Stop Pakai Uang Pinjaman untuk Berinvestasi! Ini Risikonya

Uji Agung Santosa

21 November 2023

Risiko Investasi Dari Utang (123rf.com)
Risiko Investasi Dari Utang (123rf.com)

Saat IHSG terpuruk di awal tahun 2021, banyak trader dan investor pemula yang kebingungan mencari modal investasi sehingga terpaksa menggunakan uang pinjaman dan dana panas lain untuk menutupi kebutuhan tersebut. Sayangnya, pinjaman tersebut harus segera dikembalikan, sedangkan saham yang diperoleh justru malah memberikan kerugian.

 

Beberapa dari mereka mengaku menggunakan uang arisan dan titipan untuk membeli saham. Lalu, ada juga yang menggadaikan aset yang dimiliki, seperti halnya tanah dan BPKB kendaraan untuk membeli saham. Lebih lanjut lagi, ada juga yang bahkan sampai melakukan pinjaman online untuk membeli saham karena harganya yang justru menurun.

Fenomena uang pinjaman untuk investasi ini dikeluhkan oleh banyak trader dan investor yang lantas diperingatkan oleh pakar saham dan investor yang lebih berpengalaman agar tidak menggunakan dana pinjaman untuk investasi saham. Jadi, kalau kamu bertanya, “Apakah boleh memakai uang pinjaman (berutang) untuk investasi saham?” Tentu saja jawabannya adalah tidak boleh.

Baca juga: Saham Nyangkut? Ini Strategi dan Tips Mengatasinya

Hal ini sebenarnya merupakan pengetahuan yang lazim di kalangan investor sejak dulu. Sayangnya, banyak investor pemula yang sering mengabaikannya karena pasar sedang bullish sehingga tergiur untuk terjun secepatnya. 

Selain itu, banyak juga trader dan investor pemula yang menggunakan dana pinjaman untuk investasi karena terhasut selebgram yang mempromosikan saham tertentu. Padahal, para investor senior yang jauh lebih berpengalaman, seperti Lo Kheng Hong dan Warren Buffett, saja melarang penggunaan uang pinjaman untuk investasi.

Risiko Pakai Uang Pinjaman untuk Investasi

Risiko memakai uang pinjaman untuk investasi.
Risiko memakai uang pinjaman untuk investasi.

Investor legendaris Lo Kheng Hong pernah mengatakan bahwa para investor sebaiknya menghindari membeli saham dengan utang karena harus membayar bunga yang tinggi, yang belum tentu sahamnya akan menguntungkan. Ia sendiri menegaskan bahwa perjalanannya sebagai investor dimulai dengan cara menyisihkan gaji setiap bulan.

Sementara itu, Warren Buffett yang sering disebut-sebut sebagai salah satu investor terbaik di dunia, menyampaikan pendapat yang serupa dalam surat yang dikirimkannya kepada Berkshire Hathaway. Dalam surat tersebut, ia memperlihatkan data historis harga saham Berkshire yang beberapa kali menurun hingga 37-59% selama lima dekade terakhir.

Baca juga: Manfaat dan Tips Membuat Watchlist Saham yang Efektif

Lebih lanjut lagi, ia juga mengatakan bahwa ia menentang penggunaan uang pinjaman untuk investasi saham karena tidak ada yang tahu seberapa jauh saham yang dibeli dengan uang panas tersebut bisa jatuh dalam waktu singkat.

Lantas, apa saja risiko yang mungkin dihadapi jika investor menggunakan uang pinjaman untuk investasi saham? Berikut penjelasannya.

  • Harga saham bisa mengalami penurunan tiba-tiba dalam waktu yang sangat singkat. Meski kinerja emiten saham terbilang baik dan mendukung kenaikan saham dalam jangka panjang, harga saham bisa saja merosot karena berbagai faktor dalam jangka pendek.
  • Potensi keuntungan saham di masa depan tidak bisa dipastikan jumlahnya, sedangkan jumlah cicilan pokok dan bunga pinjaman sudah diketahui secara pasti. Dengan demikian, menggunakan uang pinjaman untuk berinvestasi saham sama halnya dengan berjudi.
  • Orang yang menggunakan dana pinjaman untuk berinvestasi biasanya memiliki kondisi psikologis yang lebih buruk ketimbang orang yang sudah menyisihkan “uang dingin” untuk berinvestasi. Uang dingin tersebut mengacu pada uang yang belum ada peruntukannya dalam waktu dekat dan tidak dibutuhkan guna memenuhi kebutuhan sehari-hari. 

