Menentukan saham yang tepat untuk dibeli bukanlah hal yang mudah. Trader atau investor harus terlebih dulu melakukan analisis saham potensial agar bisa mendapatkan imbal hasil yang optimal dan memuaskan.
Sementara itu, analisis yang dilakukan pun tidak bisa sembarangan. Nah, salah satu cara mengetahui apakah suatu saham memiliki prospek yang bagus atau tidak adalah dengan menggunakan top down analysis.
Analisis top down atau top down analysis adalah pendekatan yang dilakukan dengan cara menganalisis saham dari faktor-faktor yang lebih besar ke arah bawah atau mengerucut ke faktor-faktor yang lebih spesifik. Untuk lebih jelasnya, simak pengertian dan tahapan top down analysis berikut ini.
Pengertian Top Down Analysis
Top down analysis atau sering juga disebut metode top down adalah satu dari berbagai analisis yang biasa digunakan oleh trader atau investor untuk memilih saham yang tepat. Analisis ini dilakukan dengan berfokus terlebih dahulu pada faktor makro dalam ekonomi, seperti halnya produk domestik bruto, lapangan pekerjaan, tingkat suku bunga, pajak, dan lain sebagainya.
Setelah menganalisis faktor-faktor makro tersebut, barulah dilakukan analisis lanjutan terkait faktor mikro yang berpengaruh terhadap pergerakan harga saham. Faktor-faktor mikro yang dimaksud adalah sektor khusus atau emiten yang menerbitkan saham yang akan dibeli.
Setelah menganalisis faktor makro, trader atau investor perlu melakukan analisis mendalam terkait kondisi pasar agar dapat mengidentifikasi sektor atau industri dengan kinerja yang baik. Hal ini bertujuan untuk menemukan sektor industri unggulan di pasar saham.
Baca juga: Mengenal Indeks Hang Seng, Indeks Pasar Saham Paling Kesohor di Hongkong
Perbedaan Top Down dan Bottom Up Analysis
Dalam metode analisis top down, objek yang dianalisis terlebih dahulu adalah kondisi makro ekonomi, sektor industri, baru kinerja perusahaan. Sebaliknya, metode bottom up dilakukan dengan menganalisis kinerja perusahaan terlebih dahulu, baru sektor industri dan makro ekonomi.
Keduanya tentu memiliki tujuan yang sama, yakni mengetahui apakah saham yang akan dibeli berpotensi memberikan keuntungan secara optimal atau tidak, dilihat dari berbagai faktor mikro dan makro.
Pertimbangan lain yang biasa dijadikan indikator antara top down dan bottom up analysis terletak pada detailnya. Bottom up dapat dikatakan memiliki pertimbangan mendetail karena analisis yang dilakukan mencakup rasio perhitungan dari keuangan perusahaan. Selain itu, trader atau investor yang menggunakan pendekatan ini juga bisa menyelidiki manajemen perusahaan dan produk yang dijual oleh perusahaan terkait.
Baca juga: 3 Jenis Teknik dan Analisis Chart Pattern yang Perlu Diketahui
Tahapan Top Down Analysis
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, terdapat tiga tahapan yang harus dilalui saat melakukan analisis top down sebelum membeli suatu saham. Berikut adalah tiga tahapan tersebut beserta penjelasannya.
1. Analisis Makro
Pada tahapan pertama, analisis fundamental dilakukan dengan mengenali faktor makro ekonomi yang berpengaruh terhadap pergerakan harga saham. Beberapa faktor makro yang biasa dijadikan sebagai indikator oleh para trader dan investor di antaranya adalah produk domestik bruto, volatilitas politik, tingkat inflasi, dan valuasi aset suatu negara.
Analisis ini bisa dilakukan dengan melihat bagaimana pertumbuhan ekonomi suatu negara, kondisi politiknya, serta tingkat inflasi dan valuasi aset yang dimiliki. Kalau hasil analisis terhadap faktor-faktor tersebut sesuai dengan harapan, maka analisis dapat dilanjutkan ke tahapan berikutnya.
