Ada banyak istilah yang sering digunakan dalam dunia investasi saham, salah satunya adalah dead cat bounce. Istilah tersebut datang dari sebuah pepatah yang menyatakan bahwa seekor kucing mati akan bangkit jika dijatuhkan dari posisi yang cukup tinggi.
Nah, hal tersebut merupakan sebuah analogi yang mengacu pada kondisi ketika kamu sudah lama mengincar suatu saham dan dalam dua hari terakhir, saham tersebut mengalami penurunan yang merosot tajam. Misalnya, pada suatu hari, saham yang kamu incar melonjak sebesar 10,2% dan naik lagi sebesar sebesar 4,8% pada hari selanjutnya.
Pada hari tersebut, mungkin kamu akan bertanya, “Apakah kamu telah melewatkan saham dengan harga murah?” Periode seperti ini sering membuat investor yang bergerak di bidang trading menjadi bingung. Bagi mereka yang pesimis, hal ini akan terlihat seperti sebuah kondisi yang belum berakhir. Sementara itu, orang-orang yang optimis akan mengatakan bahwa market sudah mencapai bottom.
Jika saham yang kamu incar bullish setelah turun drastis, hati-hati kamu bisa saja terkena efek dead cat bounce. Situasi seperti ini biasanya terjadi ketika seorang investor akan membeli saham, namun ternyata harganya merosot tajam. Padahal, kalau kamu mengetahui triknya, dead cat bounce adalah situasi yang sangat mungkin untuk dihindari.
Untuk itu, pelajari apa itu dead cat bounce dan bagaimana cara menghindari kondisi tersebut agar kamu tidak mengalami kerugian.
Apa Itu Pola Dead Cat Bounce?
Dead cat bounce adalah istilah dalam dunia investasi saham yang menunjukkan adanya kenaikan sementara yang kemudian diikuti oleh tren penurunan. Hal ini bisa terjadi jika pergerakan harga saham mengalami kondisi bearish.
Dalam kondisi tersebut, sering kali tren penurunan diinterupsi oleh kenaikan harga yang hanya bersifat sementara. Para trader biasanya akan menganggap market sudah kembali normal sehingga beberapa dari mereka memutuskan untuk memasang order beli.
Akan tetapi, apa yang terjadi kemudian justru pembalikan arah market yang memulai tren penurunan. Pola inilah yang disebut sebagai dead cat bounce pattern atau sering juga disebut sebagai pola kelanjutan.
Dead cat bounce pattern adalah pola kelanjutan yang sering dianggap sebagai pembalikan tren. Padahal, sebenarnya hanya koreksi sementara. Kenaikan kecil yang terjadi pada jangka waktu yang sangat pendek ini terjadi di tengah-tengah tren penurunan.
Baca juga: Mengenal Falling Wedge Pattern dan Bedanya dengan Pola Rising Wedge
Karakteristik Dead Cat Bounce
Untuk memahaminya, kamu perlu mengetahui karakter pola tersebut. Karakteristik dead cat bounce adalah sebagai berikut.
- Tahapan pertama terjadi ketika harga aset mengalami penurunan tajam selama beberapa waktu.
- Tahapan kedua dimulai ketika harga suatu aset meningkat secara tiba-tiba dan bisa terlihat seperti pembalikan tren turun.
-
Tahapan terakhir dapat dilihat ketika harga saham kembali mengalami penurunan dengan harga yang jauh lebih rendah dari harga terendah sebelumnya, dan terus mengikuti tren penurunan.
Beberapa investor mungkin akan tertipu dengan penurunan tersebut karena mereka menganggap akan terjadi rebound. Itulah sebabnya, pola dead cat bounce sering kali disebut sebagai jebakan pasar yang menawarkan ilusi sentimen bullish. Namun, pola tersebut hanyalah respons terhadap penurunan pasar yang berkepanjangan dan tidak menandakan adanya perubahan mendasar di pasar.
Penyebab Dead Cat Bounce
Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan munculnya pola dead cat bounce, mulai dari kepentingan fundamental hingga spekulasi. Dead cat bounce pattern adalah cerminan dari keyakinan investor/trader terkait harga saham yang akan segera mengalami kenaikan kembali.
