Trading plan saham merupakan salah satu strategi yang biasa digunakan oleh para trader sebagai panduan dalam mengelola portofolio dan melakukan aksi jual beli saham. Dengan adanya rencana trading saham, investor dapat mengambil langkah yang tepat sesuai dengan kondisi pasar dengan volatilitas yang tinggi.
Untuk dapat membuat trading plan, seorang investor harus melakukan berbagai aksi. Mulai dari merencanakan portofolio dan indikator pilihan, memaksimalkan profit, meminimalisasi cut loss, sampai dengan manajemen modal.
Dalam pelaksanaannya, trader akan dihadapkan dengan berbagai sentimen yang berpengaruh terhadap kenaikan dan penurunan harga saham. Inilah yang biasanya menyebabkan para trader kebingungan untuk memilih apakah akan membeli atau justru menjual saham yang mereka miliki.
Meski demikian, investor yang tidak memiliki trader plan saham akan mengalami hambatan akibat rasa takut atau keserakahan sehingga sulit mengambil keputusan yang tepat. Hal ini disebabkan oleh manfaat membuat trading plan yang tidak hanya menentukan titik support dan resisten.
Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan mengenai apa saja hal yang perlu diketahui sebelum membuat trading plan beserta cara membuatnya.
Komponen dalam Trading Plan Saham
Berikut ini adalah tiga komponen penting yang harus dipahami dalam membuat trading plan saham.
1. Titik entry (Buy)
Titik entry adalah posisi yang di dalamnya seorang trader dapat membeli suatu saham dengan manajemen risiko yang sudah diperhitungkan berdasarkan kisaran harga saham. Area ini memungkinkan trader untuk melakukan average up ataupun average down.
Titik ini dapat ditentukan dengan cara melakukan analisis fundamental dan teknikal saham. Dengan cara ini, trader perlu mengamati sentimen yang terjadi dan membeli saham pada waktu yang telah direncanakan sebelumnya.
2. Titik exit (Sell)
Titik exit adalah posisi yang di dalamnya seorang trader dapat menjual saham yang ia miliki dan memperoleh keuntungan dari aksi tersebut berdasarkan manajemen risiko dan kisaran harga saham yang sudah diperhitungkan sebelumnya. Untuk menentukannya, trader perlu terlebih dulu menentukan berapa besaran persentase keuntungan yang ingin diperoleh.
Misalnya, trader menginginkan persentase keuntungan sebesar 5 persen, 10 persen, 20 persen, atau lebih. Jika kisaran harga sudah berada di level keuntungan tersebut, maka trader bisa menjual sahamnya untuk segera mendapat keuntungan. Namun, pastikan jika target keuntungan tersebut telah diperhitungkan secara rasional sesuai dengan analisis fundamental dan teknikal saham.
3. Titik stop loss (SL)
Titik ini adalah posisi yang di dalamnya trader dapat menjual saham yang dimilikinya meskipun harus mengalami kerugian. Strategi tersebut biasanya dilakukan untuk menghindari kerugian yang lebih besar.
Banyak orang menganalogikan titik SL sebagai helm atau sabuk pengaman saat berkendara agar terhindar dari kecelakaan, bahkan kematian. Meskipun terasa tidak nyaman, strategi tersebut tetap harus dilakukan agar tidak terjadi kerugian fatal.
Ketiga komponen tersebut dapat digunakan untuk membuat trading plan saham setelah melakukan analisis teknikal saham. Dengan mengetahui titik support dan resisten suatu saham, seorang trader sangat mungkin untuk membuat trading plan yang tepat.
Baca juga: Tips Menghindari Penipuan Robot Trading
Cara Membuat Trading Plan Saham
Meski sudah dikenal oleh banyak trader, penerapan rencana trading saham tidak cukup mudah dilakukan, terutama oleh trader pemula. Banyak dari mereka yang gagal mengaplikasikannya karena tidak disiplin dalam menjalankan setiap rencana yang sudah dibuat dan mudah tergoyahkan oleh aktivitas pompom saham di berbagai media.
