Bayangkan memiliki kesempatan untuk berinvestasi di sebuah perusahaan telekomunikasi raksasa yang sedang mengalami transformasi besar-besaran, dengan potensi pertumbuhan yang luar biasa.
Baca juga: Analisis Kinerja Keuangan dan Harga Saham PT XL Axiata Tbk (EXCL)
PT Indosat Tbk (ISAT) sedang berada di puncak perubahan ini, dengan rencana stock split yang dapat membuka peluang emas bagi para investor.
Tapi, apakah langkah ini cukup untuk mengangkat saham ISAT ke level yang lebih tinggi? Dan bagaimana kinerja keuangan perusahaan ini hingga kini?
Mari kita kupas lebih dalam untuk melihat apakah ISAT layak menjadi bintang dalam portofolio investasi Anda.
Performa dan Kinerja Keuangan Indosat (ISAT)
PT Indosat Tbk (ISAT) kembali mencatatkan kinerja yang mengesankan sepanjang paruh pertama 2024. Pendapatan yang dibukukan mencapai Rp 27,98 triliun, meningkat signifikan sebesar 13,38% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Kenaikan ini tidak terlepas dari bertambahnya jumlah pelanggan yang kini mencapai 100,9 juta. Pertumbuhan ini juga sejalan dengan peningkatan trafik internet sebesar 13,4% year-on-year, yang memperlihatkan betapa tingginya permintaan terhadap layanan data dari Indosat.
Tidak hanya pendapatan yang naik, tetapi EBITDA perusahaan juga tumbuh lebih cepat, mencatat peningkatan 17,8% YoY menjadi Rp 13,412,2 miliar.
Hal ini menunjukkan kemampuan Indosat dalam mengelola biaya operasionalnya dengan baik, sehingga mampu meningkatkan margin EBITDA hingga 47,9%.
Baca juga: 5 Level Trader Saham, Kamu Ada di Mana?
Angka ini merupakan indikasi kuat bahwa perusahaan dapat dengan efisien mengubah pendapatan menjadi keuntungan.
Sementara itu, belanja modal (capital expenditure) Indosat pada semester I 2024 tercatat sebesar Rp 4,52 triliun.
Mayoritas dari belanja modal ini, yakni 89,8%, dialokasikan untuk memperkuat bisnis selular, khususnya dalam memenuhi lonjakan permintaan layanan data yang terus meningkat.
Tidak hanya berfokus pada peningkatan jaringan, Indosat juga sedang dalam proses transformasi menjadi AI Native TechCo, sebuah langkah strategis untuk memanfaatkan teknologi canggih demi inovasi dan pertumbuhan masa depan.
Stock Split: Langkah Strategis Indosat Tbk
Menghadapi persaingan yang semakin ketat di sektor telekomunikasi, Indosat berencana melakukan stock split dengan rasio 1:4.
Ini berarti setiap pemegang satu lembar saham akan memiliki empat lembar saham baru setelah pemecahan saham ini dilakukan.
Dengan adanya stock split ini, jumlah saham yang beredar akan meningkat dari 8,06 miliar menjadi 32,25 miliar lembar dengan nilai nominal baru sebesar Rp 25 per saham.
Harapannya, stock split ini dapat meningkatkan likuiditas saham ISAT di pasar serta menarik lebih banyak minat dari kalangan investor ritel, khususnya mereka yang lebih muda.
Baca juga: Daftar Saham Sektor Properti Terbaik di Indonesia
Sejumlah analis memberikan pandangan positif terhadap langkah ini. William Hartanto, praktisi pasar modal, mencatat bahwa saham ISAT saat ini masih berada dalam tren penguatan.
Ia merekomendasikan strategi "buy on weakness" saat harga saham mendekati support di kisaran Rp 10.150, dengan target resistance di Rp 11.975.
Pendapat senada disampaikan oleh Abdul Haq Alfaruqy, analis dari Stocknow.id. Menurutnya, stock split akan membuat saham ISAT lebih kompetitif, dengan proyeksi harga pasca-split berada di kisaran Rp 2.800-3.000 per saham.
Langkah ini dipandang sebagai strategi yang tepat, mengingat minat investor terhadap sektor telekomunikasi sedang meningkat.
Harga Saham ISAT dan Proyeksi Pasca-Stock Split
Pada perdagangan Jumat, 24 Agustus 2024, saham ISAT ditutup pada harga Rp 10.600 per lembar, tanpa perubahan dari sesi sebelumnya.
Baca juga: 8 Rekomendasi Saham Teknologi Versi BEI Tahun 2024
Secara mingguan, saham ini mengalami penurunan sebesar 5,36%, namun tetap mencatat kenaikan 13,07% sepanjang tahun ini (year to date). Meskipun ada koreksi dalam jangka pendek, tren kenaikan jangka panjang masih terlihat cukup kuat.
Dengan adanya stock split yang akan datang, harga saham ISAT diperkirakan akan berada di kisaran Rp 2.800-3.000 per lembar.
Pertimbangan ini didasarkan pada kinerja keuangan yang terus tumbuh, transformasi teknologi yang sedang berjalan, serta peningkatan likuiditas yang diharapkan dari pemecahan saham ini.
Baca juga: Cara Screening Saham Untuk Trader dan Investor. Begini Caranya!
Sebagai penutup, jika Anda sedang mencari platform yang andal untuk berinvestasi di pasar saham dan reksa dana, BMoney dapat menjadi solusi yang tepat.
BMoney supported by CGS International Sekuritas Indonesia memudahkan Anda untuk melakukan investasi dengan fitur yang user-friendly dan beragam pilihan produk investasi.