Pernah mendengar istilah TP dalam saham? TP atau take profit merupakan strategi dalam menjual saham dengan tujuan untuk merealisasikan keuntungan yang telah tercapai.
Ketika seorang investor membeli saham, harapannya adalah nilai saham tersebut akan naik sehingga bisa dijual dengan harga yang lebih tinggi dan menghasilkan keuntungan.
Namun, pergerakan pasar saham yang tak selalu bisa diprediksi dengan akurat justru sering menyulitkan investor untuk mengetahui kapan harga saham akan mencapai titik tertinggi.
Baca juga: 5 Metode Penilaian Investasi yang Wajib Diketahui Investor
Untuk alasan ini, take profit menjadi penting. Terutama karena memungkinkan investor untuk menjual saham ketika harga sudah mencapai target keuntungan yang diinginkan. Pun dapat membantu menghindari risiko kehilangan keuntungan jika harga saham berbalik arah dan mulai turun setelah mencapai puncak tertinggi.
Lantas, bagaimana cara menentukan take profit saham? Bagaimana pula menerapkan strategi TP dalam trading saham? Yuk, simak ulasan lengkapnya.
Memahami Cara Kerja Take Profit dalam Trading Saham
Cara kerja strategi take profit pada dasarnya adalah dengan menentukan level harga saham yang diinginkan sebagai target keuntungan, dan menjual saham secara otomatis ketika harga saham mencapai level yang telah ditentukan sebelumnya.
Itulah mengapa strategi ini cocok untuk berbagai situasi dan biasanya digunakan ketika investor ingin mengunci keuntungan dalam trading saham. Misalnya, saat harga saham mencapai level tertentu, saat terjadi pergerakan harga yang cepat dalam waktu singkat, atau ketika investor tidak dapat memantau pasar secara terus-menerus.
Kendati demikian, situasi dilematis juga bisa terjadi pada saat take profit. Contoh yang paling sering, ketika harga saham terus naik setelah mencapai level target yang telah ditentukan sebelumnya, investor mungkin merasa bahwa mereka melewatkan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan lebih besar karena telah menjual saham terlalu cepat.
Baca juga: Tertarik Investasi, Ini Harga Saham BCA Per 1 Lot Terbaru
Di sisi lain, jika investor tidak menjual saham pada level target yang telah ditentukan sebelumnya, mungkin ia akan kehilangan kesempatan untuk mengunci keuntungan dan harus merelakan keuntungan yang telah diperoleh jika harga saham turun kembali.
Situasi menyulitkan dan dilematis ini disebut juga sebagai "regret aversion" atau penyesalan. Untuk menghindarinya, investor sebetulnya bisa melakukan sejumlah hal, seperti menetapkan level harga yang realistis berdasarkan analisis akurat, menggunakan strategi trailing stop, dan memantau pergerakan harga saham secara terus-menerus.
Cara Menentukan Kapan Harus Take Profit
Kapan harus take profit dalam saham bisa ditentukan dengan menggunakan berbagai cara, mulai dari analisis teknikal, analisis fundamental, persentase keuntungan, hingga berdasarkan tujuan investasi.
Berdasarkan tujuan investasi, misalnya. Jika tujuan investasi adalah untuk jangka pendek, investor sebaiknya menempatkan target take profit pada level harga yang dapat memberikan keuntungan dalam waktu singkat.
Baca juga: Arti Hold dalam Investasi Saham yang Perlu Kamu Ketahui
Sebaliknya, jika tujuan investasi adalah jangka panjang, investor bisa menetapkan target take profit pada level harga yang memperhitungkan pertumbuhan jangka panjang dan potensi pendapatan dividen dari saham tersebut.
Yang pasti, investor harus mempertimbangkan strategi dan preferensinya untuk menentukan besaran take profit yang sesuai dengan kebutuhan investasi mereka. Berikut adalah tiga patokan umum yang kerap digunakan trader untuk menentukan besaran take profit dalam trading saham:
1. Risk-reward Ratio
Risk-reward ratio adalah rasio yang digunakan untuk membandingkan potensi keuntungan dan risiko dalam trading saham. Trader menetapkan stop loss pada level harga tertentu untuk membatasi risiko kerugian, dan kemudian menentukan target take profit dengan memperhitungkan potensi keuntungan yang diinginkan berdasarkan rasio risk-reward yang telah ditentukan sebelumnya.
Sebagai contoh, jika trader menetapkan risk-reward ratio sebesar 1:3, artinya trader bersedia mengambil risiko kerugian sebesar satu untuk memperoleh keuntungan tiga. Dalam hal ini, trader bisa menetapkan level stop loss untuk membatasi risiko dan menentukan target take profit dengan memperhitungkan potensi keuntungan tiga kali lipat dari risiko kerugian.
