Meski sudah sering diperbincangkan, masih banyak orang yang belum memahami sepenuhnya arti volatilitas dalam investasi saham. Volatilitas adalah salah satu hal yang biasa terjadi di dunia saham. Setiap saham, baik itu saham blue chip maupun gorengan, tentu pernah mengalami volatilitas.
Jika volatilitas terjadi, maka akan ada dampak yang perlu dipertimbangkan oleh investor saat berinvestasi saham. Oleh karena itu, pahami apa yang dimaksud dengan volatilitas dalam investasi saham lewat penjelasan berikut ini.
Apa Itu Volatilitas?
Volatilitas adalah besarnya jarak antara kenaikan atau penurunan harga saham atau valuta asing (valas). Tingkat volatilitas yang tinggi menandakan bahwa harga saham mengalami kenaikan yang tinggi dengan cepat, lalu mengalami penurunan secara tiba-tiba dalam jangka waktu yang cepat juga. Hal tersebut mengakibatkan adanya selisih antara harga terendah dan harga tertinggi yang sangat besar dalam suatu waktu.
Sayangnya, tidak semua orang memahami konsep volatilitas ini sehingga sering kali disalahartikan. Sederhananya, volatilitas adalah estimasi perubahan harga yang dialami sekuritas dalam jangka waktu tertentu. Jika harga sekuritas relatif stabil, itu artinya sekuritas tersebut memiliki tingkat volatilitas yang rendah.
Sekuritas yang memiliki tingkat volatilitas yang tinggi akan cenderung mengalami kenaikan dan penurunan harga dengan cepat dan tiba-tiba sehingga investor harus berhati-hati dalam memperlakukan aset tersebut. Itulah sebabnya, investor dengan tingkat risiko rendah atau menengah tidak disarankan bermain saham dengan volatilitas tinggi.
Akan tetapi, investor musiman biasanya mengetahui bahwa volatilitas juga memungkinkan mereka untuk memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi. Setiap transaksi aset atau sekuritas dengan volatilitas tinggi memang menawarkan potensi keuntungan yang besar, namun juga memiliki risiko yang tinggi.
Baca juga: Apa Itu Saham Multibagger? Pahami Pengertian dan Kriterianya!
Apa Itu Volatilitas Saham?
Volatilitas saham adalah hasil perhitungan deviasi standar tahunan yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui risiko dalam berinvestasi saham pada periode selanjutnya. Hal ini bisa terjadi karena adanya perbedaan jumlah transaksi yang mengakibatkan harga saham mengalami perubahan signifikan dalam waktu yang relatif singkat.
Kalau kamu termasuk seorang trader yang ingin mendapat keuntungan dari transaksi saham dalam waktu singkat, maka saham dengan volatilitas tinggi bisa menjadi pilihanmu karena harganya berpotensi untuk naik dalam jangka waktu yang cepat. Namun, tentu ada potensi risiko yang juga harus kamu hadapi.
Seorang trader harian biasanya mengandalkan perubahan harga saham yang berubah tiap detik atau menitnya. Tanpa volatilitas yang tinggi, tentu saja ia tidak akan mendapatkan keuntungan apa pun.
Sementara itu, ada juga swing traders yang biasanya bekerja dalam jangka waktu yang lebih panjang dengan mengandalkan perubahan harga saham harian atau mingguan. Namun, mereka juga tetap mengandalkan volatilitas pasar sebagai pusat strategi mereka.
Saat harga saham mengalami fluktuasi, investor jangka pendek biasanya akan menggunakan pola chart atau indikator teknik lain untuk menentukan perkiraan kenaikan atau penurunan harga selanjutnya.
Baca juga: Mengenal Bank Sentral AS, The Fed atau Federal Reserve dan Fungsinya
Penyebab Volatilitas Saham
Seperti yang sudah disinggung sedikit di atas, terdapat beberapa penyebab volatilitas yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi para investor untuk menentukan strategi investasi. Berikut ulasannya.
1. Faktor sektor dan industri
Ketika peraturan pemerintah semakin banyak dan semakin mengikat suatu sektor atau industri, maka harga saham berpotensi untuk mengalami penurunan drastis. Hal tersebut terjadi karena sektor industri harus meningkatkan kepatuhannya terhadap peraturan pemerintah ini.
