Mengenal SVBI, Jurus Baru Bank Indonesia Menjaga Nilai Tukar Rupiah

Uji Agung Santosa

05 Desember 2023

Mengenal SVBI, cara baru BI menjaga nilai tukar rupiah (123rf.com)
Mengenal SVBI, cara baru BI menjaga nilai tukar rupiah (123rf.com)

Kabar baik datang dari Bank Indonesia (BI) yang telah resmi menerbitkan instrumen sekuritas valuta asing Bank Indonesia (SVBI) dan sukuk valuta asing Bank Indonesia (SUVBI). Kedua instrumen tersebut diterbitkan sebagai upaya Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan mendukung pengembangan pasar uang.  

 

Dalam keterangan resmi, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengungkapkan bahwa kedua instrumen yang sejalan dengan mekanisme pasar atau pro market ini dikembangkan untuk mengelola likuiditas valuta asing dalam mendukung stabilitas nilai tukar rupiah.  

Selain itu, SVBI dan SUVBI dapat dijadikan sebagai media untuk memperluas akses penduduk dan bukan penduduk dalam mengakses instrumen yang diterbitkan Bank Indonesia agar dapat mendukung upaya penarikan arus investasi portofolio masuk (portfolio inflows) yang tujuan akhirnya adalah memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah. 

Pengertian SVBI dan SUVBI

Mekanisme instrumen SVBI dan SUVBI sudah diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 13 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 22/14/PBI/2020 tentang Operasi Moneter. Regulasi tersebut mulai efektif sejak 16 November 2023. 

Lantas, apa yang dimaksud dengan SVBI dan SUVBI?

SVBI adalah surat berharga dalam valuta asing yang diterbitkan Bank Indonesia sebagai pengakuan utang jangka pendek dengan menggunakan underlying asset berupa surat berharga dalam valuta asing milik Bank Indonesia.

Sementara itu, SUVBI adalah sukuk dalam valuta asing yang diterbitkan Bank Indonesia dengan menggunakan underlying asset berupa surat berharga dalam valuta asing berdasarkan prinsip syariah milik Bank Indonesia. 

Baca juga: 5 Level Trader Saham, Kamu Ada di Mana?

Karakteristik SVBI dan SUVBI

Karakteristik SVBI.
Karakteristik SVBI.

Kedua instrumen tersebut tentu saja memiliki karakteristik yang berbeda. Berikut ini adalah perbedaan karakteristiknya.

Karakteristik SVBI

Underlying asset pada instrumen ini adalah surat berharga dalam valuta asing yang berjangka waktu singkat. Jangka waktu paling singkat yang dipergunakan adalah 1 (satu) bulan dan jangka waktu paling lama adalah 12 (dua belas) bulan, yang dinyatakan dalam jumlah hari kalender dan dihitung sejak 1 (satu) hari kalender setelah tanggal penyelesaian transaksi sampai tanggal jatuh tempo.

SVBI diterbitkan dalam valuta asing tanpa warkat dan diperjualbelikan dengan sistem diskonto. Karakteristik kepemilikannya adalah bisa dipindahtangankan dan bisa dimiliki oleh penduduk atau bukan penduduk di pasar sekunder. 

Karakteristik SUVBI

Underlying asset pada instrumen yang satu ini berupa sukuk global milik Bank Indonesia dengan jangka waktu yang sama, yaitu paling singkat 1 (satu) bulan dan paling lama 12 (dua belas) bulan. Jangka waktu tersebut dinyatakan dalam jumlah hari kalender terhitung sejak 1 (satu) hari kalender setelah tanggal penyelesaian transaksi sampai dengan tanggal jatuh tempo.

SUBVI diterbitkan dalam valuta asing dan tanpa warkat, namun hanya bisa dibeli oleh BUS dan UUS di pasar perdana. Sama halnya dengan SVBI, instrumen ini juga bisa dipindahtangankan di pasar sekunder dan dimiliki oleh penduduk atau bukan penduduk di pasar sekunder.

Baca juga: UMA Saham: Pengertian, Risiko, dan Indikatornya

Implementasi SVBI dan SUVBI

SVBI dan SUVBI mulai diimplementasikan pada 21 November 2023 sebagai instrumen operasi moneter valas. Jika SVBI diterbitkan pada tenor 1, 3, 6, 9 dan 12 bulan, maka SUVBI diterbitkan pada tenor 1, 3, dan 6 bulan dengan settlement T+2. Jadwal dan hasil lelang akan diumumkan langsung di situs resmi BI.

Penerbitan SVBI diimplementasikan melalui lelang bank umum yang menjadi peserta operasi pasar terbuka konvensional dalam valas. Sementara itu, SUVBI diimplementasikan melalui lelang bank umum syariah dan unit usaha syariah yang menjadi peserta OPT Syariah dalam valas.