Contoh lain, jika trader menetapkan stop loss pada level 100 dan ingin mendapatkan rasio risk-reward 1:2, maka target Take Profit dapat ditetapkan pada level 120.
2. Level Support dan Resistance
Support dan resistance adalah level harga pada grafik saham yang sering digunakan oleh trader untuk menentukan target take profit. Support adalah level harga terendah yang dianggap sebagai level yang kuat untuk membeli saham, sedangkan resistance adalah level harga tertinggi yang dianggap sebagai level yang kuat untuk menjual saham.
Trader bisa menggunakan level support dan resistance untuk menentukan besaran take profit dengan menempatkan order pada level harga yang dianggap sebagai level resistance atau lebih tinggi dari resistance. Misalnya, jika harga saham mencapai level resistance, maka trader dapat menempatkan order take profit pada level harga tersebut.
3. Analisis Teknikal
Analisis teknikal adalah metode yang digunakan untuk menganalisis pergerakan harga saham dengan menggunakan grafik dan indikator teknikal. Analisis teknikal berfungsi menentukan besaran take profit dengan melihat tren pergerakan harga saham, serta level support dan resistance.
Misalnya, jika trader melihat adanya trend bullish (naik), maka mereka dapat menempatkan order take profit pada level harga yang lebih tinggi dari harga beli untuk memperoleh keuntungan. Sebaliknya, jika trader melihat adanya tren bearish (turun), maka mereka dapat menempatkan order take profit pada level harga yang lebih rendah dari harga beli untuk memperoleh keuntungan.
Baca juga: Wajib Tahu, Ini Dia Harga Cincin Emas 1 Gram Terkini 2023
Hal Penting Terkait TP Yang Wajib Dipahami Investor
Untuk menentukan take profit, pahami bahwa fokus utamanya bukanlah besarannya, melainkan sejumlah faktor terutama kondisi pasar. Sama halnya kunci sukses trading, pahami bahwa membeli saham pada harga rendah dan menjual pada harga lebih tinggi hanyalah tujuan utama dalam trading saham, dan masih banyak faktor penting lainnya yang perlu dipertimbangkan, terutama pengetahuan tentang pasar saham dan manajemen risiko.
Agar tak salah langkah, berikut beberapa hal yang wajib dipahami oleh investor terkait take profit.
Tujuan Investasi
Investor harus memiliki tujuan investasi yang jelas dan realistis, serta memahami risiko yang mungkin terjadi dalam investasi saham. Target take profit harus sesuai dengan tujuan investasi dan mempertimbangkan risiko yang mungkin terjadi.
Strategi Trading
Investor harus memiliki strategi trading yang baik dan konsisten. Strategi trading harus mencakup aturan untuk menetapkan stop loss dan take profit, serta bagaimana mengatur posisi dalam portofolio saham.
Analisis Fundamental dan Teknikal
Investor harus memahami analisis fundamental dan teknikal untuk menentukan kapan harus membeli dan menjual saham. Hal ini akan membantu dalam menentukan target take profit yang realistis dan menghindari keputusan yang terburu-buru.
Baca juga: Apa Itu ROE dan Cara Mengukur Kinerja Keuangan Pakai Rumus ROE
Pergerakan Harga Saham
Investor harus memantau pergerakan harga saham dan memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi harga saham, seperti berita terkini, laporan keuangan, dan faktor ekonomi. Hal ini membantu dalam menentukan kapan harus menjual saham untuk mengambil keuntungan dengan target take profit yang telah ditetapkan sebelumnya.
Risiko dan Reward
Perhatikan tingkat risiko dan reward. Tentukan terlebih dahulu berapa besar risiko yang dapat ditoleransi dan berapa besar reward yang diinginkan. Jika risiko tinggi dan reward rendah, maka strategi take profit perlu dilakukan lebih cepat.
Psikologi Trading
Investor juga harus memperhatikan psikologi trading, seperti keserakahan dan ketakutan. Keserakahan dapat mendorong investor untuk menetapkan target take profit yang terlalu tinggi, sedangkan ketakutan dapat membuat investor menutup posisi terlalu cepat sebelum mencapai target take profit yang telah ditetapkan.
Di luar itu, sebaiknya kamu tidak terlalu sering mengubah take profit, dan pastikan menggunakan strategi saham yang fleksibel. Agar dapat keuntungan maksimal dengan berbagai kemudahan, kamu bisa mencoba trading saham secara online melalui aplikasi BMoney yang bisa diunduh melalui Play Store atau App Store.