Altman Z Score: Formula Menghitung Risiko Kebangkrutan Perusahaan

Uji Agung Santosa

08 Januari 2024

Altman Z Score: Formula Menghitung Risiko Bangkrut Perusahaan (123rf.com)
Altman Z Score: Formula Menghitung Risiko Bangkrut Perusahaan (123rf.com)

Altman Z Score adalah alat yang digunakan untuk melakukan analisis keuangan dan manajemen risiko kredit, terutama dalam menilai stabilitas keuangan perusahaan dan potensi risiko kebangkrutan. Sejumlah studi menunjukkan bahwa Altman Z Score atau alat ukur risiko kredit ini terbukti sangat andal, dengan tingkat akurasi tinggi sekitar 82-94%.

Model Z-Score tidak hanya bermanfaat bagi suatu perusahaan, tetapi juga menjadi alat yang sangat berguna bagi investor. Investor dapat menggunakan nilai Z-Score untuk membantu dalam pengambilan keputusan investasi terhadap saham atau perusahaan. 

Kemampuan prediktif Z-Score terhadap kemungkinan kebangkrutan dalam waktu dekat, setidaknya dua tahun mendatang, hingga jangka panjang memungkinkan investor membuat proyeksi dan mempersiapkan diri terhadap potensi perubahan dalam kondisi keuangan perusahaan yang dapat memengaruhi nilai saham.

 

Agar lebih jelas, mari mengenal lebih jauh mengenai alat ukur keuangan satu ini.

Pengertian Altman Z Score

Altman Z Score adalah suatu metode analisis kredit yang dikembangkan oleh Profesor Keuangan NYU Stern, Edward Altman, pada tahun 1967 dan diperkenalkan pada publik pada tahun 1968. Metode ini mulanya digunakan terbatas untuk menilai apakah suatu perusahaan manufaktur berisiko tinggi mengalami kebangkrutan, setidaknya dalam dua tahun ke depan.  

Seiring waktu, Profesor Altman dan tim terus menyempurnakan metodenya hingga merilis versi terbaru Altman Z-Score Plus pada 2012. Versi terbaru ini memungkinkan evaluasi risiko kebangkrutan jangka pendek dan jangka panjang. Pun dapat digunakan sebagai indikator awal potensi masalah keuangan perusahaan yang terdaftar di publik maupun swasta, mencakup sektor manufaktur dan nonmanufaktur, serta perusahaan di Amerika Serikat dan di luar Amerika Serikat. 

Dalam perhitungannya, Altman Z Score menggunakan kombinasi lima rasio keuangan untuk memberikan skor yang mengindikasikan sejauh mana suatu perusahaan berisiko mengalami kebangkrutan. Lima rasio keuangan tersebut adalah profitabilitas, leverage, likuiditas, solvabilitas, dan rasio aktivitas. Seluruh rasio tersebut dapat diambil dari laporan keuangan tahunan atau kuartalan sebuah perusahaan.

Baca juga: Pahami Apa Itu Perusahaan Merger, Contoh, dan Dampaknya? 

Tujuan dan Fungsi Utama Altman Z Score

Selain memprediksi kebangkrutan dan membantu keputusan investasi, model Z-Score sejatinya memberikan pemahaman yang lebih baik tentang kondisi keuangan perusahaan dan membantu para pemangku kepentingan dalam mengambil langkah-langkah yang sesuai untuk mengelola risiko keuangan. 

Metode ini umum digunakan oleh kreditur dan investor untuk mengevaluasi risiko kredit suatu perusahaan. Z-Score membantu dalam membuat keputusan kredit dengan memberikan gambaran tentang kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya.

Lalu bagi manajemen perusahaan, metode ini dapat menjadi alat yang berguna untuk memonitor stabilitas keuangan. Dengan memahami faktor-faktor yang memengaruhi skor Z-Score, manajemen dapat mengambil tindakan pencegahan atau perbaikan jika skor menunjukkan potensi risiko keuangan.

Baca juga: Bank Indonesia Wanti-Wanti Soal Risiko Higher for Longer, Apa Itu? 

Formula dan Cara Menghitung Altman Z Score

Formula Altmans Z Score (ReserchGate)
Formula Altmans Z Score (ReserchGate)

Formula Altman Z-Score terdiri dari lima rasio keuangan yang telah diberi bobot tertentu berdasarkan analisis statistik yang dilakukan oleh Professor Altman. Berikut formula yang dimaksud.

Z-Score = 1.2A + 1.4B + 3.3C + 0.6D + 1.0E

Keterangan:

·      A adalah Rasio Modal Kerja terhadap Total Aset (Working Capital/Total Assets): Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menutupi kewajiban jangka pendek dengan asetnya.

