Jika kamu sudah lama terjun di dunia investasi, terutama reksa dana, kamu mungkin sudah tidak asing lagi dengan tipe investor yang wajib diketahui sebelum memutuskan membeli produk reksa dana.
Namun, kamu yang baru memulai investasi tidak perlu khawatir karena kini kamu bisa mempelajari tipe investor dalam reksa dana sehingga lebih mudah dalam menentukan produk investasi yang akan dipilih.
Secara umum, ada tiga tipe investor yang biasa ditemui dalam dunia investasi, yaitu tipe konservatif, moderat, dan agresif. Kategori tersebut dilakukan berdasarkan risk profile dan time horizon investasi masing-masing.
Apa itu risk profile dan time horizon? Sederhananya, risk profile atau profil risiko adalah tingkat toleransi yang dimiliki oleh investor untuk bisa menerima dan mengatasi berbagai risiko dalam berinvestasi. Sementara itu, time horizon adalah periode atau jangka waktu investasi yang dipilih saat menanamkan modal di suatu aset.
Ketiga tipe investor tersebut dapat diidentifikasi dengan menganalisis beberapa indikator berikut ini.
- Tingkat pemahaman dan penguasaan materi investasi
- Tingkat toleransi investor terhadap risiko berinvestasi
- Periode atau jangka waktu investasi yang dipilih
- Tujuan investor saat berinvestasi
-
Instrumen investasi yang dipilih
Tipe Investor dalam Berinvestasi
Berikut ini adalah penjelasan rinci mengenai ketiga tipe investor yang telah disebutkan di atas.
1. Tipe konservatif
Tipe investor yang pertama adalah tipe konservatif, yaitu tipe yang paling sering ditemui di sekitar kita. Orang-orang dengan tipe ini cenderung memiliki pemahaman dan penguasaan investasi yang terbatas sehingga kecenderungan untuk dapat mengatasi risikonya pun tergolong rendah.
Itulah sebabnya, tingkat toleransi terhadap risikonya pun termasuk kategori rendah. Orang dengan tipe ini juga sangat menjaga nilai pokok investasi atau modalnya sehingga lebih memilih mendapat untung sedikit daripada modalnya berkurang. Ia juga lebih senang mendapatkan imbal hasil positif dalam jangka panjang, semisal lebih dari 10 tahun.
Dengan karakteristik tersebut, maka tipe investor yang satu ini cocok untuk berinvestasi di instrumen deposito, reksa dana pasar uang, atau reksa dana tetap. Dana yang diinvestasikan pun biasanya memiliki tujuan keuangan jangka panjang, seperti dana pendidikan anak atau dana pensiun.
Baca juga: Jadi Indikator Penting Investasi Reksadana, Ini Pengertian AUM dan Fungsinya
2. Tipe moderat
Berbeda dengan tipe konservatif, tipe yang satu ini cenderung lebih mengharapkan imbal hasil yang lebih besar ketimbang sekadar menyelamatkan dana dari inflasi. Meski begitu, orang dengan tipe investor ini juga tidak ingin adanya pengurangan nilai pokok investasi yang signifikan dari modal yang ia tanamkan di awal.
Rata-rata dari mereka akan berinvestasi di instrumen yang menghasilkan profit kompetitif dengan periode investasi jangka menengah untuk mencukupi kebutuhan finansial mereka di masa depan, seperti tambahan modal usaha atau pembelian properti.
Investor tipe ini sangat berhati-hati dalam mengombinasikan instrumen yang berisiko tinggi seperti saham dan hanya melibatkannya dalam jumlah persentase yang kecil. Berdasarkan karakteristiknya, maka instrumen investasi yang cocok untuk orang dengan tipe moderat antara lain adalah kombinasi deposito, obligasi, dan saham.
3. Tipe agresif
Semakin tinggi pemahaman dan penguasaan materi investasi seseorang, makin paham juga ia tentang tingkat keuntungan dan risiko yang mungkin dihadapinya saat memilih instrumen tertentu. Bahkan, ada banyak investor seperti itu yang memiliki rasa penasaran tinggi akan keuntungan yang mungkin diperoleh dengan mencoba mengambil risiko yang tinggi.
Dengan berpegang pada konsep high risk high return, orang-orang dengan tipe investasi seperti ini cenderung memiliki tingkat toleransi risiko yang tinggi. Namun, tentu saja dibutuhkan kematangan mental dan pengalaman yang mumpuni untuk bisa sampai pada tahap ini.
