Dalam dunia investasi saham, pemahaman yang mendalam tentang cara menghitung valuasi saham menjadi kunci utama untuk membuat keputusan yang cerdas. Salah satu metode yang cukup populer dan diandalkan oleh para investor profesional adalah menggunakan rasio valuasi EV dan EBITDA.
Baca juga: Dampak Pemilu Amerika Serikat 2024 Terhadap Pasar Sahama
Dengan memahami trik menghitung valuasi saham dengan dua parameter kunci ini dapat memberikan pandangan yang lebih holistik tentang seberapa layak sebuah saham untuk dibeli atau dijual.
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi secara mendalam tentang konsep EV dan EBITDA, serta mengungkapkan beberapa trik berguna untuk menghitung valuasi saham yang dapat memberikan keunggulan kompetitif dalam mengambil keputusan investasi.
Pengertian Enterprise Value (EV)
Enterprise Value adalah suatu metrik finansial yang secara komprehensif mengukur nilai keseluruhan suatu perusahaan. Dalam konteks valuasi saham, EV mencakup lebih dari sekadar harga pasar saham perusahaan, karena juga mempertimbangkan utang, kas, dan investasi lainnya. Dengan kata lain, EV memberikan gambaran lengkap tentang berapa total biaya yang harus dikeluarkan untuk mengakuisisi seluruh bisnis, termasuk tanggung jawab keuangan yang ada. Untuk menghitung Enterprise Value, kita dapat menjumlahkan nilai pasar saham, nilai utang bersih, dan nilai pasar ekuitas minoritas (jika ada).
Rumus Enterprise Value pada umumnya adalah sebagai berikut:
Enterprise Value (EV) = Market Cap + Total Utang - Kas dan Setara Kas
Baca juga: 6 Perusahaan Tambang Nikel Terbesar di Indonesia!
Pengertian EBITDA
EBITDA atau Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization, adalah metrik finansial yang memberikan gambaran tentang profitabilitas operasional suatu perusahaan.
Dalam konteks valuasi saham, EBITDA digunakan untuk menyajikan kinerja operasional murni perusahaan tanpa dipengaruhi oleh faktor finansial atau perubahan dalam nilai aset.
Untuk lebih lengkapnya, kamu bisa baca pada artikel BMoney berikut ini, EBITDA: Pengertian, Fungsi, dan Cara Menghitungnya
Cara Menghitung Valuasi Saham Dengan EV dan EBITDA
Menghitung valuasi saham dengan rasio EV terhadap EBITDA sebenarnya cukup mudah. Anda bisa lakukan dengan rumus sebagai berikut,
Rumus = EV / EBITDA
Bagi nilai EV dengan EBITDA yang telah dihitung sebelumnya. Rasio ini memberikan indikasi seberapa mahal atau murah saham tersebut dalam hubungannya dengan laba operasional yang dihasilkan.
Untuk mendapatkan konteks yang lebih baik, bandingkan rasio EV/EBITDA dari perusahaan tersebut dengan rasio serupa dari perusahaan dalam industri yang sama atau dengan pesaing sejenis. Hal ini membantu menilai apakah valuasi tersebut relatif tinggi atau rendah.
Baca juga: Return: Definisi, Komponen dan Faktor Penentu dalam Investasi
Faktor Eksternal
Selain langkah-langkah dasar di atas, lakukan analisis tambahan terhadap tren historis dan faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi valuasi. Ini dapat mencakup proyeksi pertumbuhan bisnis dan risiko-risiko potensial.
Semakin rendah rasio ini, semakin terjangkau saham tersebut dalam kaitannya dengan kinerja operasionalnya. Namun, perlu diingat bahwa rasio ini harus dibandingkan dengan rasio serupa dari perusahaan sejenis atau dalam industri yang sama untuk mendapatkan perspektif yang lebih akurat.
Dengan memahami cara menghitung valuasi saham menggunakan rasio EV/EBITDA, investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih terinformasi dan mempertimbangkan nilai riil suatu perusahaan dalam konteks kinerjanya.
Kelebihan dan Kekurangan Rasio EV / EBITDA
Meskipun memiliki kelebihan tertentu, rasio ini juga memiliki kekurangan yang perlu dipertimbangkan dengan cermat.
Kelebihan Rasio EV / EBITDA
- Pandangan Holistik: Rasio ini memberikan pandangan yang holistik tentang nilai perusahaan dengan mempertimbangkan seluruh struktur modal, termasuk utang dan nilai pasar saham.
- Netral terhadap Struktur Modal: Karena EV tidak dipengaruhi oleh struktur modal, rasio EV/EBITDA memberikan gambaran yang netral, memudahkan perbandingan antara perusahaan dengan tingkat utang yang berbeda.
- Kinerja Operasional Murni: EBITDA mencerminkan laba operasional tanpa mempertimbangkan beban bunga, pajak, penyusutan, dan amortisasi, sehingga memberikan gambaran kinerja operasional yang lebih murni.
- Pembanding Antar Industri: Rasio EV/EBITDA dapat digunakan untuk membandingkan valuasi antar perusahaan dalam industri yang sama, memungkinkan investor menilai relatif murah atau mahalnya suatu saham.
Kekurangan Rasio EV / EBITDA
- Tidak Memperhitungkan Investasi Modal: Rasio ini tidak memperhitungkan investasi modal yang dibutuhkan untuk menjaga dan meningkatkan operasional perusahaan, sehingga dapat mengabaikan kebutuhan pengeluaran modal.
- Rentan terhadap Manipulasi: Beberapa perusahaan dapat memanipulasi EBITDA dengan cara mengurangi beban tertentu untuk meningkatkan rasio, sehingga perlu dilakukan analisis tambahan untuk memahami konteksnya.
- Tidak Memperhitungkan Perubahan Neraca: Rasio ini tidak memperhitungkan perubahan dalam struktur modal atau neraca perusahaan, yang dapat mempengaruhi risiko dan keberlanjutan bisnis.
- Kurang Relevan pada Perusahaan Non-Profitable: Pada perusahaan yang belum menghasilkan keuntungan, rasio EV/EBITDA mungkin tidak memberikan gambaran yang akurat tentang valuasi, karena EBITDA bisa menjadi negatif.
Baca juga: Graham Number Ketinggalan Zaman? Buktikan Disini!
Jangan lewatkan peluang untuk meraih potensi keuntungan. Yuk, investasikan dana Anda pada saham dan reksa dana di BMoney sekarang dan raih masa depan keuangan yang lebih cerah. Daftar sekarang!