Pada pasar perdana, SVBI cuma dapat dibeli oleh bank umum uang yang menjadi peserta OPT konvensional dalam valas. Sementara itu, SUVBI cuma dapat dibeli oleh bank umum syariah atau UUS yang menjadi peserta OPT Syariah dalam valas. Selanjutnya, barulah kedua instrumen tersebut bisa dipindahtangankan dan dimiliki oleh pihak nonbank (penduduk atau bukan penduduk).

Pihak bank yang akan membeli kedua instrumen tersebut baru bisa memiliki SVBI dan SUVBI dengan nominal transaksi minimum yang ditetapkan sebesar US$1 juta dengan kelipatan nominal penawaran US$100.000.

Baca juga: 7 Gaya Investasi Saham yang Perlu Kamu Pahami

Menurut situs resmi Kementerian Keuangan, pajak yang dikenakan pada investasi SBN lebih rendah ketimbang pajak deposito yang sebesar 20%, yakni tepatnya adalah 10%. Meski demikian, imbal hasil yang diterima lebih tinggi ketimbang imbal hasil dari bunga deposito BUMN.

Mengenai imbal hasil kedua instrumen tersebut, BI memastikan akan tetap merujuk pada mekanisme pasar uang yang ada di negara-negara lain, terutama di kawasan Asia Tenggara. Namun, imbal hasil atau yield SVBI dan SUVBI ini akan sedikit berada di atas Secured Overnight Financing Rate (SOFR) saat dimulai pelelangan.

Prospek SVBI dan SUVBI

Prospek SVBI dan SUVBI.
Prospek SVBI dan SUVBI.

Meski sudah disebutkan bahwa imbal hasil SVBI dan SUVBI akan berada di atas SOFR, sampai saat tulisan ini dibuat, belum ada petunjuk resmi dari bank sentral terkait besaran bunga kedua instrumen tersebut. Namun, jika merujuk pada instrumen valas BI sebelumnya, Term Deposit Valas Devisa Hasil Ekspor (TD Valas DHE), maka bunganya berada di kisaran 5%.

Secara prospektif, para pelaku pasar memprediksi bahwa jika SVBI dan SUVBI dapat dibeli oleh para capital atau orang-orang kaya, maka kedua instrumen tersebut akan bersaing dengan instrumen yang sudah ada, seperti deposito valas. 

Jika bersaing dengan deposito valas, maka tentu saja kedua instrumen ini yang akan menang kalau bunganya memang berada di kisaran 5%. Hal ini disebabkan oleh bunga deposito valas yang lebih rendah, yaitu berada di kisaran 0,75-1,75%, bergantung pada besaran simpanan dan tenornya.

Di sisi lain, diterbitkannya SVBI dan SUVBI berpotensi menarik dana valas dari perbankan. Kalau ada tawaran bunga yang lebih tinggi dan lebih sesuai dengan level global di kisaran 4-5%, maka tentu saja para high net-worth individuals (HNWI) akan beralih ke instrumen tersebut.

Baca juga: Apa Itu HNWI? Crazy Rich dengan Jumlah Kekayaan Besar

Selanjutnya, instrumen rupiah lain yang selama ini dimiliki dengan iming-iming bunga tinggi bisa saja dijual dan dikonversi ke valas untuk membeli SVBI dan SUVBI. Meski begitu, bukan berarti BI harus menetapkan bunga rendah untuk menghindari crowding out effect

Pro dan kontra ini tentu membuat BI berada di posisi yang serba salah. Kalau imbal hasilnya rendah, kedua instrumen tersebut tidak akan laku di pasar. Namun, jika imbal hasilnya tinggi, maka dana valas perbankan berpotensi besar untuk tersedot ke SVBI dan SUVBI. Dengan begitu, kapasitas penyaluran kredit akan berkurang sehingga berdampak pada sektor riil dalam bentuk keketatan kredit (credit crunch).

Sisi positif yang bisa dilihat dari penerbitan SVBI dan SUVBI ini adalah bisa membantu diversifikasi produk di pasar uang (terutama valas) yang selama ini tidak terlalu banyak. Dangkalnya pasar uang membuat rupiah menjadi rentan mengalami gejolak karena pihak-pihak yang membutuhkan valas selalu menyasar pasar spot akibat minimnya pilihan instrumen yang ada.

Terlepas dari pro dan kontra, berinvestasi di berbagai instrumen tentu dapat mendorong pertumbuhan perekonomian negara yang lebih baik. Oleh karena itu, kamu juga bisa mendorong pertumbuhan tersebut dengan berinvestasi di instrumen apa pun, salah satunya reksa dana dan saham.

Kamu yang ingin berinvestasi saham dan reksa dana bisa memanfaatkan aplikasi investasi BMoney untuk melakukan pembelian saham secara praktis dan aman karena telah mendapat izin da diawasi langsung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Yuk, download aplikasinya sekarang di App Store atau Play Store!

 

Artikel menarik lainnya

reksadana_hero_image

Selalu update bareng komunitas investor BMoney!