Rata-rata tipe investor ini akan menggelontorkan uangnya untuk meraup profit sebesar-besarnya dalam waktu sesingkat-singkatnya. Itulah sebabnya, ada kegiatan investasi jangka pendek yang disebut trading.
Mayoritas investor agresif adalah orang-orang yang memang mau menghabiskan banyak waktunya untuk berinvestasi. Namun, bukan berarti mereka menanamkan seluruh asetnya di instrumen berisiko tinggi. Mereka juga tetap melakukan diversifikasi dengan menanamkan sebagian kecil modal dalam instrumen yang lebih aman dan stabil. Orang dengan karakteristik seperti ini cocok untuk berinvestasi di instrumen saham, forex, dan properti.
Baca juga: Expense Ratio adalah: Pengertian dan Cara Menghitungnya
Tipe Investor Mana yang Terbaik?
Tipe investor digolongkan ke dalam beberapa kategori tersebut bukan untuk memberi tahu mana tipe yang paling baik, melainkan untuk membantu mereka dalam menemukan instrumen dan strategi investasi yang cocok dengan tujuan investasi mereka.
Dengan kategorisasi ini, para investor diharapkan bisa mengoptimalkan instrumen investasi yang mereka pilih sehingga dapat meningkatkan imbal hasil yang diperoleh sesuai risiko yang dapat mereka ambil.
Selain itu, tipe investor ini juga membantu mereka untuk tidak merasa khawatir atau ragu-ragu saat mengikuti tren investasi yang sedang berkembang di sekitar mereka. Jadi, kamu termasuk tipe investor yang mana, nih?
Tips Memilih Instrumen Investasi yang Cocok
Saat memutuskan untuk berinvestasi, tentu tipe investor apa pun harus berhati-hati dalam memilih instrumen investasi. Hal ini perlu dilakukan agar tidak terjadi hal-hal yang berpotensi merugikan di masa mendatang. Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa kamu terapkan dalam berinvestasi secara aman dan menguntungkan.
1. Kenali profil investasi diri
Kenali profil investasi diri sesuai dengan tipe investor yang sudah dijelaskan di atas. Hindari melakukan identifikasi sembarangan karena hal ini akan berakibat pada pengelolaan dana yang kamu lakukan. Jika merasa ragu dalam menentukan kamu termasuk tipe yang mana, maka kamu bisa menggunakan aplikasi investasi BMoney untuk mengetahuinya. Aplikasi ini bisa di-download di Play Store atau App Store.
2. Memilih produk investasi sesuai keinginan
Setelah mengetahui profil investasi diri yang paling sesuai, barulah kamu bisa memilih jenis dan produk investasi yang diinginkan. Namun, jangan langsung terburu-buru membeli produk investasi. Cocokkan dulu pilihan investasi kamu dengan tujuan keuanganmu. Jika sudah cocok, barulah kamu bisa melakukan langkah selanjutnya.
3. Pahami aspek legalitas dan bidang usaha
Setelah menentukan jenis dan produk investasi yang kamu butuhkan, kamu perlu memahami aspek legalitas dan bidang usaha dari produk investasi yang akan kamu beli. Untuk itu, pastikan kalau pihak yang menjual atau menawarkan produk investasi tersebut sudah memiliki izin usaha sesuai dengan sektor bisnisnya.
4. Memahami regulator
Dengan mengetahui siapa yang mengawasi perusahaan penjual produk investasi, kamu akan lebih terjamin dan terlindung dari berbagai kemungkinan atau risiko terkait legalitas. Itulah sebabnya, pastikan siapa yang menjadi regulator bagi perusahaan yang menerbitkan produk investasi pilihanmu.
Baca juga: Transaksi Reksa Dana Kamu Kena Bea Meterai? Ini Ketentuan dan Cara Bayarnya
5. Memahami ketentuan produk
Jika keempat langkah di atas sudah dilakukan, maka kamu perlu melakukan langkah selanjutnya, yaitu memahami ketentuan produk investasi secara benar. Beberapa pihak penyedia produk investasi biasanya menerapkan ketentuan yang berbeda-beda sehingga kamu harus mengetahui secara rinci hak dan kewajibanmu sebagai investor, hak dan kewajiban penyedia produk investasi atau pengelola dana, manfaat yang kamu peroleh, biaya yang harus kamu keluarkan dalam berinvestasi, sampai risiko ketika kamu membeli produk tersebut.
Demikian penjelasan mengenai tipe investor yang perlu kamu ketahui. Jangan lupa terapkan tips investasinya, ya!