Untuk itu, pelajari cara membuat trading plan saham berikut agar dapat memberikan manfaat dalam berinvestasi dan melakukan trading.
1. Tentukan jangka waktu trading
Langkah awal yang harus dilakukan untuk membuat contoh trading plan saham adalah menentukan jangka waktu trading. Kamu bisa memilih apakah ingin melakukan trading harian, mingguan, atau menjadi scalping trader.
Pastikan kamu sudah memisahkan dana yang kamu miliki jika memilih trading mingguan atau memilih untuk menjadi scalping. Jika kamu memilih trading harian, maka kamu bisa melakukannya sekitar 2 hari sampai 1 minggu untuk mempelajari analisis teknikal dan pergerakan harga saham.
2. Perencanaan modal dan manajemen modal
Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan untuk membuat rencana trading saham adalah merencanakan modal yang akan dikeluarkan dan mengelolanya secara tepat. Para trader pemula biasanya menetapkan modal di kisaran Rp1 juta sampai Rp1,5 juta.
Setelah itu, barulah kamu bisa merencanakan untuk memiliki maksimal 3 portofolio dan tidak menghabiskan seluruh dana yang kamu punya untuk membeli saham.
3. Siapkan portofolio pilihanmu
Membuat trading plan saham artinya membuat rencana sesuai dengan portofolio yang dimiliki. Untuk itu, pastikan kamu memilih aset berupa saham-saham LQ45 sebagai saham-saham pilihan yang populer digunakan dalam trading. Hal ini perlu dilakukan agar kamu tidak mudah terjebak pergerakan harga saham yang bersifat tidak likuid.
Baca juga: Swing Trading: Kelebihan, Kelemahan, dan Indikator
4. Siapkan indikator yang cocok untuk kamu
Indikator yang digunakan oleh seorang trader belum tentu cocok digunakan oleh trader lainnya. Oleh karena itu, penting bagi seorang trader untuk memulai trial and error dalam mencoba berbagai indikator sampai akhirnya menemukan indikator paling cocok dan sangat sesuai untuk trading.
5. Tentukan take profit dan batasan cut loss
Keuntungan dan kerugian merupakan dua hal yang saling beriringan dan tidak dapat dipisahkan dalam dunia trading. Oleh karena itu, penting bagi kamu untuk menentukan kapan waktu yang tepat untuk take profit dan kapan saat yang tepat untuk cut loss sehingga kamu bisa melakukan aksi yang tepat dalam menjual atau membeli saham.
6. Disiplin dan konsisten
Cara membuat trading plan saham ini merupakan bagian yang dianggap paling sulit oleh para investor, terutama mereka yang baru terjun ke dunia trading. Contoh trading plan yang dilakukan secara disiplin dan konsisten terlihat dari aksi yang kamu lakukan sesuai dengan rencana awal.
Misalnya, kamu menetapkan take profit sebesar 10 persen saat membeli suatu saham. Ketika harganya lebih dari 10 persen, maka kamu harus segera take profit. Hal ini biasanya dilanggar oleh para investor hanya karena harga saham yang mengalami kenaikan sehingga mereka berinvestasi harganya akan terus naik dan potensi keuntungannya pun akan lebih besar.
Baca juga: Mengenal Bearish Divergence dalam Trading dan Cara Membacanya
Demikianlah penjelasan mengenai komponen dan cara membuat trading plan saham agar dapat memaksimalkan potensi keuntungan dan meminimalisasi potensi kerugian yang mungkin terjadi.
Kamu yang ingin mencoba berinvestasi di instrumen saham, namun belum berani terjun langsung ke dunia trading, bisa memilih instrumen lain yang dirasa lebih praktis dan aman. Misalnya, berinvestasi reksa dana saham melalui BMoney, aplikasi investasi reksa dana yang bisa dilakukan dengan modal minimal Rp1 ribu. Download aplikasinya sekarang di Play Store atau App Store.