Saat ini, pasar keuangan global sedang diperhatikan secara intens, terutama setelah testimoni terbaru dari Ketua Federal Reserve, Jerome Powell. Pentingnya testimoni tersebut, memberikan dampak yang signifikan terhadap IHSG.
Baca juga: Macam-Macam Kriteria Investasi untuk Mengukur Imbal Hasil Investor
Dalam konteks volatilitas yang meningkat, analisis mendalam ini akan membantu para investor memahami pergerakan pasar dan menyesuaikan strategi mereka dengan bijaksana.
Kilas Balik Bulan Lalu
Pasar Saham Global Pada Posisi Zona Hijau
Pasar saham global ditutup mayoritas pada zona hijau di akhir Februari. Kinerja luar biasa ini sebagian besar didorong oleh lonjakan pasar saham Asia, terutama dari Tiongkok dan Jepang. S&P 500 dan NASDAQ Composite menguat hingga 5,17% dan 6,12% sepanjang bulan. IHSG pun terkerek 1,50% ke 7.312, yang lebih-kurang ditopang oleh reli Pilpres lalu.
Bulan Februari juga ditutup dengan semarak pasar negara maju yang menunjukkan pergerakan positif, mulai dari data PCE inti AS yang sesuai dengan target, pertumbuhan ekonomi Kanada yang semakin baik, serta penurunan angka inflasi di Jerman.
Sementara itu, Tiongkok masih menunjukkan adanya kontraksi di sektor manufaktur selama lima bulan berturut. Di pasar domestik, inflasi Indonesia mulai merayap naik per Februari lalu, meski masih berada di dalam kisaran level yang ditargetkan oleh Bank Indonesia.
Baca juga: Begini Cara Menghitung ROI Beserta Contohnya
Imbal Hasil UST10Y Naik Hingga 33,2bps
Imbal hasil UST10Y melompat hingga 33,2bps ke level 4,25%, begitupun imbal hasil INDOGB10Y yang naik 1,9bps ke level 6,71%. Harga emas ANTAM merosot 0,52% ke Rp1.138.000/gr, sementara IDR menguat 0,38% terhadap USD ke Rp15.708. Harga batu bara naik 11,02% ke US$131,0/MT, sementara harga minyak mentah WTI terus meningkat 3,11% ke US$78,2/bbl.
Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund Meraih Kinerja Tertinggi di BMoney
Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund meraih kinerja tertinggi di BMoney pada bulan Februari, dengan apresiasi 3,38%. Kenaikan ini terutama didorong oleh saham-saham perbankan jumbo yang banyak dibeli asing terutama selama reli Pemilu. Masih dari Syailendra, Syailendra Equity Opportunity Fund menempati posisi kedua dengan apresiasi 3,32%. Sementara itu, di jajaran reksa dana berdenominasi dolar AS, Manulife Saham Syariah Asia Pasifik Dollar AS memimpin dengan apresiasi 2,75%, diikuti oleh BNP Paribas DJIM Global Technology Titans 50 Syariah USD dengan apresiasi 2,31%.
Outlook Bulan Ini
Pasar Saham AS Mencetak Kinerja yang Gemilang
Pasar saham AS mencetak kinerja yang sangat mengesankan sejak awal tahun hingga akhir Februari. Secara historis, rekam jejak S&P 500 di bulan Maret dan April pun gemilang. Analis Wall Street memproyeksikan akan ada kenaikan sekitar 8% untuk indeks S&P 500 dalam 12 bulan.
Baca juga: Simak Harga Saham BBHI dan Riwayat Kinerjanya
Investor pun mengantisipasi upaya pemerintah Tiongkok untuk merevitalisasi perekonomian. Pada tanggal 5 Maret 2024, telah diumumkan bahwa Tiongkok menargetkan pertumbuhan ekonomi sekitar 5% tahun ini.
Rilis Laporan Keuangan dan Pengumuman Dividen dalam Negeri
Di dalam negeri, rilis laporan keuangan dan pengumuman dividen terutama di sektor perbankan, telekomunikasi, dan otomotif bulan ini menjadi katalis menarik bagi IHSG.
Berita Emiten Terkini
JKON
PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk (JKON) mencatatkan laba Rp237,47 miliar di tahun 2023, naik 18,29% dari laba tahun 2022 yang sebesar Rp200,75 miliar.
KIJA
PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) melakukan pinjaman ke Bank China Construction Bank Indonesia (CCBI) sebesar Rp149,08 miliar untuk proyek liquid natural gas (LNG) plant.
BJBR
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk atau Bank BJB (BJBR) membukukan laba bersih senilai Rp1,72 triliun sepanjang 2023.
Baca juga: Mengenal Standar Deviasi dan Pentingnya bagi Investasi
SMLE
Emiten bahan kimia spesial PT Sinergi Multi Lestarindo Tbk (SMLE) menargetkan penjualan bahan baku flavor untuk liquid vape dapat menyumbang omset yang lebih besar untuk tahun 2024.
Kinerja Aset Pekan Lalu
Baca juga: Daftar Istilah dalam Margin Trading yang Jadi Catatan Penting Investor Saham
Kalender Ekonomi Pekan Ini
Senin
23:00: Pidato Anggota FOMC Harper
Selasa
20.30: CPI Inti Tokyo
21.45: PMI Jasa S&P Global AS
22.00: PMI Non-Manufaktur ISM AS
Rabu
17.00: Spring Forecast Statement UK
22.00: Testimoni Jerome Powell
22.00: JOLTs Job Openings AS
22.30: Crude Oil Inventories AS
Kamis
20.15: Deposit Facility Rate ECB
20.15: Suku Bunga ECB
20.30: Initial Jobless Claims AS
22.00: Testimoni Jerome Powell
Jumat
10.00: IKK Indonesia
20.30: Average Hourly Earnings AS
20.30: Nonfarm Payrolls AS
20.30: Tingkat Pengangguran AS
Baca juga: Pasar Primer dan Pasar Sekunder: Pengertian dan Perbedaannya
Strategi Investasi Bulan Ini
Pada kondisi pasar yang penuh euforia dan reaktif menjelang prospek penurunan suku bunga, volatilitas menjadi tren utama. Pemantauan indikator-indikator ekonomi utama seperti NFP, klaim pengangguran awal, dan tingkat pengangguran serta PCE atau CPI AS tetap penting untuk dilakukan.
Sentimen reli Pemilu perlahan digantikan dengan rilis laporan keuangan dan pengumuman dividen.
Menjelang rapat FOMC berikutnya pada 20 Maret, investor dapat melakukan diversifikasi dengan metode bottom-up untuk memaksimalkan potensi cuan.
Rekomendasi Produk BMoney
(Performa 1 Bulan per 29 Februari 2024)
Reksa Dana Pendapatan Tetap
Syailendra Pendapatan Tetap Premium | +0,52% |
Reksa Dana Saham
Manulife Saham Syariah Asia Pasifik Dollar AS | +2,75% |
Ashmore Dana Progresif Nusantara | +1,47% |
Reksa Dana Indeks
Syailendra MSCI Indonesia Value Fund Index Kelas A | +3,38% |
BNP Paribas Titans 50 Syariah USD | +2,31% |
Baca juga: 5 Cara Mendapatkan Uang 25 Juta dalam Sehari dan Cara Mengelolanya
Disclaimer: Kinerja masa lalu tidak mencerminkan proyeksi kinerja yang akan datang. Calon pemodal wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana. Investasi reksa dana mengandung risiko, pelajari sebelum berinvestasi.