Libur lebaran telah usai, sementara di belahan dunia lain tensi geopolitik kian meruncing. Bagaimana pasar menghadapi isu global selama sepekan kedepan?
Baca juga: Pengertian Dividen Payout Ratio Dan Cara Menghitungnya
Simak detailnya pada rangkuman weekly roundup edisi minggu ketiga April ini.
Kilas Balik Minggu Lalu
IHSG Terkoreksi 0,03% ke 7.286
IHSG terkoreksi 0,03% ke level 7.286,882 sepanjang minggu lalu, dengan investor asing mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp11,41 triliun di seluruh pasar.
Koreksi ini terutama dibebani oleh sektor keuangan (-3,51%), seiring 4 big banks menguasai laggardboard - BBRI (-6,61%), BMRI (-5,86%), BBNI (-10,17%), dan BBCA (-2,48%). Sepuluh penjualan bersih asing teratas selama pekan lalu adalah BBRI, BMRI, BBCA, TLKM, BBNI, ASII, KLBF, SMGR, ADRO and JSMR.
Imbal Hasil Obligasi AS 10 Tahun Naik 11,70bps
Di pasar pendapatan tetap, imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun naik 11,70bps ke level 4,52%, sementara obligasi pemerintah Indonesia tenor 10 masih di level 6,72%. Emas ANTAM menguat 3,52% menjadi Rp1.324.000/gram dan rupiah melemah terhadap dolar AS sebesar 1,45% ke Rp16.117.
Inflasi AS lebih panas dari perkiraan
CPI AS di bulan Maret tercatat berada pada level 3,5% YoY, lebih tinggi dari bulan sebelumnya di level 3,2% YoY. Begitu pula core CPI AS yang naik untuk ketiga kalinya secara berturut-turut di level 3,8% YoY pada Maret.
Baca juga: Pengertian Konsolidasi Saham dan Cara Menghadapinya
Peningkatan level CPI AS serta penguatan pada pasar tenaga kerja AS menyebabkan pasar berekspektasi bahwa FOMC baru akan memangkas suku bunganya di September nanti sebesar 25bps, mengindikasikan bahwa tahun ini pemangkasan suku bunga Fed akan sebanyak 50bps.
Inflasi Tahunan RI Perlahan Naik
Inflasi tahunan Indonesia merangkak naik ke level 3,05% di Maret, lebih tinggi dari bulan Februari yang berada di level 2,75%. Meski begitu, level ini masih berada pada kisaran target BI yang sebesar 1,50%-3,5%.
Outlook Pekan Ini
Tensi Geopolitik Iran-Israel
Tensi geopolitik kembali menjadi fokus utama pasar di minggu ini, terutama setelah serangan yang dilakukan oleh Iran pada Israel di 13 April lalu. Meski begitu, kemungkinan retaliasi dari AS kepada Iran terbilang cukup kecil.
Laporan ekonomi utama minggu ini mencakup pidato anggota FOMC Daly (16/4), neraca dagang Indonesia (16/4), pidato Ketua Fed Powell (17/4), pidato Gubernur BoE Bailey (17/4), dan rilis data CPI Uni Eropa (17/4).
Berita Emiten Terkini
MHKI
PT Multi Hanna Kreasindo Tbk. (MHKI) melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering / IPO) dengan memasang harga Rp160 per saham.
Baca juga: Investor Wajib Tahu! 3 Indikator untuk Mengukur Kesehatan Perekonomian
WIFI
PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) mencatat pendapatan sebesar Rp439,3 miliar dengan laba bersih sebesar Rp58,25 miliar.
SBMA
Emiten gas industri PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk. (SBMA) mencetak laba bersih yang meningkat 5,53% menjadi Rp4,73 miliar dengan pendapatan Rp113,36 miliar atau naik 9,38% dibandingkan periode 2022 yang hanya Rp103,64 miliar.
ATLA
PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk (ATLA) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini (16/4). ATLA menjadi perusahaan tercatat ke-20 di BEI pada tahun 2024.
Kinerja Aset Pekan Lalu
Baca juga: 20 Cara Legal Dapat Uang 500rb Sehari, Modal Hp dan Internet!
Kalender Ekonomi Pekan Ini
Senin
19.30: Retail Sales AS
Selasa
07.00: Pidato Anggota FOMC Daly
11.00: Neraca Dagang Indonesia
19.30: Building Permits AS
Baca juga: Harga 1 Lot Saham BCA Terbaru, Tertarik Investasi?
Rabu
00:00: Pidato Gubernur BoE Bailey
00:15: Pidato Ketua Fed Powell
06.50: Neraca Dagang Jepang
11.00: Retail Sales Indonesia
13.00: CPI UK Maret
16.00: CPI EU Maret
21.30: Crude Oil Inventories AS
Kamis
19:30: Initial Jobless Claims AS
19.30: Indeks Manufaktur Fed AS
21.00: Existing Homes Sales AS
Baca juga: Kinerja dan Prospek Saham ASSA, Potensi Besar di Pasar E-Commerce
Jumat
04.45: Pidato Anggota FOMC Bostic
13.00: Retail Sales UK
Strategi Investasi Pekan Ini
Pada kondisi pasar yang penuh euforia dan reaktif menjelang prospek penurunan suku bunga, volatilitas menjadi tren utama. Pemantauan indikator-indikator ekonomi utama seperti NFP, klaim pengangguran awal, dan tingkat pengangguran serta PCE atau CPI AS tetap penting untuk dilakukan.
Rilis suku bunga AS berikutnya pada 1 Mei 2024 dan respon pasar atas hasil resmi Pemilu Indonesia yang telah diumumkan 20 Maret lalu akan menjadi katalis utama pasar pada Q2.
Rekomendasi Produk BMoney (Performa 3 Bulan per 5 April 2024)
Reksa Dana Pendapatan Tetap
Syailendra Pendapatan Tetap Premium | +1,54% |
Ashmore Dana USD Nusantara | -0,30% |
Reksa Dana Saham
Sucorinvest Equity Fund | -0,33% |
Trim Kapital Plus | -0,12% |
Reksa Dana Indeks
BNP Paribas Cakra Syariah USD Kelas RK1 | +5,88% |
Baca juga: Pola Ascending Triangle: Panduan untuk Mengenali Tren Positif Saham
Disclaimer: Kinerja masa lalu tidak mencerminkan proyeksi kinerja yang akan datang. Calon pemodal wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana. Investasi reksa dana mengandung risiko, pelajari sebelum berinvestasi.