Dalam investasi reksa dana terdapat sebuah istilah yang bisa menjadi strategi berinvestasi yang menguntungkan, yaitu switching. Switching adalah proses penukaran atau pemindahan unit reksa dana yang sudah dimiliki oleh seorang investor ke unit reksa dana lainnya.
Fitur switching sebenarnya hampir mirip dengan menjual unit reksa dana (redemption) dan membeli reksa dana (subscription). Namun, investor tidak perlu melakukan penjualan dan pembelian secara manual sehingga keduanya bisa langsung dilakukan secara instan dalam waktu yang bersamaan.
Dengan menggunakan strategi ini, investor akan memperoleh harga Nilai Aktiva Bersih (NAB) pada hari yang sama. Hal inilah yang menjadi bahan pertimbangan bagi para investor untuk melakukan penjualan dan pembelian unit reksa dana tanpa harus menunggu hasil penjualan reksa dana masuk ke rekening terlebih dulu.
Dengan switching, investor dapat memindahkan saldo reksa dana dari satu produk ke produk reksa dana lain sesuai keinginan. Tapi, kamu perlu tahu bahwa transaksi switching hanya bisa dilakukan jika produk reksa dana asal dan tujuan switching dikelola oleh manajer investasi dan berasal dari Bank Kustodian yang sama.
Apa Itu Switching dan Bagaimana Mekanismenya?
Switching adalah pengalihan yang dilakukan oleh investor untuk mengubah portofolio dari satu unit reksa dana ke unit reksa dana lainnya tanpa harus melakukan penjualan dan pembelian secara manual.
Pada mekanisme biasa, pemindahan unit reksa dana harus dilakukan melalui penjualan terlebih dahulu. Setelah itu, investor harus menunggu selama beberapa hari agar dana investasinya cair ke rekening pribadi. Setelah pencairan dana selesai, barulah investor bisa melakukan pembelian unit reksa dana lainnya.
Sayangnya, mekanisme transaksi manual seperti itu terbilang cukup merepotkan dan tidak efisien karena ada jeda waktu yang harus dihabiskan untuk menyelesaikan transaksi. Mulai dari penjualan, pembelian, sampai unit reksa dana yang baru dibeli bisa masuk ke portofolio investor.
Berbekal efisiensi transaksi, maka hadir fitur transaksi switching reksa dana yang bisa mempermudah investor dalam melakukan penjualan dan pembelian secara instan di hari yang sama. Melalui proses switching, kamu bisa mendapatkan harga NAB penjualan dan pembelian pada hari yang sama sehingga waktu transaksi jadi lebih efektif.
Baca juga: Mengenal Prinsip SMART dalam Investasi Reksa Dana
Keuntungan Melakukan Switching Reksa Dana
Seperti yang sudah disebutkan di atas, switching adalah metode transaksi jual beli reksa dana yang menguntungkan. Berikut ini adalah beberapa keuntungan yang dapat diperoleh jika investor melakukan switching reksa dana.
1. Mengamankan keuntungan
Keuntungan dalam berinvestasi merupakan hal yang pasti diinginkan oleh semua investor. Jika keuntungan reksa dana berisiko menengah atau tinggi dirasa cukup, maka investor dapat melakukan switching untuk merealisasikan keuntungan yang sudah diperoleh ke produk reksa dana lain yang lebih rendah risiko.
Misalnya, awalnya kamu berinvestasi di reksa dana campuran atau reksa dana saham. Setelah keuntungan yang diperoleh mencapai target yang diharapkan, maka kamu bisa melakukan switching ke unit reksa dana pasar uang.
2. Meminimalisasi risiko
Switching adalah transaksi yang bisa kamu lakukan ketika suatu waktu portofolio investasi yang kamu miliki berada di tingkat risiko tinggi, seperti halnya ketika terjadi pandemi COVID-19 pada 2020 lalu. Hal ini berpotensi membuat kinerja investasi reksa dana menurun sehingga kamu perlu mengubah strategi untuk meminimalisasi risiko yang terjadi.
Dengan melakukan switching ke produk risiko rendah, seperti halnya reksa dana pasar uang, maka kamu akan dapat mengurangi potensi kerugian yang terjadi jika tetap menempatkan aset di unit reksa dana yang risikonya lebih tinggi. Pada gilirannya, kamu bisa juga melakukan switching kembali ke reksa dana saham jika kondisi keuangan nasional sudah kembali membaik.