Para investor atau trader biasanya berpikir bahwa harga saham yang mengalami penurunan telah mencapai titik terendah sehingga mereka memutuskan untuk membeli lebih banyak aset. Padahal, kondisi tersebut hanyalah jebakan. Saat sejumlah investor membeli suatu aset dalam jumlah besar, maka akan terjadi penghentian penurunan pada aset tersebut.
Penyebab munculnya pola dead cat bounce juga bisa karena spekulasi pedagang harian atau investor jangka pendek. Para investor dan trader yang membeli aset saat harganya mengalami penurunan biasanya berharap akan memperoleh keuntungan kecil dengan memanfaatkan fluktuasi sepanjang hari.
Baca juga: 3 Jenis Teknik dan Analisis Chart Pattern yang Perlu Diketahui
Selain itu, dead cat bounce juga biasanya terjadi karena fluktuasi harga pasar yang sangat rentan terhadap kemunculan berita baru dan berbagai spekulasi tentang pasar. Spekulasi tersebut biasanya berupa berita negatif yang dapat berpengaruh terhadap penurunan harga saham dan afirmasi positif biasanya dapat menyebabkan lonjakan harga.
Hal tersebut akan menyebabkan daya tarik suatu aset menjadi tinggi secara tiba-tiba sehingga membuat para investor dan trader datang untuk membeli aset tersebut dalam jumlah yang besar. Akibatnya, kenaikan harga secara tiba-tiba pun terjadi sehingga trader memutuskan untuk menjual posisi mereka.
Cara Keluar dari Jebakan Dead Cat Bounce
Jika kamu sudah terlanjur terkena jebakan pola yang satu ini, jangan khawatir! Kamu bisa keluar dari jebakan tersebut dengan berbagai macam cara.
Pertama, kamu bisa melakukan cut loss pada aset yang terkena fenomena dead cat bounce. Hal ini penting untuk dilakukan agar aset yang kamu miliki tidak terjebak dalam kurun waktu yang lama sehingga kamu perlu segera melakukannya saat mengetahui bahwa kamu sedang terkena jebakan tersebut.
Kalau kamu khawatir akan merugi karena cut loss, maka kamu bisa melihat keuntungan portofolio kamu secara keseluruhan. Jika keuntungan dari portofolio tersebut cukup untuk menutupi kerugian akibat cut loss, maka segera jual aset yang kamu punya tanpa pikir panjang!
Cara selanjutnya yang bisa kamu lakukan untuk menghindari dead cat bounce adalah dengan melakukan averaging down, yaitu membeli aset dengan jumlah dua kali lipat saat harganya sedang turun. Hal ini perlu dilakukan untuk menekan biaya rata-rata pembelian aset.
Baca juga: Mengenal Shooting Star Candle dan Cara Memanfaatkan untuk Trading Saham
Averaging down sering kali dijadikan sebagai solusi untuk keluar dari jebakan dead cat bounce yang berisiko tinggi. Jika penurunan harga terjadi dalam waktu yang sangat lama, maka kerugian yang harus kamu alami tentu akan semakin besar. Oleh karena itu, strategi ini baru bisa diterapkan jika kamu benar-benar yakin bahwa harga aset tersebut akan rebound dalam jangka waktu pendek atau menengah.
Demikianlah penjelasan mengenai pola dead cat bounce yang sering kali menjebak para investor ataupun trader. Kesimpulannya, dead cat bounce adalah pola yang biasa muncul sebagai kenaikan harga sementara yang kemudian diikuti oleh tren penurunan.
Jika kamu ingin berinvestasi saham, pastikan kamu sudah mengetahui istilah-istilah penting yang ada di dalamnya. Namun, jika kamu belum siap untuk menerima risiko tinggi, maka pastikan kamu berinvestasi di instrumen yang tepat dan sesuai dengan profil risikomu.
Salah satu media investasi yang cocok untuk digunakan adalah aplikasi investasi BMoney. Melalui aplikasi ini, kamu bisa mengetahui profil risikomu dan instrumen apa yang tepat untuk kamu beli sebagai aset. Keunggulan lainnya, kamu juga bisa mulai berinvestasi dengan modal mulai dari Rp10 ribu saja. Download aplikasinya sekarang juga melalui App Store atau Play Store.