Untuk dapat meningkatkan kepatuhan tersebut, perusahaan tentu akan mengeluarkan lebih banyak biaya untuk karyawan dan operasional berdasarkan ketentuan tersebut. Dengan demikian, pendapatan perusahaan di masa mendatang akan berkurang.
Selain itu, beberapa kegiatan pengumuman dari industri sekuritas juga dapat menjadi faktor penyebab terjadinya volatilitas saham. Misalnya, pembatasan atau penundaan trading, laporan tahunan, insider trading, dan lain sebagainya.
2. Faktor ekonomi dan politik
Faktor selanjutnya yang menjadi penyebab terjadinya volatilitas adalah kebijakan pemerintah, perjanjian perdagangan, dan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh terhadap perekonomian dan perpolitikan di suatu negara.
Selain itu, faktor ekonomi lain yang juga berpengaruh terhadap volatilitas saham adalah angka belanja konsumen, data inflasi, laporan pekerjaan bulanan, perubahan suku bunga tahunan, perubahan kurs valas, dan lain sebagainya. Dalam sektor politik, isu-isu seperti lingkungan hidup, pelaksanaan pemilu, dan hak asasi manusia juga berpengaruh terhadap tingkat volatilitas saham.
3. Kinerja perusahaan
Kegiatan operasional perusahaan dan kondisi fundamental perusahaan menjadi faktor penyebab volatilitas saham. Dengan kata lain, volatilitas dapat terjadi pada suatu perusahaan bergantung pada kinerja perusahaan tersebut.
Sebagai contoh, peluncuran produk baru dengan performa yang bagus dan peningkatan pendapatan perusahaan akan mengakibatkan harga saham mengalami kenaikan. Begitu juga sebaliknya.
Selain itu, sentimen positif publik terkait suatu perusahaan juga akan meningkatkan kepercayaan investor terhadap suatu perusahaan, yang pada gilirannya berpengaruh terhadap tingkat volatilitas saham dari perusahaan tersebut. Misalnya, ketika banyak orang membeli saham dari suatu emiten, maka harga saham tersebut akan meningkat, begitu juga sebaliknya.
4. Pengumuman kerja sama
Adanya pengumuman kerja sama antara suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya menjadi salah satu penyebab terjadinya volatilitas. Pengumuman tersebut bermacam-macam, bisa dalam bentuk penggabungan atau merger, akuisisi, atau diversifikasi yang nantinya berpengaruh terhadap jumlah kekayaan perusahaan tersebut.
Baca juga: Begini Cara Membaca Laporan Keuangan Emiten
Cara Mengukur Volatilitas Saham
Ada banyak langkah yang perlu dilakukan untuk mengukur tingkat volatilitas saham, di antaranya adalah sebagai berikut.
- Mengumpulkan harga suatu saham dari periode sebelumnya
- Menemukan nilai rata-rata saham tersebut
- Menemukan perbedaan antara setiap harga dalam set dengan harga rata-rata
- Menghitung kuadrat deviasi saham tersebut
- Menambahkan deviasi kuadrat
-
Membagi jumlah penyimpangan kuadrat dengan jumlah nilai data
Mengingat harga saham yang berpotensi mengalami volatilitas, tiap investor tentu perlu memahami apa saja penyebab volatilitas saham dan cara mengukurnya. Dengan begitu, investor akan dapat menyusun strategi investasi yang tepat jika sewaktu-waktu perusahaan mengalami volatilitas tinggi.
Demikianlah penjelasan singkat mengenai apa itu volatilitas saham dan faktor-faktor penyebabnya. Kesimpulannya, volatilitas adalah perubahan harga yang terjadi pada suatu periode. Volatilitas pasar adalah kondisi ketika harga saham di pasar mengalami kenaikan atau penurunan secara tiba-tiba sehingga investor harus bisa melakukan penanganan yang tepat agar tidak mengalami kerugian.
Nah, kamu yang kini sedang belajar menekuni dunia trading bisa mempelajari berbagai analisis teknikal saham agar dapat menentukan strategi investasi yang tepat. Salah satu media yang bisa kamu gunakan untuk mempelajari berbagai istilah dalam saham adalah aplikasi investasi BMoney.
Selain itu, kamu juga bisa berinvestasi reksa dana dan bertransaksi saham dengan modal mulai dari Rp10 ribu. Tertarik untuk menggunakan BMoney? Download aplikasinya sekarang di Play Store atau App Store.