3. Mengatur kembali alokasi aset
Hampir setiap investor memiliki rencana alokasi aset yang sesuai dengan tujuan investasi masing-masing. Namun, hal tersebut bisa berubah seiring dengan terjadinya pertumbuhan nilai investasi sehingga membuat investor harus mengubah alokasi asetnya sesuai dengan tren yang terjadi.
Untuk mengatur kembali alokasi aset yang dimiliki, investor dapat melakukan switching agar dapat memindahkan porsi reksa dana yang alokasinya berlebih untuk dikembalikan ke alokasi yang telah ditargetkan sebelumnya.
Baca juga: Daftar Pertanyaan tentang Reksa Dana yang Penting Diketahui Pemula
Kapan Waktu yang Tepat untuk Melakukan Switching?
Meski terlihat mudah dan memang memberikan banyak keuntungan bagi investor, transaksi switching tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Oleh karena itu, kamu perlu memperhatikan beberapa faktor sebelum memutuskan untuk melakukannya. Berikut ini adalah beberapa faktor yang dimaksud.
- Ingatlah untuk selalu menjalankan investasi sesuai tujuan keuangan. Hindari melakukan penjualan atau pembelian dalam kondisi panik ketika terjadi perubahan komposisi harian, mingguan, atau bulanan.
- Sesuaikan aset dalam portofolio secara berkala. Misalnya, lakukan rebalancing tiap 3 bulan, 6 bulan, atau setahun sekali.
-
Lakukan penyesuaian portofolio dengan cara switching dari unit reksa dana yang risikonya tinggi ke unit reksa dana yang risikonya lebih rendah untuk memperoleh keuntungan switching.
Tips Berinvestasi Reksa Dana untuk Pemula
Jika kamu termasuk investor pemula yang baru terjun dalam dunia investasi reksa dana, maka kamu perlu melakukan beberapa langkah berikut sehingga investasi reksa dana bisa lancar dan menguntungkan.
1. Mulai dari nominal kecil
Meski kamu punya banyak uang, bukan berarti kamu bisa langsung menempatkan uang yang kamu miliki ke dalam instrumen reksa dana dalam jumlah besar. Penting bagi kamu untuk mengetahui terlebih dulu mana produk yang memang sesuai dengan profil risikomu sehingga keuntungan yang diperoleh pun lebih maksimal.
Dengan demikian, pastikan kamu memulainya dengan nominal kecil terlebih dulu. Selain untuk beradaptasi dan mengenal lebih dalam produk reksa dana yang kamu beli, hal ini juga penting dilakukan untuk mengurangi risiko kerugian yang mungkin dialami oleh investor pemula.
2. Cari tahu banyak hal tentang reksa dana
Setelah melakukan poin yang pertama, pastikan kamu terus mencari informasi untuk menambah pengetahuanmu tentang reksa dana. Saat ini, ada banyak platform investasi reksa dana yang tidak hanya menyediakan layanan jual beli reksa dana, tapi juga layanan informasi terkait investasi secara gratis dan mudah.
Bahkan, ada juga aplikasi investasi yang sudah memiliki fitur switching sehingga investor bisa melakukan pengalihan aset dengan efektif dan efisien. Salah satu aplikasi tersebut adalah BMoney. Melalui aplikasi ini, kamu juga bisa mengetahui profil risikomu sehingga terhindar dari kerugian di masa depan. Download aplikasinya sekarang di Play Store atau App Store.
Baca juga: 3 Jenis Investasi yang Menguntungkan dan Cocok Bagi Pemula
3. Pilih manajer investasi aman dan tepercaya
Selain menerapkan kedua poin di atas, jangan lupa untuk memilih manajer investasi tepercaya yang bisa mengelola asetmu dengan baik. Sebelum memutuskan untuk berinvestasi reksa dana, pastikan kamu sudah memeriksa terlebih dulu status manajer investasi yang akan kamu pilih. Pilih yang sudah terdaftar secara resmi dan mendapat pengawasan langsung dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) agar kamu terhindar dari investasi bodong.