2. Analisis Sektoral
Tahapan selanjutnya yang perlu dilakukan dalam metode top down adalah mendalami sektor yang menjadi tujuan investasi. Misalnya, kamu yang ingin berinvestasi di perusahaan produsen kendaraan bermotor tentu harus melakukan analisis terhadap kinerja sektor tersebut secara menyeluruh.
Dengan melakukan tahapan ini, maka kamu akan memperoleh informasi terkait proyeksi pertumbuhan saham di sektor tersebut. Hal ini dapat membantu kamu mengetahui tingkat return atau imbal hasil yang mungkin diperoleh atau kerugian yang mungkin terjadi di masa depan.
3. Analisis Emiten
Setelah melakukan analisis mendalam terhadap faktor makro dan sektor, saatnya kamu melakukan analisis pada tahap akhir. Pada tahap ini, kamu perlu melakukan analisis mendalam terkait emiten yang menerbitkan saham incaranmu.
Pada tahap ini, kamu perlu mengetahui kondisi terkini emiten tersebut dan potensi yang dimilikinya untuk mengukur apakah saham yang diincar memiliki nilai yang baik di masa depan atau tidak.
Baca juga: Pengertian Analisis Fundamental Saham Beserta Indikator Acuannya
Kelebihan dan Kekurangan Top Down Analysis
Sama seperti metode analisis fundamental pada umumnya, top down analysis juga memiliki kelebihan dan kekurangan yang penting untuk dipertimbangkan oleh para trader ataupun investor.
Dengan tahapan yang cukup mudah dilakukan, analisis ini dianggap mempermudah proses penentuan alokasi aset ideal bagi para investor karena bisa digunakan pada berbagai tipe kondisi pasar. Selain itu, metode ini juga bisa menjadi indikator bagi investor untuk tidak melakukan investasi dalam jumlah besar.
Hasil analisis top down dapat digunakan untuk menghindari investasi yang berlebihan saat kondisi pasar sedang bear. Ketika pasar sedang berada di masa downtrend, kemungkinan untuk memiliki investasi unggul akan berkurang. Inilah keunggulan utama yang diandalkan para trader dan investor yang menggunakan metode top down analysis.
Meski begitu, metode analisis ini juga masih memiliki kelemahan atau kekurangan yang mengakibatkan para trader dan investor melewatkan saham potensial karena hasil analisis yang salah atau kurang akurat.
Selain itu, analisis top down juga dianggap dapat mengeliminasi saham potensial dari sektor yang dianggap tidak memenuhi kriteria. Padahal, kalau investor tidak memukul rata seluruh saham di suatu sektor, tentu akan ada saham potensial yang layak dimasukkan ke dalam portofolio.
Baca juga: Mengenal Indeks Keyakinan Konsumen, Pengertian dan Kondisi Terbarunya
Demikianlah penjelasan mengenai apa itu top down analysis, perbedaannya dengan bottom up analysis, tahapan yang harus dilalui, serta kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan sebelum menggunakan metode tersebut.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa top down analysis adalah pendekatan yang dapat dilakukan oleh trader atau investor sebelum melakukan pembelian aset dalam bentuk saham dengan meneliti secara mendalam faktor-faktor makro terlebih dulu.
Jika kamu belum dapat melakukan analisis fundamental secara mendalam, tidak perlu khawatir! Kamu bisa tetap berinvestasi saham dengan mengandalkan aplikasi investasi BMoney yang akan merekomendasikan saham terbaik untuk dikoleksi dalam portofolio kamu.
Selain itu, kamu juga bisa melakukan investasi di instrumen saham ataupun reksa dana secara praktis dengan modal minim, yakni mulai dari Rp10 ribu saja. Tertarik untuk menggunakannya? Download aplikasinya sekarang melalui App Store atau Play Store!