·      B adalah Rasio Modal Kerja terhadap Laba Operasional (Retained Earnings/Total Assets): Menilai penggunaan laba ditahan dalam membiayai aset.

·      C adalah Rasio Laba Operasional terhadap Total Aset (EBIT/Total Assets): Menunjukkan efisiensi penggunaan aset dalam menghasilkan laba operasional (sebelum bunga dan pajak).

·      D adalah Rasio Pasar Modal (Market Value of Equity/Book Value of Total Liabilities): Mengukur hubungan antara nilai pasar ekuitas dan nilai buku utang perusahaan.

·      E adalah Rasio Penjualan terhadap Total Aset (Sales/Total Assets): Menunjukkan efisiensi perusahaan dalam menghasilkan penjualan dari asetnya.

Formula Z-Score memberikan skor berdasarkan kombinasi bobot dari kelima rasio tersebut. Skor akhir dari hasil penjumlahan bobot dapat digunakan untuk membagi perusahaan ke dalam tiga kategori, yaitu sebagai berikut.

·      Skor di bawah 1,8: Menunjukkan risiko tinggi kebangkrutan.

·      Skor antara 1,8 dan 3: Menunjukkan zona abu-abu atau peringatan.

·      Skor di atas 3: Menunjukkan risiko rendah kebangkrutan.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, hanya  Z-Score yang mendekati 0 yang mengindikasikan bahwa sebuah perusahaan kemungkinan besar mengalami masalah keuangan. Dalam sebuah perkuliahan pada tahun 2019 yang berjudul "50 Years of the Altman Score," Profesor Altman sendiri mencatat bahwa data terbaru menunjukkan bahwa 0—bukan 1,8—adalah angka yang semestinya membuat investor khawatir tentang kekuatan keuangan perusahaan.

Baca juga: Mengenal Indikator RSI Saham, Manfaat, dan Cara Membacanya 

Manfaat Altman Z Score Bagi Investor 

Manfaat Altman Z Score Bagi Investor 
Manfaat Altman Z Score Bagi Investor 

Investor dapat menggunakan Altman Z-Score untuk menentukan apakah harus membeli atau menjual saham jika masih ragu tentang kekuatan keuangan dasar perusahaan. Investor bisa mempertimbangkan untuk membeli saham jika nilai 

Altman Z Score lebih mendekati 3, dan menjual atau melakukan sorting saham jika nilainya lebih mendekati 1,8. Skor mendekati 3 bisa diartikan sebagai indikasi keuangan yang lebih kuat, yang membuat saham perusahaan tersebut menarik bagi investor.

Z-Score juga dapat berfungsi sebagai sinyal peringatan dini terhadap potensi masalah keuangan suatu perusahaan. Jika skor mengalami penurunan signifikan dari periode sebelumnya, ini bisa menjadi tanda untuk melakukan penelitian lebih lanjut atau mempertimbangkan pengurangan eksposur investasi.

Selain itu, Z Score dapat dibandingkan dengan rata-rata industri untuk mendapatkan perspektif lebih luas. Jika skor suatu perusahaan jauh di bawah rata-rata industri, hal ini dapat menjadi pertimbangan serius bagi investor.

Kendati demikian, Altman Z Score hanyalah satu dari banyak faktor yang perlu dipertimbangkan oleh investor. Meskipun dapat memberikan wawasan yang berharga, keputusan investasi sebaiknya tetap didasarkan pada analisis menyeluruh yang mencakup berbagai aspek keuangan dan non-keuangan dari suatu perusahaan.

Baca juga: Mengenal SVBI, Jurus Baru Bank Indonesia Menjaga Nilai Tukar Rupiah 

Jadi, sudah siap memutuskan berinvestasi menggunakan metode Altman? Agar lebih mudah, kamu juga bisa melihat rekomendasi saham-saham terbaik melalui aplikasi investasi  BMoney. Lewat aplikasi ini, kamu bisa menentukan jenis investasi sesuai preferensimu seperti saham atau reksa dana. 

Selain aman dan terpercaya lantaran sudah terdaftar dan diawasi OJK, BMoney juga menyediakan banyak fitur menarik yang memungkinkanmu mendapat return optimal tetapi minim risiko. Kamu juga bisa memantau pergerakan harga saham secara real time, menyimpan saham-saham favoritmu dalam watchlist, dan paling penting, bisa memulai investasi hanya dengan modal terjangkau mulai Rp10 ribu. 

Jadi, tunggu apa lagi? Segera download aplikasi BMoney di  Play Store atau App Store.

 

Artikel menarik lainnya

reksadana_hero_image

Selalu update bareng komunitas investor BMoney!