Seperti pekan sebelumnya, pada pekan lalu pun pergerakan IHSG masih cenderung negatif. Bagaimana dengan tren untuk seminggu ke depan?
Simak gambarannya pada rangkuman weekly roundup minggu ini. Edisi 29 April - 3 Mei 2024.
Baca juga: Ini Harga Saham HMSP yang Rutin Bagi-Bagi Dividen
Kilas Balik Minggu Lalu
IHSG Terkoreksi 0,72% ke 7.036
IHSG terkoreksi 0,72% ke level 7.036,075 sepanjang minggu lalu, dengan investor asing mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp4,49 triliun di seluruh pasar.
Koreksi ini terutama dibebani oleh sektor bahan baku (-3,37%) yang disusul dengan sektor transportasi & logistik (-3,17%).
Sepuluh penjualan bersih asing teratas selama pekan lalu adalah BBRI, TLKM, ASII, AMMN, INCO, ICBP, ISAT, ADRO, UNTR dan MDKA.
Imbal Hasil Obligasi Pemerintah AS dan RI Tenor 10 Tahun Turun
Di pasar pendapatan tetap, imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun turun 4,00bps ke level 4,66%, begitupun obligasi pemerintah Indonesia tenor 10 tahun yang juga turun 15,40bps ke level 7,29%.
Emas ANTAM melemah 1,93% menjadi Rp1.319.000/gram, sementara rupiah melemah terhadap dolar AS sebesar 0,16% ke Rp16.242.
BI Menaikkan Tingkat Suku Bunga
Pekan lalu, Bank Indonesia secara tak terduga menaikkan tingkat suku bunga 7-day reverse repurchase sebesar 25bps menjadi 6,25% pada rapat 23 dan 24 April 2024 lalu.
Baca juga: Inilah Hukum Investasi dalam Islam Serta Jenis Investasi yang Sesuai Syariah
Hal ini ditujukan untuk meningkatkan stabilitas nilai tukar rupiah terhadap risiko memburuknya perekonomian global dan memastikan bahwa inflasi tetap sesuai target 2,5±1% pada tahun 2024 dan 2025.
Perekonomian AS Tumbuh 1,6% YoY Q1 2024
Perekonomian AS tumbuh sebesar 1,6% secara tahunan pada Q1 2024, turun jauh dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang berada pada level 3,4%, serta berada jauh di bawah level konsensus yang sebesar 2,5%.
Perkiraan tersebut menandai pertumbuhan PDB AS terendah sejak kontraksi pada paruh pertama tahun 2022.
Outlook Pekan Ini
Minggu Menjelang Rapat Federal Reserve
Minggu ini adalah minggu yang krusial menjelang rapat The Fed. Investor akan fokus mengamati pertumbuhan ekonomi global, terutama AS.
Pernyataan kebijakan suku bunga dari FOMC akan sangat ditunggu, dengan ekspektasi pasar menunjukkan 97% probabilitas penahanan tingkat suku bunga oleh Fed pada rapat nanti.
Sesi Q&A Ketua Fed Jerome Powell juga akan dipantau oleh pasar untuk mengetahui arah pasti kapan The Fed akan menurunkan suku bunganya.
Baca juga: Kinerja Saham MYOR, Apakah Layak Koleksi Tahun Ini?
Laporan Ekonomi Utama Minggu Ini
Laporan ekonomi utama minggu ini meliputi:
- Keputusan Suku Bunga The Fed (2/5)
- Rilis Data FDI Indonesia (29/4)
- CPI Uni Eropa (30/4)
- Nonfarm Payrolls AS (1/5)
- Inflasi Indonesia (29/4)
- Notulen Rapat BOJ (2/5)
Kinerja Aset Pekan Lalu
Baca juga: WAPERD: Pengertian, Fungsi, Tugas, dan Syarat Perizinannya
Kalender Ekonomi Pekan Ini
Senin
14.00: FDI Indonesia
Selasa
08.30: PMI Manufaktur Tiongkok
16.00: CPI Uni Eropa
21:00: CB Consumer Confidence AS
Rabu
19:15: Nonfarm Employment AS
20:45: PMI Manufaktur S&P Global AS
21.00: PMI Manufaktur ISM AS
21.00: JOLTs Job Openings AS
21.00: Crude Oil Inventories AS
Kamis
01:00: Pernyataan FOMC
01.00: Suku Bunga Fed
06.50: Minutes Pertemuan BoJ
11.00: Inflasi Indonesia
19.30: Initial Jobless Claims AS
Jumat
19.30: Nonfarm Payrolls AS
19.30: Tingkat Pengangguran AS
Baca juga: Pengertian Pemegang Saham, Hak dan Kewajiban juga Bedanya dengan Investor
Strategi Investasi Pekan Ini
Pada kondisi pasar yang penuh euforia dan reaktif menjelang prospek penurunan suku bunga, volatilitas menjadi tren utama.
Pemantauan indikator-indikator ekonomi utama seperti NFP, klaim pengangguran awal, dan tingkat pengangguran serta PCE atau CPI AS tetap penting untuk dilakukan.
Rilis suku bunga AS berikutnya pada 1 Mei 2024 dan respon pasar atas hasil resmi Pemilu Indonesia yang telah diumumkan 20 Maret lalu akan menjadi katalis utama pasar pada Q2.
Rekomendasi Produk BMoney (Performa 3 Bulan per 26 April 2024)
Reksa Dana Pendapatan Tetap
Syailendra Pendapatan Tetap Premium | +0,24% |
Ashmore Dana USD Nusantara | -2,45% |
Reksa Dana Saham
Sucorinvest Equity Fund | -3,14% |
Trim Kapital Plus | -2,44% |
Reksa Dana Indeks
BNP Paribas Cakra Syariah USD Kelas RK1 | +1,03% |
Baca juga: Pola Ascending Triangle: Panduan untuk Mengenali Tren Positif Saham
Disclaimer: Kinerja masa lalu tidak mencerminkan proyeksi kinerja yang akan datang. Calon pemodal wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana. Investasi reksa dana mengandung risiko, pelajari sebelum berinvestasi.