Bagaimana Jika Sudah Telanjur Pinjam Dana untuk Investasi?

Jika kamu sudah telanjur mengajukan pinjaman untuk investasi, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan. 

1. Analisis Potensi Keuntungan dan Kerugian

Hal pertama yang mesti dilakukan adalah menganalisis potensi keuntungan dan kerugian saham yang akan kamu beli. Pastikan kamu melakukan analisis fundamental dan teknikal secara mendalam sehingga hasilnya akan mendekati akurat. Pilih saham dengan potensi keuntungan yang lebih banyak dan kerugian yang sedikit.

2. Proyeksikan Potensi Keuntungan dengan Cicilan

Sebelum mantap menggunakan uang pinjaman untuk investasi saham, pastikan kamu sudah menghitung dan memproyeksikan besaran keuntungan yang mungkin diperoleh dengan jumlah utang yang harus dibayar. Imbal hasil dari investasi yang kamu lakukan harus lebih besar dari cicilan atau bunga pinjaman yang harus dibayar.

Baca juga: Manajemen Risiko dalam Investasi, Pengertian dan Penerapannya

3. Ambil Tindakan Cut Loss

Jika investasi yang kamu lakukan berjalan tidak sesuai harapan, maka kamu akan mengalami kerugian besar karena cicilan dan bunga utang yang terus berjalan. Dalam kondisi seperti ini, kamu perlu melakukan cut loss dengan cara menjual portofolio investasi untuk menghindari kerugian yang lebih besar di masa depan.

Kalau hasil penjualan portofolio atau pencairan investasi belum bisa menutup beban utang, maka mau tidak mau kamu harus fokus mengumpulkan uang dari sumber penghasilan lainnya agar dapat membayar utang. 

Itulah beberapa langkah yang bisa dilakukan jika kamu sudah telanjur meminjam uang untuk berinvestasi. Meski demikian, kamu tetap perlu menghindari kebiasaan menggunakan uang pinjaman untuk investasi. Pastikan di masa mendatang, kamu hanya menggunakan uang dingin untuk berinvestasi.

Satu hal yang perlu kamu ingat adalah bahwa tidak semua investasi yang kamu lakukan akan menghasilkan keuntungan sehingga kamu perlu memikirkan potensi kerugiannya sebelum mengambil langkah dalam berinvestasi. Dengan begitu, kamu akan terhindar dari beban keuangan yang memberatkan di masa depan.

Tips Menyediakan Modal Investasi

Tips Mendapatkan Modal Investasi
Tips Mendapatkan Modal Investasi

Saat baru memasuki dunia saham, akan ada banyak godaan yang datang. Salah satunya adalah uang pinjaman yang bisa digunakan untuk berinvestasi di saham incaran. Padahal, ada banyak cara lainnya yang bisa digunakan untuk menyiapkan modal investasi saham yang tepat. 

Cara Lo Kheng Hong dalam menyisihkan sebagian uang dari gaji bulanan selama ia masih menjadi karyawan bisa jadi salah satu cara yang layak ditiru. Kalau memang tidak punya penghasilan tetap, kamu bisa tetap mengumpulkan uang dari penghasilan yang diperoleh selama bekerja dengan rumus menggunakan 10-20% pendapatan untuk dialokasikan sebagai dana investasi.

Baca juga: Ini Daftar 10 Saham dengan Dividen Terbesar Tahun 2023

Selagi masih mengumpulkan modal, kamu juga bisa membuka rekening reksa dana di aplikasi investasi yang aman dan tepercaya, seperti BMoney. Caranya, setorkan dana yang sudah kamu sisihkan secara rutin ke dalam produk reksa dana pasar uang. Kamu tidak perlu khawatir karena modal yang dibutuhkan juga sangat terjangkau, yakni mulai dari Rp10 ribu saja. 

Uang yang sudah kamu kumpulkan dan setorkan ke dalam instrumen reksa dana tersebut berpotensi tumbuh secara stabil dengan risiko yang sangat rendah dan bebas biaya administrasi. Jika uang yang terkumpul sudah cukup untuk membeli saham, barulah kamu bisa melakukan pembelian saham di aplikasi BMoney. 

Selain bisa mengalokasikan dana di dalam instrumen yang tepat, kamu juga bisa mengetahui profil risiko yang sesuai sehingga terhindar dari berbagai potensi kerugian saat berinvestasi. Yuk, download aplikasinya sekarang juga melalui App Store atau Play Store secara gratis!

 

Artikel menarik lainnya

reksadana_hero_image

Selalu update bareng komunitas investor BMoney!