINS.
Kinerja dan pembagian dividen saham TINS.

Kinerja keuangan saham TINS sejauh ini cenderung kurang baik terlihat dari jarangnya membagikan dividen.  Dibandingkan saham tambang lainnya, sejak 2013-2023 TINS tercatat hanya membagikan dividen 6 kali, yakni sebagai berikut:

1. Rp56,29/lembar saham pada tahun 2013

2. Rp25,70/lembar saham di tahun 2014

3. Rp23,61/lembar saham di tahun 2017

4. Rp24,97/lembar saham di tahun 2018

5. Rp61,22/lembar saham pada 2021, yang merupakan dividen terbesar 

6. Rp41,95 per lembar pada akhir Juni 2023, atas laba tahun buku 2022. 

Demikian ulasan mengenai harga saham TINS, kinerja keuangannya, dan harga 1 lot saham TINS. Meski cenderung mengalami penurunan, tetapi prospeknya cukup cerah dalam beberapa tahun ke depan. 

Bagi kamu yang tertarik berinvestasi di PT Timah, coba gunakan aplikasi BMoney yang andal dan tepercaya sekaligus memberimu kemudahan dalam bertransaksi dengan modal mulai dari Rp10 ribu saja. Segera unduh aplikasinya di Play Store atau App Store.

 

Artikel menarik lainnya

reksadana_hero_image

Selalu update bareng komunitas investor BMoney!